Advertisement
Kisah Gus Miftah Pernah Ditodong Senjata saat Salat di Sarkem Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Pendakwah Gus Miftah punya cerita berkesan saat berdakwah di sebuah kompleks prostitusi di Jogja.
Sosok Gus Miftah dikenal sebagai pendakwah yang identik dengan tempat hiburan malam dan tempat prostitusi.
Advertisement
Siapa kira dalam perjalanannya menyemai kebaikan lewat dakwah, pendiri Pondok Pesantren Ora Aji ini kerap menemui batu terjal. Salah satunya seperti yang diungkapkan dalam acara Kick Andy.
BACA JUGA: Diserang Covid-19, Kantor Kalurahan Condongcatur Ditutup
Dikutip dari channel YouTube Kick Andy, Gus Miftah mengungkapkan sudah berdakwah di tempat hiburan malam sekitar 15 tahun dan di tempat prostitusi selama 20 tahun.
Salah satu lokalisasi yang jadi tempat dakwahnya yakni, kawasan Sarkem yang dikenal sebagai area prostitusi tersohor di Jogja. Saat itu usianya masih 19 tahun.
"Kampung yang ditempati ini banyak preman dan mereka tamu reguler di lokasi itu. Lokasi itu pasar kembang atau Sarkem. Saya survei setiap malam Jumat hadir di lokasi itu pakai sarung dan kopiah di mushola yang saya juluki Mushola Tengah Sarkem atau MTS," ungkapnya.
"Saya melakukan salat Hajat, malam ketiga memantik preman di situ, hari kelima saya ketemu dengan salah satu preman terbesar di Jogja yakni Gun Jack. Saya sempat ditodong pistol oleh beliau, dia menanyai soal maksud dan tujuan saya ke lokalisasi itu. Saya sampaikan maksud dan tujuan saya yakni hanya ingin berdoa," katanya.
Gus Miftah mengungkapkan berbekal wejangan yang ada di makam Sunan Drajat, ia pun memberanikan diri untuk menggelar kajian atau dakwah di Sarkem. Ia kemudian meminta izin kepada Gun Jack.
"Saya bilang ke almarhum Gun Jack sebaik tempat itu ada buruknya, seburuk-buruknya tempat harus ada baiknya. Saya disuruh buktikan dakwah di sarkem, kalau tidak saya diancam dibunuh," kisahnya.
Belakangan, niat baiknya itu disambut positif oleh Gun Jack. Meski sempat dapat godaan dari penghuni Sarkem di awal dakwah, lambat laun kegiatan dakwah yang dibawakan Gus Miftah mampu diterima dengan baik di kawasan tersebut.
Gus Miftah sendiri diketahui, sebelum tersohor sebagai pendakwah, diketahui harus merasakan getirnya hidup. Mulai dari jadi pengayuh becak di Malioboro hingga sempat tak direstui oleh mertuanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Diperiksa KPK, Febri Diansyah Sebut Ditanya Soal Statusnya sebagai Kuasa Hukum Hasto Kristiyanto
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ada Wacana Rekerutmen PPPK Paruh Waktu, Begini Tanggapan Pemkab Gunungkidul
- Perda Pajak dan Retribusi Sleman Kena Evaluasi Kementerian Keuangan
- Belum Ditemukan, Pencarian Wisatawan Asal Banjarnegara yang Terseret Ombak Parangtritis Dilanjutkan Besok Pagi
- Daop 6 Jogja Amankan Barang Tertinggal Penumpang Senilai Rp287 Juta Selama Angkutan Lebaran 2025
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 14 April 2025, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
Advertisement