Advertisement
PKL Malioboro Sebut Pemasangan Bendera Putih di Malioboro Bukan Keinginan PKL

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Paguyuban PKL Malioboro-Ahmad Yani (Pemalni) memberikan klarifikasi terkait aksi pemasangan bendera putih di Jalan Malioboro yang dilakukan sejumlah pedagang, Jumat (30/7/2021).
Ketua Paguyuban PKL Malioboro-Ahmad Yani (Pemalni) Slamet Santoso PKL Kawasan Malioboro menyampaikan bahwa pemasangan bendera tersebut bukan murni suara atau keinginan dari PKL Malioboro.
Advertisement
"Kami sampaikan [pemasangan bendera putih] itu bukan murni suara atau keinginan PKL Malioboro. Itu dilakukan oknum atau orang di luar PKL Malioboro," katanya, dalam video yang diterima Harianjogja.com, Jumat malam.
PKL Malioboro, lanjut Slamet, pada prinsipnya taat, tunduk dan patuh pada perintah Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus Gubernur DIY.
"Kami PKL Malioboro pada prinsipnya taat tunduk patuh pada titah Ngarso Dalem [Sri Sultan Hamengku Buwono X]," tegasnya.
Lebih lanjut, Slamet mengatakan PKL Malioboro berkomitmen tetap menjaga kesehatan masyarakat Jogja agar pandemi segera berakhir dan ekonomi kembali normal.
"Kami tetap menjaga kesehatan masyarakat Jogjakarta supaya cepat pulih, bebas dari pandemi Covid-19 sehingga ekonomi kembali normal," katanya.
Dalam video tersebut, Slamet didampingi sejumlah pedagang yang turut berdiri di belakangnya.
Sebelumnya, sejumlah paguyuban pedagang di Malioboro memasang puluhan bendera putih karena merasa tak lagi mampu bertahan di masa penerapan PPKM level 4, Jumat (30/7/2021). Bendera putih itu terpasang di sepanjang pedestrian di Malioboro dan beberapa lainnya dikibarkan di gerobak dagangan mereka.
Baca juga: Terdampak PPKM, Paguyuban Pedagang Malioboro Pasang Bendera Putih
Setelah memasang bendera putih tanda berkabung, komunitas pedagang yang terdiri dari Paguyuban Angkringan Padma, Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro (PPLM), Paguyuban Handayani, Paguyuban PPMS, dan lain sebagainya itu membacakan pernyataan sikap yang meminta pemerintah untuk peduli dengan nasib mereka.
Salah seorang pedagang kuliner, Dimanto, 64, mengatakan, dampak yang dirasakan oleh pedagang kaki lima (PKL) khususnya kuliner memang cukup parah sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Hanya saja di masa PPKM ini dampak yang dirasakan semakin berat.
"Sejak Covid-19 ada, belum pernah kami mendapat bantuan. Jadi kami berharap pemerintah terketuk hatinya agar mau memberikan bantuan kepada kami," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Innalillahi, Direktur Rumah Sakit Indonesia Gugur Bersama Keluarganya Akibat Serangan Israel di Jalur Gaza
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Akses Keluar Masuk Jalan Tol Jogja Solo Segmen Klaten-Prambanan, Jarak Tempuh Hanya 10 Menit
- Pendaftaran Jalur Domisili Wilayah untuk SPMB SMP di Bantul Diklaim Berjalan Lancar
- Putusan MK Pisahkan Pemilu dan Pilkada, PDIP Kota Jogja Soroti Substansi Demokrasi
- Bagus Adi Prayogo, Korban Meninggal Kapal Tenggelam KKN-PPM UGM Dikenal Sosok Mahasiswa Berprestasi dan Peduli Lingkungan
- NPC Kulonprogo Targetkan 25 Medali di Peparda 2025, Jumlah Atlet Meningkat Efek Qonitah
Advertisement
Advertisement