Advertisement

24 Truk Terjebak Lahar Merapi di Sungai Boyong

Lugas Subarkah
Kamis, 03 Februari 2022 - 16:45 WIB
Budi Cahyana
24 Truk Terjebak Lahar Merapi di Sungai Boyong Truk terjebak lahar di Sungai Boyong, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, lereng Merapi, Sleman, Kamis (3/2/2022). - Istimewa BPBD Sleman

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—24 truk penambang pasir terjebak di Sungai Boyong, di Lereng Turgo, kawasan Purwobinangun, Pakem, Sleman, setelah hujan deras di sekitar lereng Merapi mengakibatkan meluapnya aliran sungai, Kamis (3/2/2022) siang.

Kabid Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Sleman, Bambang Kuntoro, menjelaskan hujan dengan intensitas tinggi di lereng atas Merapi arah aliran sungai boyong ini menyebabkan aliran lahar sekitar pukul 12.30 WIB.

Advertisement

BACA JUGA: Ngeri! Ini Foto-Foto Imbas Hujan Badai di Jogja dan Sleman

Di waktu bersamaan, jalur truk penambang pasir yang hanya satu sedang terjadi antrean panjang lantaran ada truk yang mengalami kerusakan as. “Tidak ada korban. Awak truk sudah lari semua meninggalkan truk,” ujarnya.

TRC dan Sarlinmas langsung mendatangi lokasi dan melakukan evakuasi manual tak lama kemudian. Evakuasi dilakukan setelah aliran air mulai berkurang. Truk, kata dia, rata-rata terjebak lahar di kedalaman sekitar satu meter.

“Kalau butuh alat berat nanti yang punya alat berat siapa, nanti komunikasi dengan PU [Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman], mungkin yang punya alat berat untuk membantu evakuasi atau mungkin dengan rekan-rekan yang punya crane,” katanya.

Ia mengimbau para penambang untuk lebih waspada, apalagi Gunung Merapi sedang erupsi dan cuaca ekstrem muncul seperti saat ini. “Kalau mau mengais rezeki lewat Merapi harus waspada betul. Kalau yang ditamoni lagi enggak mau ditamoni baru mengeluarkan awan panas, baru gede-gede luncuran lava, hujan deras di atas, itu mbok nyingkir dulu,” ujarnya.

BACA JUGA: Hujan Es Guyur Kawasan Utara Tugu Jogja, Hujan Angin Terjang Sleman

Ia juga berharap dioptimalkannya fungsi paguyuban penambang yang dikoordinasi oleh masyarakat setempat. Melalui radio komunikasi, harus ada yang memantau kondisi di atas. Hal ini kata dia, sudah disampaikan Pemkab Sleman kepada para penambang.

“Kemudian kalau hujan deras di lereng Merapi ya nyingkir dulu, naik dulu semua. Tidak serta merta ngeyel 'udane biasa', enggak boleh. Kita kan enggak tau seperti apa di atas, kita harus lihat situasi dulu. Jangan memaksakan kehendak,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit

News
| Kamis, 25 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement