Advertisement

Pengelola Pesantren: Memulangkan Santri Sehat Justru Berisiko

Ujang Hasanudin
Minggu, 29 November 2020 - 14:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Pengelola Pesantren: Memulangkan Santri Sehat Justru Berisiko Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Pengelola Pesantren Sunan Kalijaga Bantul, Beny Susanto menilai pemulangan santri yang sehat dan sudah berada di pondok ke rumah justru beresiko penularan Covid-19 tidak terkendali karena pesantren yang sudah membatasi sementara hubungan sosial dengan orang di luar pesantren menjadi percuma.

“Kalau memulangkan santri yang sehat lebih rawan karena kontak tidak jelas dari luar. Aspek itu yang kita jaga,” kata Beny, Minggu (29/11/2020). Beny yang juga A’wan Syuriah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY itu mengatakan sejauh ini hampir semua pesantren di DIY sudah melakukan pengetatan protokol kesehatan.

Advertisement

Pihaknya tidak memungkiri banyak pesantren yang santrinya terpapar Covid-19 di Bantul, Sleman, Gunungkidul, dan Kulonprogo. Pesantren yang santrinya diketahui positif, langsung dilakukan pembatasan sosial atau lockdown dengan dunia luar.

Baca juga: Tahap Pertama, DIY Dijatah 2,2 Juta Vaksin Covid-19

Para pengasuh pesantren juga sudah kooperatif dan membangun komunikasi dengan satuan tugas (Satgas) penanganan Covid-19 tingkat desa, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi dalam melakukan pembatasan sosial maupun penanganan isolasi santri yang positif.

Saat ini, kata dia, semua pesantren yang santrinya masih di rumah juga belum diperkenankan untuk datang kembali ke pesantren untuk sementara sampai situasi Covid-19 kembali normal. Sementara santri yang sudah ada dalam pondok tetap membatasi dengan masyarakat luar, khususnya bagi pesantren yang santrinya positif Covid-19.

“Santri yang sudah di dalam pondok menjadi tanggung jawab pengasuh. Berbeda dengan santri yang masih di rumah itu menjadi tanggung jawab orang tua,” kata Beny. Jika santri yang sudah dalam pesantren harus dipulangkan, kata dia, mka perlu banyak cara yang ditempuh di antaranya orang tua yang menjemput harus menunjukan surat rapid test. Selain itu pihaknya tidak menjamin santri yang dipulangkan juga aman dari Covid-19 terutama santri dari luar provinsi yang harus menempuh perjalanan jauh kemudian harus mengisolasi lagi di rumah.

Kebijakan yang diambil saat ini adalah pesantren membatasi hubungan dengan luar bahkan orang tua tidak diperkenankan untuk mengengok anaknya sementara sampai situasi normal, “Kiai atau pengasuh bertanggung jawab terhadap santri yang sudah di pondok dan orangtua pun tidak boleh menengok,” ucap dia. Sejauh ini diakui Beny pesantren masih mampu mengatasi persoalan Covid-19 dengan bekerjasama berbagai pihak.

Baca juga: Pramuka DIY Turun Tangan Bantu Tanggulangi Covid-19

Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kantor Kemenag Bantul, Ahmad Sidqi mengatakan, sejauh yang dia pahami soal kemungkinan memulangkan santri yang sehat itu berlaku bagi santri yang belum masuk ke pesantren untuk menunda dulu kedatangan ke pesantren dan pesantren yang santrinya terkonfirmasi ada yang positif dimohon untuk karantina atau lockdown.

“Dan itu yang sudah dilaksanakan oleh beberapa pesantren yang santrinya ada yang terkonfirm positif. Mereka melakukan lockdown bagi santri-santri yang ada di asrama untuk tidak beraktifitas keluar dari asrama pesantren,” ucap pria yang akrab disapa Gus Asid ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024

News
| Jum'at, 19 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement