Advertisement
Hujan Akibatkan Jalan Ambles dan Talut Longsor
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pembangunan jembatan Jeruklegi di Kalurahan Katongan, Nglipar selesai dibangun pada akhir September lalu. Namun, pada saat ini sudah terlihat ada kerusakan akibat guyuran air hujan yang membuat jalan di sekitar jembatan ambles sedalam 20 sentimeter.
Salah seorang warga Dusun Jeruklegi, Ari Sudarsono mengatakan, warga senang dengan adanya jembatan baru di Jeruklegi yang melintas di aliran Kali Oya. Proyek ini sudah selesai dibangun di akhir September lalu. Meski demikian, akibat guyuran air hujan membuat sisi utara jalan di jembatan mengalami ambles.
Advertisement
Menurut dia, meski ada kerusakan, jembatan masih bisa dilewati. Hanya saja, warga yang melintas harus berhati-hati agar tidak mengalami kecelakaan. “Kira-kira sedalam 20 sentimeter. Harapannya bisa segera diperbaiki sehingga akses warga tidak tergangggu,” kata Ari, Rabu (4/11/2020).
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki saat dikonfirmasi kemarin tidak menampik adanya kerusakan di Jembatan Jeruklegi. Hanya saja, sambung dia, berdasarkan pantauan di lapangan kerusakan tidak menyangkut pada infrastruktur jembatan, tapi karena jalan penghubung jembatan yang ambles. “Kalau konstruksinya bagus dan tidak ada masalah. kerusakan hanya terjadi pada jalan karena guyuran hujan mengakibatkan tanah ambles,” katanya.
Baca juga: Covid-19 Pukul Telak Pondok Pesantren
Menurut Edy, kerusakan jalan ini sudah dilaporkan ke rekanan yang mengerjakan proyek. Rencananya kerusakan tersebut juga akan segera diperbaiki karena masih dalam masa pemeliharaan. “Rekanan sudah berjanji akan memperbaiki jalan di jembatan yang ambles,” katanya.
Edy menuturkan, Jembatan Jeruklegi dibangun dengan anggaran sekitar Rp9 miliar. Pembangunan merupakan bagian dari rehabilitasi dan rekonstruksi akibat Badai Cempaka di akhir 2017 lalu. “Kami dapat bantuan sekitar Rp75 miliar dan salah satunya untuk membangun Jembatan Jeruklegi,” katanya.
Longsor Putus Askes Warga di Bunder
Sementara itu, intensitas hujan yang terus meningkat harus diwaspadai oleh masyarakat. Akibat hujan yang terus mengguyur pada Selasa (3/11/2020) sore mengakibatkan talut sepanjang 10 meter dan tinggi empat meter di Dusun Widoro Lor, Bunder, Patuk. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun longsoran membuat akses 12 Kepala Keluarga di wilayah tersebut menjadi terganggu.
“Tidak hanya longsoran tanah, tapi ada rumpun bambu yang ambruk dan menutup jalan sehingga akses masyarakat jadi terganggu,” kata Edy.
Baca juga: Santri NU-Umat Paroki Perkokoh Persaudaraan
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan cek lokasi dan memberikan bantuan logistik kepada warga untuk kerja bakti. “Sudah mulai dibersihkan oleh masyarakat. Yang jelas, longsoran tidak menimbulkan korban jiwa,” katanya.
Edy menuturkan, masyarakat di zona rawan longsor diharapkan untuk terus waspada karena intensitas hujan yang semakin tinggi. “Kami sudah petakan. Zona rawan longsor ada di lima kapanewon di sisi utara mulai dari Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen hingga Semin,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kemendagri Sebut Dana Desa Bisa Digunakan untuk Pemberantasan Narkoba
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Program Desentralisasi Sampah, Ini Harapan DPRD Jogja
- Viral Sampah Menumpuk Selama Seminggu di Pasar Beringharjo Timur, Sudah Diangkut Sisakan Bau Menyengat
- MPBI DIY Bakal Mengawal Penyaluran THR Lebaran yang Belum Tuntas
- 391 Jamaah Haji Kota Jogja Akan Berangkat Dalam 3 Kloter
- Januari-April, Belasan Anak di Jogja Terpapar Kasus Flu Singapur, Berikut Gejalanya
Advertisement
Advertisement