Advertisement
Diperbolehkan Mudik, Santri Disarankan Pulang Lebih Awal
Advertisement
Harianjogja.com, WONOSARI – Kepala Kantor Kementerian Agama Gunungkidul, Arif Gunandi menyarankan kepada pengasuh pondok pesantren untuk memulangkan para santri lebih awal. Hal ini dilakukan untuk menghindari pelarangan mudik yang mulai berlaku 6 Mei mendatang.
Adapun pertimbangan lain, para santri dalam kurun waktu dua bulan tidak ada kegiatan belajar mengajar. “Saya anjurkan kepada kiai [pengasuh pondok] untuk memulangkan pada 2-3 Mei. Apalagi selama dua bulan tidak ada kegiatan di pondok,” kata Arif kepada wartawan, Rabu (28/4/2021).
Advertisement
BACA JUGA : Masa Pengetatan Perjalanan, Para Santri Boleh Mudik
Menurut dia, upaya memulangkan santri merupakan hal yang wajar. Pasalnya, selama tidak ada kegiatan maka tidak ada yang bertanggungjawab kalau tetap berada di pondok. “Makanya disarankan untuk dipulangkan lebih awal,” katanya.
Meski demikian, lanjut Arif, pada saat pemulangan, santri diminta tetap mematuhi protokol kesehatan. Selain itu juga mempersiapkan surat legal dari dokter atau fasilitas kesehatan terkait kondisi kesehatannya saat mudik. “Yang tak kalah penting, santri juga harus mengikuti aturan dari kampung atau wilayah tujuan mudik,” katanya.
Menurut Arif, santri yang mondok di Gunungkidul tidak hanya berasal dari wilayah DIY. Namun ada juga yang berasal dari Jawa Tengah, Pulau Kalimantan, hingga luar negeri seperti Thailand, Singapura, dan Timor Leste.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, pihaknya siap berkoordinasi dengan pondok pesantren untuk keperluan mudik bagi para santri. “Semua tergantung masing-masing pondok. Kalau merasa perlu ada mudik, maka harus ada koordinasi terlebih dahulu,” kata Dewi.
BACA JUGA : Gelar Mudik Online, Jasa Raharja Siapkan 5.000 Paket Kuota
Ia menjelaskan, di Gunungkidul sempat ada penularan virus corona dari klaster pondok pesantren. Oleh karenanya, hal tersebut harus diantisipasi agar enularan di lingkungan pondok tidak terulang.
Menurut Dewi, proses mudik para santri tidak ada masalah karena yang terpenting bisa mematuhi peraturan, khususnya tentang prorokol kesehatan. Meski demikian, yang jadi catatan adalah saat para santri kembali ke lingkungan pondok. Hal ini harus diantisipasi karena bisa menjadi penyebab penularan virus.
“Justru yang kritis itu saat kembali ke pondok dan harus diantisipasi. Apalagi para santri berasal dari berbagai daerah sehingga harus dipersiapkan seperti pemeriksaan kesehatan hingga aturan tidak menggunakan kendaraan umum saat datang ke pondok,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kemendagri Sebut Dana Desa Bisa Digunakan untuk Pemberantasan Narkoba
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Program Desentralisasi Sampah, Ini Harapan DPRD Jogja
- Viral Sampah Menumpuk Selama Seminggu di Pasar Beringharjo Timur, Sudah Diangkut Sisakan Bau Menyengat
- MPBI DIY Bakal Mengawal Penyaluran THR Lebaran yang Belum Tuntas
- 391 Jamaah Haji Kota Jogja Akan Berangkat Dalam 3 Kloter
- Januari-April, Belasan Anak di Jogja Terpapar Kasus Flu Singapur, Berikut Gejalanya
Advertisement
Advertisement