Advertisement

Klaster Covid-19 Bermunculan di Sleman, di Keluarga hingga Perkantoran

Abdul Hamied Razak
Jum'at, 11 Februari 2022 - 19:17 WIB
Bhekti Suryani
Klaster Covid-19 Bermunculan di Sleman, di Keluarga hingga Perkantoran Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Selain klaster sekolah, kasus penularan Covid-19 di Sleman didominasi oleh klaster keluarga dan pelaku perjalanan. Pemkab Sleman melaporkan adanya penularan Covid-19 di dua dusun dan tiga perkantoran.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan wilayah Sleman saat ini memberlakukan PPKM level 3. Pemkab melakukan pembatasan di sejumlah sektor. Mulai pendidikan, perdagangan hingga pariwisata. "Misalnya anak-anak tetap bisa sekolah tatap muka, hanya dibatasi 50 persen. Perayaan resepsi dibolehkan hanya 25 persen, tempat ibadah dibatasi 50 persen," katanya saat memperingati Hari Pers Nasional, Jumat (11/2/2022).

Advertisement

Dia meminta masyarakat untuk panik dengan meningkatnya kasus penyebaran Covid-19 hanya saja masyarakat diingatkan untuk tetap mewaspadai penyebaran Covid-19. Pemkab sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi potensi gelombang ketiga ini dengan berbagai kebijakan. Selain menerapkan PPKM level 3, kegiatan vaksinasi juga terus ditingkatkan.

BACA JUGA: Polisi Sebut Pengepungan Warga Wadas Hoaks, Netizen: Pembuat Hoaks Terbesar Adalah Penguasa

Satgas Covid-19 baik di tingkat kapanewon maupun kalurahan sudah digerakkan untuk mengingatkan kembali penerapan protokol kesehatan. Terutama terkait penggunaan masker. "PPKM level 3 di Sleman terjadi karena tracingnya kurang sehingga diharapkan kalau ada yang positif tracing akan ditingkatkan lagi," katanya.

Klaster Covid-19

Kustini menyebut, di wilayah Sleman ada sejumlah klaster penyebaran Covid-19 di masyarakat. Selain klaster sekolah (pendidikan), muncul klaster keluarga dan perkantoran yang ditemukan. Untuk yang klaster sekolah seperti Al-Azhar dan Salman Al-Farisi dinyatakan sudah selesai. Anak-anak, kata Kustini sudah kembali bersekolah.

"Saat ini ada dua dusun dan tiga kantor yang menjadi klaster. Ada juga klaster dari sekolah," katanya tanpa memaparkan detail lokasinya.

Kustini meminta agar pasien yang terpapar Covid-19 untuk menjalani isolasi di Isoter. Hal ini bertujuan untuk untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas. "Untuk Isoter (Isolasi Terpusat) di Asrama Haji kapasitas 137 bed terisi 48 bed kemudian Rusun Gemawang 111 ber terisi 54 bed. Kalau BOR di rumah sakit baru 17 bed yang terpakai," katanya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Khamidah Yuliati mengatakan kasus penyebaran Covid-19 di Sleman sudah memunculkan banyak klaster. Namun paling mendominasi klaster sekolah. "Cuma eksposenya tidak sebesar awal kemarin. Klaster keluarga juga banyak. Tapi tracing terus kami lakukan," katanya.

Untuk klaster perkantoran diakuinya juga ada, begitu juga dari klaster kesehatan. Menurut Yuli, jumlah tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 masing-masing fasilitas kesehatan berbeda-beda. "Ada yang tiga-empat nakes (yang terpapar Covid-19) tapi ini tidak mengganggu pelayanan," katanya.

Yuli meminta warga yang sudah dinyatakan positif Covid-19 baik yang OTG maupun yang tidak bergejala untuk tetap menjalani isolasi baik isolasi mandiri di rumah maupun di Isoter. "Kalau isoman prokes harus tetap berjalan. Yang biasanya lengah itu, Isoman di rumah tidak diterapkan. Tidak pakai masker ini yang berpotensi menular ke yang sehat," katanya.

Hingga kini, kasus aktif Covid-19 di Sleman tercatat sekitar 1500 kasus. Pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 94 orang, menjalani isolasi di Isoter tercatat sebanyak 88 orang dan menjalani isoman sebanyak 1.100 orang. "Untuk pasien yang dirawat sebanyak 11 orang. Tidak ada gejala berat, hanya sedang terkait riwayat vaksin belum kami identivikasi," kata Direktur RSUD Sleman Novita Krisnaeni.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Sleman Shavitri Nurmala Dewi mengatakan per Jumat (11/2/2022) terdapat penambahan kasus baru sebanyak 248 kasus dan kasus sembuh sebanyak 19 kasus tanpa ada laporan kasus kematian. Meski terjadi lonjakan kasus, Evie meminta masyarakat untuk tidak panik namun tetap waspada.

"Yang perlu dilakukan, sekali lagi adalah penerapan prokes yang ketat terutama masker. Tidak usah panik tapi tetap waspada," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo

News
| Kamis, 25 April 2024, 04:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement