Sungai Bawah Tanah Banjir, Belasan Ribu Pelanggan PDAM di Gunungkidul Terdampak

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Hujan deras yang mengguyur wilayah Gunungkidul tidak hanya mengakibatkan banjir dan longsor. Namun demikian, juga berdampak terhadap layanan PDAM di empat kapanewon.
Untuk sementara layanan yang dimiliki dinonaktifkan karena banjir yang terjadi di sungai bawah tanah Seropan. Penghentian dilakukan karena sumber air keruh dan tidak bisa digunakan oleh masyarakat.
Direktur Utama PDAM Tirta Handayani, Toto Sugiharto mengatakan, layanan PDAM ikut terganggu karena hujan deras yang mengguyur di wilayah Gunungkidu. Pasalnya, salah satu sumber air untuk memasok ke pelanggan di sungai bawah tanah Seropan ikut terjadi banjir. Sebagai dampaknya, air menjadi keruh sehingga tidak bisa didistribusikan ke masyarakat.
“Kami sudah membuat pemberitahuan permohonan maaf karena pelayanan terganggu karena dampak dari banjir di sungai bawah tanah di Seropan di Kapanewon Semanu,” kata Toto, Kamis (11/11/2021).
BACA JUGA: Dipastikan Tidak Out dari PSS, Dejan Berterima Kasih kepada Suporter
Dia menjelaskan, sumber Seropan dimanfaatkan untuk pelayanan pelanggan yang tersebar di Kapanewon Semanu, Karangmojo, Semin dan Ponjong. Total diperkirakan ada sekitar 14.000 pelanggan yang terganggu karena keruhnya air di sumber tersebut. “Untuk sementara layanan dinonaktifkan,” katanya.
Toto menambahkan, sudah mengambil langkah penanganan dengan mengaktifkan water treatmen plan di sumber Seropan. Instalasi ini dihidupkan untuk mengolah air sehingga layak didistribusikan ke pelanggan.
“Terus kami lakukan evaluasi dan mudah-mudahan layanan bisa segera normal kembali,” katanya.
Tak Ada Korban Jiwa
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki memastikan tidak ada korban jiwa akibat hujan deras yang mengguyur sejak Kamis dini hari. Meski demikian, ia juga tidak menampik terdapat sejumlah peristiwa mulai dari longsor, banjir hingga rumah roboh.
Berdasarkan laporan cepat dari petugas di lapangan, total ada sejumlah peristiwa. Adapun paling banyak didominasi talut longsor yang terjadi di delapan lokasi yang tersebar di Kapanewon Patuk dua titik; Kapanewon Gedangsari dua titik; Kapanewon Ponjong dua titik. Sedangkan satu titik lagi terjadi di Kapanewon Tanjungsari.
“Selain itu ada juga tanah longsor yang mengancam gedung sekolah di Kalurahan Salam, Patuk. Jadi, kalau ditotal ada delapan lokasi longsoran,” katanya.
Adapun peristiwa lainnya yang terjadi di antaranya genangan air di perkampungan nelayan di Pelabuhan Sadeng; Balai Dusun Gembugan di Kalurahan Songbanyu dan di Dusun Pakel Kopek di Kalurahan Pucung, Girisubo. Selain itu, ada juga satu rumah roboh di Kalurahan Bleberan Playen serta ganguan listrik akibat kabel putus di Kalurahan Ngunut, Playen.
Disinggung mengenai dampak paling rawan, ia mengakui genangan di rumah nelayan di Pantai Sadeng dan Longsor di Kalurahan Bedoyo yang menjadi perhatian. “Kami sudah mengirimkan logistik guna keperluan kerja bakti untuk penanganan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Sudah Ada Aduan THR, Disnakertrans DIY Akan Awasi 30 Perusahaan yang Bandel
- Ratusan Difabel di Kulonprogo Bakal Terima Bantuan, Pemkab Siapkan Rp400 Juta
- Setelah Dipakai Fungsional di Lebaran, Tol Jogja Solo Resmi Dibuka Tahun Depan
- Jadwal Konsultasi Publik Tol Jogja YIA di Kulonprogo Dirilis Awal April, Butuh Lahan 3 Juta Meter Persegi
- Lima Bidang Tanah Kasultanan Jogja Diklaim Milik Keturunan Sultan HB VIII
Advertisement