Advertisement
Ada Pendakian ke Bibir Kawah saat Merapi Siaga, Ini Respons BPPTKG

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jagat maya dikagetkan oleh unggahan video terkini kondisi kawah Merapi dari hasil pendakian saat berstatus siaga. Merespons video tersebut BPPTKG memastikan pendakian ke puncak Merapi untuk penggambilan gambar sudah tidak diperlukan lagi karena teknologi saat ini sudah memadai.
Beredarnya video tersebut diunggah pertama kali oleh akun @laharbara pada Jumat (27/11/2020). Video tersebut menggambar kondisi kawah puncak Merapi terkini.
Advertisement
BACA JUGA : Rabu Pagi, Terjadi 3 Kali Guguran Material Vulkanik Merapi
“Bayangkan jika kamu yang berada disini, berada 50 meter dari guguran lava, berada sejengkal dari kematian. Batu-batu sebesar gedung berguguran, berjatuhan, tercerai berai. Suaranya melebihi dentum meriam / suara pesawat. Semua ini saya lakukan agar masyarakat lereng merapi paham tentang bahaya merapi, biar selalu waspada. Selalu mengikuti anjuran pihak2 yang terkait.. Merapi, 27-11-2020,” tulis akun @laharbara.
Kepala Seksi Gunung Merapi Agus Budi Santoso merespons adanya pihak yang melakukan pendakian ke Puncak Merapi. Menurutnya misi ke puncak untuk saat ini tidak diperlukan karena sangat berbahaya. “Metode visual kami sudah cukup memadai sehingga tidak diperlukan misi ke puncak yang itu sangat berbahaya,” katanya melalui akun Youtube @BPPTKG Channel dalam Siaran Informasi BPPTKG yang dipantau Harianjogja.com, Minggu (29/11/2020).
Agus Budi menyatakan kejadian pendakian ke puncak tersebut tidak bisa dibenarkan karena dapat membahayakan diri sendiri mengingat kondisi tebing kawah saat ini tidak stabil. Pihaknya sudah mengingatkan masyarakat agar tetap waspada melalui penyebaran video guguran lava 1954 yang volumenya cukup besar.
BACA JUGA : Sebagian Warga Lereng Merapi Memilih Bertahan
“Kejadian kemarin ada teman kita yang mendaki ke puncak itu tidak bisa dibenarkan karena dapat membahayakan diri sendiri, kita tahu dari data pemantauan yang ada kondisi tebing kawah tidak stabil. Beberapa waktu lalu bahkan beredar video yang sengaja kita informasikan kejadian guguran di lava 1954, ini sangat luar biasa volume besar dan merubah morfologi puncak,” katanya.
Ia tidak bisa membayangkan jika berada di puncak dalam kondisi terjadi guguran, sehingga dalam misi mitigasi sekalipun tindakan itu tidak dibenarkan.
BACA JUGA : 139 Ternak di Lereng Merapi Telah Diungsikan
“Kita bisa bayangkan jika kita berada di situ, maka itulah kondisi yang sangat berbahaya, sehingga kami sangat tidak menyarankan misi apa pun meski pun itu alasan mitigasi ke puncak gunung Merapi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tenggelam di Selat Bali, Ini Daftar Penumpang Kapal Tunu Pratama Jaya
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Keputusan MK Pemilu dan Pilkada Dipisah, Ini Respons KPU Sleman
- Gratis! Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Resmi Dibuka Mulai Hari Ini 2 Juli 2025, Waktu Tempuh Hanya 10 Menit
- Jemaah Haji 2025 Asal Sleman: Kloter 65 SOC Pertama Datang di Bumi Sembada
- Pemulangan Jenazah Mahasiswa KKN-PPM UGM Korban Kapal Tenggelam Menunggu Pihak Keluarga
- Program Rumat Sampah dari Rumah Mampu Atasi Masalah Sampah di Purwokinanti Jogja
Advertisement
Advertisement