Tak Ada Penjagaan, Banyak Wisatawan Masuk ke Objek Wisata di Merapi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-- Meski belum beroperasi, sejumlah objek wisata khususnya alam di Sleman tetap bisa diakses oleh pengunjung. Tidak ada penjagaan di jalur-jalur atau loket menuju objek wisata tersebut. Pada akhir pekan, pengunjung didominasi oleh pesepeda.
Lurah Glagaharjo, Suroto, mengakui jika saat ini bukit Klangon masih bisa diakses pengunjung, terutama para pesepeda. Ia juga menyebutkan tidak ada penjagaan di jalur masuk bukit Klangon. Bahkan, di dalam tetap ada penjaga parkir. “Ada yang jaga parkir,” ungkapnya, Minggu (5/9/2021).
Advertisement
Sementara di Kaliurang, pengunjung masih bebas masuk tanpa ada penjagaan baik di jalur maupun loket. Pada Minggu (5/9/2021) pagi, cukup banyak pesepeda yang masuk kawasan Kaliurang.
Baca juga: Pintu Masuk Parangtritis Disekat, Pengunjung Putar Balik
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Supramono, menjelaskan objek wisata seperti Kaliurang berada di tengah permukiman masyarakat sehingga tidak bisa serta merta ditutup jalurnya, karena untuk akses keluar-masuk warga juga.
Meski demikian ia memastikan objek wisata di dalam Kaliurang tetap ditutup. “Objeknya tetap tutup, seperti taman, gardu pandang, terus Telogo Putri masih tutup semua. Kami memang belum bolehkan buka,” ujarnya, Minggu (5/9/2021).
Sementara untuk objek wisata Klangon, ia mengakui memang bukan di area permukiman dan seharusnya tetap ditutup. Di satu-satunya jalan masuk Klangon, sebenarnya sudah diberi palang bambu, namun masih menyisakan sedikit sisi terbuka yang muat dimasuki satu mobil. “Seharusnya ditutup, nanti coba saya komunikasikan dengan pengelolanya,” katanya.
Baca juga: Mahasiswa UGM Bikin Permen Anti Diabetes dari Kulit Salak
Meski demikian, di bukit Klangon juga sering dijadikan jalur pencari rumput yang menggunakan motor untuk mencari rumput di sebelah utara Klangon. Namun terbukanya akses ini pun kemudian dimanfaatkan pengunjung yang ingin datang.
Untuk dapat memisahkan kepentingan warga dan pengunjung, ia berharap pengelola bersama Satgas Covid-19 tingkat kapanewon dan kalurahan dapat bekerja sama. “Mereka bertugas mengingatkan, kalau untuk wisata sebenarnya belum boleh,” ungkapnya.
Ia juga mengakui jika kebanyakan pengunjung di kedua objek wisata tersebut adalah pesepeda, karena biasanya pesepeda mencari destinasi tertentu setelah melewati rute ke arah utara. Tak jarang pihaknya juga menerima keluhan dari warga terkait aktivitas wisata ini.
Jika mendapat laporan, ia pun segera menegur pengelola. “Sering kami mendapat keluhan, sekarang sosial media itu kan gampang. Warga melaporkan ke kami. lalu kami kontak pengelolanya, tolong masih tutup, belum boleh buka,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
18 Polisi Terlibat Kasus Pemerasan di DWP, Pengamat: Harus Disanksi Pemecatan
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- DPRD DIY Gelar Wayang Kulit Duryudana Gugur, Ajak Masyarakat Renungkan Nilai Kepemimpinan
- Jadwal KRL Jogja Solo Selama Libur Nataru, 21 Desember 2024-5 Januari 2025, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu 21 Desember 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 21 Desember 2024
- Jadwal DAMRI ke Malioboro, Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Candi Prambanan dan Borobudur Magelang
Advertisement
Advertisement