Advertisement
Dinilai Rendah, KPU Gunungkidul Diminta Naikan Target Partisipasi Pemilih

Advertisement
Harianjogja.com, WONOSARI – KPU Gunungkidul menetapkan partisipasi pemilih di Pilkada tahun ini sebesar 72%. Namun oleh KPU DIY diminta menaikan target tersebut menjadi sebesar 80%.
Anggota KPU Gunungkidul, Supami mengatakan, pihaknya diminta oleh KPU DIY untuk merevisi target partisipasi pemilih. Hal itu disampaikan saat penyampaian perencanaan strategis (renstra) untuk Pilkada 2020.
Advertisement
Di dalam rapat koordinasi ini dijelaskan tentang target partisipasi pemilih di tingkat nasional sebesar 77%. KPU DIY menginginkan pencapaian lebih tinggi dari target nasional sehingga pelaksanaan pemilihan di Bantul, Gunungkidul dan Sleman yaitu sebanyak 80%. “Kami pun mengikuti dengan menaikan target dar 72% jadi 80%,” kata Supami kepada wartawan, Minggu (29/11/2020).
Baca juga: Ada Pendakian ke Bibir Kawah saat Merapi Siaga, Ini Respons BPPTKG
Menurut dia, target baru ini merupakan tantangan bagi KPU Gunungkidul karena pelaksanaan pemilihan tinggal hitungan hari. Terlebih lagi, berdasarkan penyelenggaraan pilkada di tahun-tahun sebelumnya, tingkat partisipasi lebih rendah dibandingkan dengan jumlah pemilih dalam gelaran Pemilu.
Sebagai contoh, sambung Supami, angka partisipasi di Pilkada 2015 hanya sebesar 70,10%. Capaian inilah yang dijadikan pedoman untuk penetapan target paritisipasi di pilkada tahun ini. ia mengungkapkan, pihaknya bersama-sama dengan penyelenggara pemilihan dari tingkat kapanewon sampai kalurahan akan berusaha semaksimal mungkin mencapai target baru tersebut. “Kami harus bekerja ekstra agar angkanya bisa tercapai,” katanya.
Ditambahkan dia, salah satu upaya mencapai target partisipasi pemilih dengan menggencarkan sosialisasi. Sejak awal November dilakukan sosialisasi Pilkada lewat berbagai strategi. Sebagian besar materi dipublikasikan secara daring lewat media sosial, mengingat saat ini masih pandemi COVID-19. “Mudah-mudah target bisa terpenuhi,” katanya.
Ketua KPU Gunungkidul Ahmadi Ruslan Hani mengatakan, untuk sosialisasi pilkada tidak hanya dilakukan melakukan media sosial, maupun spanduk. Pasalnya, juga dilaksanakan dengan menggelar pertemuan terbatas, baik di tingkat kapanewon maupun kalurahan. “Kami undang tokoh-tokoh masyarakat. Diharapkan dengan pertemuan ini, mereka bisa ikut mensosialisasikan pilkada,” katanya.
Baca juga: Pramuka DIY Turun Tangan Bantu Tanggulangi Covid-19
Masa kampanye paslon akan berakhir pada 5 Desember mendatang. Selanjutnya pada mulai 6- 8 Desember masuk dalam masa tenang. Hani mengatakan masa tenang ini akan dioptimalkan untuk sosialisasi ke masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan Pilkada. Hal ini dilakukan agar tingkat partisipasinya bisa mendekati atau melebihi target yang ditetapkan.
“Sebisa mungkin seluruh warga Gunungkidul mengetahui pelaksanaan Pilkada ini. Kami juga akan menyebarkan brosur untuk setiap kepala keluarga sebelum pemilihan dilakukan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Iran Isyaratkan Bersedia Negosiasi Nuklir Jika AS Tidak Lagi Menyerang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Konflik Antarnegara Bisa Berdampak pada Harga Energi di Indonesia
- Liburan Sekolah, Desa Wisata Bisa Menjadi Tujuan Alternatif Berwisata di Gunungkidul
- Kerja Sama Pemda DIY-BSSN Ditingkatkan untuk Keamanan Siber
- Perekrutan Guru dan Tenaga Kependidikan Sekolah Rakyat Harus Sesuai Domisili
- Perpustakaan Kota Jogja Kini Buka hingga Malam Hari, Ini Jadwalnya
Advertisement
Advertisement