Advertisement
BPPTKG: Merapi Bisa Saja Erupsi Seperti Semeru

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menegaskan status dan kondisi Gunung Merapi saat ini masih berada di level III atau Siaga menyusul letusan Semeru pada Sabtu (4/12/2021). BPPTKG menyebut karakteristik tiap gunung api di Indonesia berbeda antara satu dengan yang lain. Namun demikian, fenomena Semeru yang erupsi pada saat status level II atau Waspada bisa saja terjadi pada Merapi.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan fenomena longsoran lava pijar bisa saja terjadi di Merapi yang saat ini berstatus level III atau Siaga. Namun begitu, sampai saat ini jawatannya memastikan Merapi masih stabil. BPPTGK terus memantau dan melaporkan kondisi terkini Merapi untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.
Advertisement
BACA JUGA: PVMBG Ungkap Aktivitas Semeru Sebelum Erupsi Besar
“Aktivitas Merapi saat ini masih cukup tinggi, ditandai tingginya jumlah guguran dan inflasi yang masih juga terjadi. Kemungkinan seperti Semeru ada, longsoran itu bisa saja terjadi, tapi sampai saat ini stabilitas masih cukup untuk Merapi dan hal lain yang perlu diketahui bahwa karakter Merapi beda dengan Semeru,” ungkap dia, Minggu (5/12/2021).
Berdasarkan riwayat laporan aktivitas gunung Merapi per Minggu pukul 12:00-18:00 WIB, belum ada tanda peningkatan status gunung yang berada di wilayah Jateng-DIY itu. Dalam pengamatan selama enam jam tersebut, petugas mendengar suara guguran sebanyak dua kali dari Pos Babadan berintensitas sedang.
"Gempa guguran terjadi sebanyak 44 kali dengan amplitudo 4-29 mm yang berurasi 23.5-132.2 detik. Sementara aktivitas embusan terjadi satu kali dengan amplitudo 3 mm dan durasi 14.6 detik," kata Hanik.
Meski begitu, BPPTKG tetap merekomendasikan bahwa potensi bahaya saat ini tetap ada berupa guguran lava dan awan panas. Cakupan potensi bahaya menuju ke sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga km ke arah sungai Woro dan sejauh lima km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
BACA JUGA: Ahli Vulkanologi ITB Ungkap Penyebab Meletusnya Gunung Semeru
Lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius tiga km dari puncak. Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mengantisipasi adanya gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.
Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III, kata dia, direkomendasikan untuk dihentikan. "Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima km dari puncak Gunung Merapi," tutup Hanik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

LKPP: Kementerian Lembaga Wajib Gunakan Produk Lokal TKDN 40 Persen
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Bangun Semangat Toleransi, Dialog Mahasiswa Antaragama Digelar Libatkan 7 Kampus
- Wamen PU Diana: Pembangunan Pasar Terban Jogja Selesai September 2025
- Angkat Konsep TerraDam, Mahasiswa UGM Raih Juara 2 Kompetisi Riset Aktuaria Internasional 2025
- Bencana Hidrometeorologi: Ada 36 Titik Lokasi Terdampak di Sleman, 3 Orang Luka
- Ini Jadwal SPMB 2025 SMA/SMK Negeri DIY, Ada Pendaftaran Gelombang 1 dan Gelombang 2
Advertisement