Advertisement
Soal Kepastian Sekolah Tatap Muka di Bantul, Begini Jawaban Pemkab

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Pemkab Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih mempersiapkan sekolah maupun lembaga pendidikan di daerah itu untuk dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3.
"Untuk tatap muka ini kita masih persiapan, kita akan kondisikan semua agar semua sekolah siap," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul Isdarmoko di Bantul, Selasa (21/9/2021).
Menurut dia, untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di sekolah sebenarnya sudah diperbolehkan per 20 September, namun ada mekanisme atau persyaratan yang harus dipenuhi dalam mengadakan pembelajaran luar jaringan itu.
Dia mengatakan, persyaratannya adalah daftar periksa kesiapan (DPK) sekolah yang memuat enam poin, kemudian guru dan tenaga pendidik di sekolah sudah divaksin, hal itu sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
BACA JUGA: Mirip ATM, Anjungan Dukcapil Mandiri di Kulonprogo untuk Pengurusan Dokumen Kependudukan
"Dan dari Pak Gubernur DIY nambah syarat minimal 80 persen siswanya sudah divaksin, nah makanya sekarang Bantul mempercepat untuk vaksinasi pelajar, jadi masih ada sekolah yang (siswa)sudah divaksin ada yang masih proses," katanya.
Dia menargetkan pada awal Oktober semua pelajar di Bantul yang berusia 12 tahun ke atas sudah tervaksin atau minimal 80 persen, sehingga sudah bisa menyelenggarakan PTM secara terbatas di masa pandemi COVID-19 ini.
"Dan mekanisme kalau sekolah sudah memenuhi syarat itu memberikan informasi dan koordinasi pengawas sekolah, pengawas sekolah datang verifikasi, kemudian hasil verifikasi dilaporkan dinas, dinas melakukan rekomendasi dengan sepengetahuan Satgas COVID-19 kabupaten," katanya.
Menurut dia, mekanisme untuk memulai belajar tatap muka terbatas di sekolah itu harus dilalui, meski begitu diakui sudah ada sekolah yang percaya diri memulai tatap muka terbatas, karena memang sudah memenuhi yang dipersyaratkan seperti cakupan vaksin dan kesiapan sekolah.
"Kan ada juga sekolah percaya diri untuk mulai, namun mekanismenya harus seperti itu, kalaupun ada yang mulai yang penting siap dan tidak melanggar, saya tidak dapat mengatakan itu salah, itu benar, karena semua sudah menginginkan PTM," katanya.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Cegah LSD dan PMK, DKPP Surabaya Suntikan Vaksin ke Puluhan Ternak Sapi
- Suap di MA, Hakim Agung Prim Haryadi akan Dipanggil Paksa karena 2 Kali Mangkir
- Cedera Patah Tulang Pulih, Bagnaia Ingin Ulang Kesuksesan di MotoGP Italia 2023
- PPDB Segera Dimulai, Hampir 12.000 Anak bakal Masuk SMP di Wonogiri Tahun Ini
Berita Pilihan
Advertisement

Penjelasan Kemenku Terkait Tagihan Utang dari Jusuf Hamka Senilai Rp800 Miliar
Advertisement

Restoran Jepang Sajikan Mi yang Lebarnya Mencapai 12 Sentimeter, Begini Cara Memakannya
Advertisement
Berita Populer
- 6 Jemaah Calon Haji Gunungkidul Masih Menunggu Kloter Keberangkatan
- Ratusan Tukik Dilepasliarkan di Pantai Gua Cemara Bantul
- Dinkes Sleman Ingatkan Jamaah Haji Agar Tetap Pakai Masker hingga Pakai Sunblock
- Waktu Keberangkatan dan Jumlah Calon Haji di Kulonprogo Berubah
- Mentan Syahrul Yasin Limpo Bagi Tips ke Petani Gunungkidul Agar Tanaman Tumbuh Subur
Advertisement
Advertisement