Advertisement
Warga Gunungkidul Diminta Waspada Pohon Tumbang di Awal Musim Hujan
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– BPBD Gunungkidul mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi pohon tumbang di awal musim hujan. Langkah antisipasi bisa dilakukan dengan memotong dahan dan ranting yang telah rimbun maupun lapuk.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, di awal November wilayah Gunungkidul sudah mulai memasuki musim hujan. Meski baru awal, masyarakat diminta mewaspadai potensi bencana, salah satunya angin kencang yang dapat mengakibatkan pohon tumbang.
Advertisement
Menurut dia, peristiwa pohon tumbang sudah terjadi di Kalurahan Kenteng, Ponjong pada Senin (1/11/2021) dini hari. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun batang pohon menimpa rumah sehingga mengakibatkan kerusakan.
“Total kerugian masih dihitung petugas di lapangan. Warga di sekitar lokasi juga sudah kerja bakti untuk memperbaiki kerusakan akibat tertimpa pohon tumbang,” kata Edy, Senin.
BACA JUGA: Terungkap! Pria Joker yang Menikam Belasan Orang di Kereta Tokyo Terinspirasi Hal Ini...
Dia mengungkapkan, potensi pohon tumbang akibat embusan angin kencang masih mungki terjadi. Untuk potensi ancaman tersebar merata di seluruh wilayah. Guna mengurangi risiko ini, masyarakat bisa melakukan antisipasi dengan membersihkan lingkungan sekitar rumah. Salah satunya dengan memotong atau memangkas dahan pohon yang telah lapuk atau rimbun.
“Kunci antisipasi adalah dengan mengenali bahayanya dan kurangi risikonya dengan melakukan tindakan nyata,” katanya.
EWS Longsor Rusak
Potensi bencana di musim hujan tidak hanya angin kencang, namun berdasarkan kajian dari BPBD Gunungkidul, longsor juga menjadi ancaman bagi warga yang tinggal di wilayah perbukitan. Potensi ini paling tinggi berada di sisi utara Gunungkidul seperti di Kapanewon Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin hingga Ponjong.
Edy mengungkapkan, untuk antisipasi longsor sudah terpasang 30 early warning sistem (EWS) atau alat peringatan dini bahaya longsor. Meski demikian, tak semua berfungsi dengan baik karena ada 20 EWS yang dinyatakan rusak.
“Ada sepuluh yang berfungsi dan lokasinya terpasang di wilayah perbukitan di sisi utara Gunungkidul,” katanya.
Menurut Edy, keberadan EWS hanya menjadi salah satu upaya penanggulangan. Pasalnya, untuk antisipasi masyarakat bisa mengenali kondisi di lingkungan sekitar. “Misalnya kalau hujan turun lebat dan dengan intensitas lama, warga yang tinggal di daerah rawan bisa mengungsi ke tempat yang lebih aman,” katanya.
Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca, cuarah hujan yang turun diprediksi di atas normal. Oleh karenanya, masyarakat diminta mewaspadai potensi bencana sejak awal musim hujan ini.
“Potensi curah hujan lebih tinggi dibandingkan yang turun di tahun lalu,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Apesnya Philippe Troussier, 2 Kali Dipecat setelah Kalah dari Timnas Indonesia
- Golkar Menang Banyak! Bisa Usung Calon Sendiri di Pilkada 2024 di 7 Daerah Ini
- Gadis SMP asal Jatinom Klaten yang Hilang saat Beli Teh Ditemukan di Kartasura
- Menjamurnya Kedai Kopi, Berkah bagi Perajin Gula Aren di Banyubiru Semarang
Berita Pilihan
Advertisement
Ribuan Tentara Angkatan Laut Amerika Serikat Ikuti Pelatihan di di Australia
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
- Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Advertisement
Advertisement