Advertisement

Penularan Covid-19 di Jogja Paling Banyak Terjadi di dalam Keluarga

Hafit Yudi Suprobo
Kamis, 12 November 2020 - 09:17 WIB
Nina Atmasari
Penularan Covid-19 di Jogja Paling Banyak Terjadi di dalam Keluarga Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Perkembangan kasus Covid-19 dari dampak libur panjang belum ditemui tanda-tanda yang cukup signifikan. Kasus masuk didominasi penularan di keluarga akibat dari aktivitas salah satu anggota keluarga.

Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Jogja, Heroe Poerwadi secara detail belum dapat laporan secara pengembangan kasus per wilayah. Namun dia menuturkan, jika dilihat dari perkembangannya satu per satu kasusnya muncul dalam keluarga.

Advertisement

"Kebanyakan ada dalam keluarga, kedua lalu dalam beberapa perkantoran, kebetulan perkantoranya tidak di kota Jogja yang kemudian ada dua atau tiga yang menularkan ke keluarga," terangnya pada Rabu (11/11/2020).

Baca juga: Diprotes Banyak Kalangan, Uji Coba Pedestrian Malioboro Diubah

Diamati dari polanya, Heroe mengatakan tidak ada kasus yang masuk dalam rantai klaster tertentu. Hanya saja, jika kasus masuk ke dalam keluarga maka sebarannya akan banyak. "Selama ini yang saya pahami adalah masing-masing [tidak ada klaster], tapi ketika melibatkan keluarga maka yang kena banyak," tuturnya.

Wilayah Umbulharjo terpantau hingga hari ini ada 25 orang yang masih terkonfirmasi positif Covid-19 atau sekitar 50 persen dari 55 kasus konfirmasi positif yang masih jalani perawatan. "Jadi memang Umbulharjo banyak, tapi tidak dalam satu klaster," terang Heroe.

Saat ini Heroe telah mengerahkan wilayah untuk meningkatkan perhatian terhadap sebaran kasus. Termasuk di Mantrijeron pun Heroe sudah meminta karena lingkungan sekitar ada yang banyak kasus (klaster pondok Bantul) , maka puskesmas dan surveillance harus memperluas cakupannya. "Maka termasuk Umbulharjo ada kasus banyak, namun tidak dalam satu klaster saya kira juga perlu perhatian," jelasnya.

Menyangkut kemungkinan potensi naiknya kasus dampak libur panjang, Heroe belum menemukannya hingga saat ini. "Beberapa hari terakhir saya mencermati apakah ada potensi peningkatan kasus karena libut sampai sekarang masih belum menemukan. Saya mencermati apakah habis libur panjang yang kemarin itu ada jejak yang ditinggalkan, saya lihat kasus itu dari kantor, kemudian menular ke keluarga atau orang yang baru bepergian dari luar kota kembali ke Jogja," imbuhnya.

Baca juga: Sterilkan Jalur Evakuasi Merapi, Petugas Pasang LPJU & Bidik Truk Pasir

Masih adanya klaster di kalangan keluarga, sebelumnya Ahli Epidemiologi UGM, Riris Andono Ahmad sudah mewanti-wanti untuk menerapkan beberapa protokol saat di rumah. Meski Riris mengakui bahwa untuk menerapkan protokol kesehatan dalam rumah tangga memang agak sulit karena selalu bersama dan kontak sangat erat. "Saya kira yang pasti begitu ada keluarga yang salah satu anggotanya terinfeksi positif anggota keluarga tersebut harus dengan sadar diri mengisolasi dirinya," jelasnya.

Kontak berulang menurut Riris menyebabkan potensi transmisi tinggi. Dia menjelaskan ada skema VDJ (Ventilasi Durasi Jarak) yang menjadi dasar potensi transmisi di lingkungan keluarga. Tiga aspek itu lah yang membuat dosis paparannya.

Riris mengambil contoh jika jarak antar orang dekat namun ventilasi baik seperti di lingkungan outdoor atau luar ruangan, maka risiko transmisi akan lebih rendah. "Nah indoor, apalagi di rumah biasanya ventilasinya tidak terlalu baik, durasinya lama dan jaraknya juga dekat, itu yang resep sempurna untuk terjadinya penularan," terangnya.

Salah satu cara yang bisa diterapkan oleh anggota keluarga yang memiliki aktivitas di luar rumah haris benar-benar menerapkan protokol kesehatan. "Pencegahannya ya melakukan protokol, artinya kita harus ingat ada keluarga yang menunggu di rumah, apa pun yang dilakukan di luar rumah ya harus menerapkan protokol," tegasnya.

Upaya pencegahan juga dilakukan saat sampai rumah mulai dari cuci tangan, mandi, dan sebagainya. Namun perilaku taat protokol kesehatan juga dilakukan saat sedang bekerja. "Sampai rumah cuci tangan, mandi, betul itu salah satunya, tapi juga keselamatan misalnya ada rumah cuci tangan anda tapi di luar tidak menerapkan protokol terus terinfeksi ya sama aja," tegas Riris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement