Advertisement

Masa Jabatan Usai, Panggilan Melayani Duta Perubahan Perilaku Jalan Terus

Bernadheta Dian Saraswati
Rabu, 29 September 2021 - 20:27 WIB
Nina Atmasari
Masa Jabatan Usai, Panggilan Melayani Duta Perubahan Perilaku Jalan Terus Duta Perubahan Perilaku (DPP) dari Kapanewon Depok, Sleman, Nanik Purhayati membantu memakaikan masker pada lansia, belum lama ini. - Ist

Advertisement

Pemerintah Kabupaten Sleman memiliki ratusan Duta Perubahan Perilaku (DPP) yang bertugas memberi pemahaman tentang Covid-19. Meski masa tugas telah usai, mereka tetap merelakan diri untuk menjadi pelopor perubahan perilaku. Bagaimana kisah mereka? Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Bernadheta Dian Saraswati.

Awal Juli 2021, bersamaan dengan meroketnya kasus Covid-19 di Indonesia, 119 orang di Kabupaten Sleman dikukuhkan menjadi Duta Perubahan Perilaku (DPP). Mereka datang dari 17 kapanewon. Ada yang ditunjuk pihak kalurahan, ada pula yang mengajukan diri.

Advertisement

Terhitung sejak saat itu hingga akhir Agustus 2021, mereka menyandang sebagai duta. Tanggung jawab besar pun di panggulnya. Mereka berjibaku menembus takut dan pakewuh demi membuat orang patuh terhadap protokol kesehatan. “Awalnya beban karena punya gelar duta. Tapi setelah mendapat pemahaman, ya wis podo wae [sama saja] dengan menjadi kader,” tutur Sri Wuryani, DPP dari Berbah, Rabu (29/9).

Perempuan 49 tahun yang tinggal di Sendangtirto, Berbah ini sudah menjadi kader Institusi Masyarakat Pedesaaan (IMP) sejak 2009. Ia juga menjadi satgas Covid-19 di daerahnya. Aktif melakukan sosialisasi seputar kesehatan dan sering memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Sehingga dari pengalamannya itu tugas sebagai DPP bisa diselesaikan dengan baik.

DPP bertugas turun ke lapangan, menemui orang-orang di pasar, tempat ibadah, tempat pertemuan, dan ruang publik lainnya untuk mengingatkan cara menggunakan masker yang benar, cara mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Sri mengaku kerap menemui warga yang masih ngeyel menggunakan masker dengan alasan risih dan sesak. Menemui orang seperti itu, ia hanya bisa memberikan pemahaman bahwa menggunakan masker tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga banyak orang, termasuk orang-orang yang disayangi.

Nanik Purhayati, 49, DPP dari Maguwoharjo, Depok juga merasakan hal yang sama. Kehadirannya malah terkadang dianggap sebelah mata, disepelekan, dianggap sok sehat, dipandang sinis, dan terkadang tak digubris. Ia mengisahkan pengalamannya, ketika ia memberi satu masker pada pedagang dan kemudian meminta dokumentasi foto. Ia dianggap berlebihan. Padahal foto pemberian masker tersebut bagian dari laporan DPP.

“Dia [pedagang] komentar owalah mbak ngasih masker satu saja pakai difoto. Mbok sekalian satu boks,” kata Nanik menirukan gaya orang tersebut.

Hampir setiap hari, Nanik turun ke lapangan. Karena jam 8.00 WIB harus bekerja, ia menyempatkan keluar rumah pukul 6.00 WIB demi mengingatkan prokes kepada warga di pasar, warung, masjid, dan tempat umum lainnya.

Sebagai DPP, ia memang mendapat upah pengganti uang transportasi dan uang makan dari Pemda setiap kali sosialisasi. Namun bagi dia, uang sebesar Rp140.000 setiap keberangkatan itu bukanlah yang dicari. Ia hanya ingin agar masyarakat menerapkan prokes yang benar dalam kehidupannya, memakai masker sampai menutupi hidung dan dagu, cuci tangan pakai sabun dan tidak hanya pakai air saja, kemudian jaga jarak minimal satu meter.

Jiwanya tetap terpanggil sekalipun jabatan DPP telah usai. Saat ini ia masih aktif membuat story atau status di Whatsapp tentang Covid-19, bahkan membuat video di TikTok dengan tema prokes agar bisa disaksikan masyarakat.

Ia juga masih turun ke lapangan mengingatkan orang-orang yang ngeyel prokes untuk tetap bermasker. “Sampai tetangga saya kalau lihat saya lewat bilang, eh Mbak Nanik lewat, maskere dienggo [maskernya dipakai]. Jadi bahan bully-an tapi setidaknya kalau melihat saya, mereka jadi ingat prokes,” tutur perempuan yang tinggal di Pasekan Maguwoharjo ini.

Bagi Nanik maupun Sri, tugas DPP memang usai, tetapi mengingatkan masyarakat agar tidak bosan menaati protokol kesehatan adalah panggilan yang terus melekat dan tidak pernah selesai. Mereka ingin menjadi Duta Perubahan Perilaku yang memberi contoh baik dan membawa perubahan ke arah yang positif.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) sebagai pengampu program DPP menyambut baik adanya para duta yang masih setia berkarya di masyarakat kendati masa jabatannya telah usai. “Mereka memang kami minta untuk tetap menjadi pelopor dan duta perubahan meski secara resmi waktu penugasan sudah berakhir,” kata Suci Iriani Sinuraya selaku Kepala Dinas DP3AP2KB Sleman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement