NU DIY Siapkan Relawan untuk Pemulasaraan Jenazah Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA– Nahdlatul Ulama (NU) mengadakan pelatihan pemulasaraan (perawatan) jenazah Covid-19. Pelatihan ini menjadi salah satu solusi dari keresahan masyarakat terkait pemulasaran jenazah Covid-19, termasuk dalam tatacara Islam. Dalam beberapa kasus, pihak keluarga meminta jenazah anggotanya yang positif Covid-19 untuk dirawat di rumah, lantaran sanksi dengan proses pemulasaraan.
Menurut Wakil Rois Syuriah NU DIY, Hilmy Muhammad, perlu ada paduan antara perspektif kesehatan dan keagamaan dalam mengurus jenazah Covid-19. Selain agar aman secara kesehatan, pemulasaran jenazah juga sesuai dengan tatacara Islam.
“Bagi yang paham, pasti menginginkan jenazah keluarganya untuk diurus sendiri. Sementara ada hal-hal yang dikhawatirkan oleh pihak medis,” kata Hilmy yang juga merupakan Anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang membawahi urusan kesehatan.
Baca juga: Update Covid-19 Terbaru: Kematian Pasien Paling Banyak Ada di Jateng
Advertisement
“Ini bisa terjadi pada siapa saja, karena kita hanya menerima jenazah sudah dalam keadaan dibungkus rapi di dalam peti. Pelatihan ini mempertemukan perspektif kesehatan, keagamaan, juga budaya," katanya.
Menurut Hilmy, korban Covid-19 yang semakin bertambah membuat tenaga medis kewalahan, sehingga melonggarkan protokol pemulasaraan jenazah Covid-19 sesuai ajaran agama. Berdasarkan hal itu, masyarakat harus berinisiatif membantu pemerintah.
Pelatihan pemulasaran jenazah Covid-19 berlangsung pada Selasa (16/2/2021) di Pondok Pesantren (PP) Al-Munawwir Krapyak. Peserta yang berumur antara 20-35 tahun ini berasal dari seluruh Pondok Pesantren Se-DIY. Ke depannya, peserta pelatihan yang berjumlah 60 orang ini akan menjadi relawan pemulasaraan jenazah Covid-19.
Baca juga: Arab Saudi Tutup Akses, Kemenag Akan Evaluasi Kebijakan Umrah
“Pelatihan dan tim ini nanti akan kami komunikasikan dengan pihak-pihak terkait seperti Dinas Kesehatan, Asosiasi Rumah Sakit, Satuan Tugas Covid-19, Rabithoh Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU, LazizNu, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU), dan lain sebagainya. Ini baru agenda awal, nanti akan kami lanjutkan dengan focus group discussion bersama stakeholder tersebut,” kata Hilmy yang juga salah satu pengasuh PP Al-Munawwir Krapyak dalam rilis tertulis pada Selasa (16/2/2021).
Sebelum menjalankan tugasnya, para relawan akan mendapat vaksin terlebih dahulu. Sebagian dari peserta juga merupakan penyintas Covid-19. Menurut Ketua Pimpinan Wilayah RMI NU DIY Fairuzi Afiq Dalhar, saat korban meninggal akibat Covid-19 semakin bertambah, jangan sampai ada kelonggaran penanganan jenazah.
“Ini merupakan upaya yang luar biasa. Kami bisa maklum karena penambahan korban tidak sebanding lurus dengan penambahan fasilitas dan tenaga medis. Maka kami dari pesantren, harus siap berkontribusi,” kata Fairuzi yang juga pengasuh PP Al-Munawwir Krapyak.
Fairuzi berpesan agar para peserta yang seluruhnya santri bersedia menjadi relawan. Dia berharap santri tidak takut, baik kepada jenazah maupun Covid-19. Apabila ada masyarakat yang membutuhkan pemulasaraan jenazah sesuai ajaran Islam, santri harus siap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Natal dan Tahun Baru Tetap Bekerja? Begini Aturan Uang Lembur bagi yang Bekerja Saat Libur
Advertisement
Waterboom Jogja Rayakan Ulang Tahun ke-9, Ada Wahana Baru dan Promo Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Warga Terdampak Tol Jogja-YIA Stres Tak Kunjung Dapat Kepastian
- Jalur Trans Jogja ke Malioboro, Kraton Jogja dan Candi Prambanan
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 15 Desember 2024: Update Tol Jogja-YIA hingga Persiapan Libur Nataru di Jogja
- Menko PMK Pratikno Ingatkan Lulusan Harus Jadi Insan Pembelajar Hadapi Era Perubahan
- Pengelola Industri Wisata di DIY Diminta Membangun Budaya K3
Advertisement
Advertisement