Mengenal Perbedaan JAD & JI, Organisasi Teroris yang Melatih Kader di Gunung Sempu Bantul & Kaliurang Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Gunung Sempu di Bantul dan Kaliurang di Sleman menjadi lokasi penggemblengan teroris dari kelompk Jamaah Ansharut Daullah atau JAD dan Jamaah Islamiyah alias JI. Meski kedua organisasi itu sama-sama menggunakan kekerasan dan teror untuk menegakkan kekhalifahan yang mereka yakini, JAD dan JI berbeda.
Pada Juli 2019, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri saat itu, Brigjen Pol. Dedi Prasetyo menjelaskan perbedaan JAD dan JI.
Advertisement
JI eksis terlebih dulu di Tanah Air, sedangkan JAD adalah sempalan dari JI. Menurut Dedi, beberapa orang yang tidak sepakat dengan pola gerakan JI akhirnya pindah ke JAD. Sebab, JAD memiliki pola gerakan dan serangan yang lebih ekstrim di Indonesia.
JI berafiliasi dengan Al-Qaeda, organisasi teroris Internasional yang ada sejak tahun 1988 dan dipimpin Osama Bin Laden dan dipimpin Ayman Al-Zawahiri sejak 2011. Sekutu Al-Qaeda meliputi Taliban, Boko Haram dan Abu Sayyaf.
Sementara, JAD sendiri terafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) di bawah pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi yang mulai eksis sejak 2000 dan bergabung dengan Al-Qaeda pada 2004 sejak Perang Saudara Suriah dan Perang Irak pada 2003-2011. ISIS kemudian memisahkan diri dengan Al-Qaeda karena tidak memiliki misi yang sama agar visi tercapai.
Dari aspek rekrutmen kaderisasi di Indonesia, JI tidak semasif JAD dalam menggunakan media sosial. JI memiliki beberapa orang khusus yang dipercaya di sejumlah provinsi untuk mencari kader dan melatih mereka menjadi teroris hingga dikirimkan ke Suriah dan dikembalikan ke Indonesia.
Hingga 2019 lalu, sudah ada enam gelombang warga negara Indonesoa yang dikirim JI ke Suriah. Satu gelombang terdiri atas 14 orang. Mereka dilatih militer di Suriah dan kembali lagi ke Indonesia untuk meneruskan kaderisasi.
BACA JUGA: Munarman: Kalau Benar Saya Teroris, Presiden Sudah Pindah ke Alam Lain
Penggunaan beberapa orang khusus untuk mencari kader, menjadi penyebab JI tidak pernah memiliki lone wolf.
Sementara, JAD kerap menggunakan sosial media hingga berhasil menciptakan lone wolf atau orang yang meneror sendirian dan membuat teror di sejumlah titik di Indonesia.
Polri menyebut anggota JI juga dinilai lebih sejahtera dibandingkan JAD, karena anggota JI digaji Rp10 juta sampai dengan Rp15 juta per bulan. Uang tersebut didapatkan JI dari hasil perkebunan.
Gunung Sempu & Kaliurang
Dari sekian daerah di Indonesia, JAD dan JI memilih Bantul dan Sleman untuk melatih calon teroris. Gunung Sempu adalah lokasi yang dipakai untuk uji coba bom oleh teroris jaringan JAD, sedangkan Kaliurang menjadi lokasi penggemblengan empat teroris kelompok JI.
Hal ini terungkap setelah dalam sepekan terakhir, tiga orang ditangkap Densus 88 di sejumlah wilayah di DIY karena diduga terlibat terorisme. Mereka yang diringkus bekerja sebagai guru SD hingga penjual roti bakar.
Rabu (9/2/2022) terduga teroris berinisial F, penjual roti bakar yang tinggal di Soragan, Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul ditangkap Tim Densus 88 Mabes Polri. Di waktu bersamaan, Densus 88 juga menangkap pria yang tinggal di Dusun Widoro, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
Lima hari kemudian pada Senin (14/2/2022), guru SD di Kota Wonosari yang tinggal di Ponjong, Gunungkidul, ditangkap oleh Densus 88.
Guru berinisial RY, 45, tersebut ditangkap di rumahnya di Dusun Jimbaran, Tambakromo, Ponjong, saat akan berangkat mengajar. Rumahnya kemudian digeledah.
BACA JUGA: Jaringan Teroris Jamaah Islamiyah Bentuk Perguruan Beladiri, Ini Tujuannya
Dua orang yang ditangkap pada Rabu, 9 Februari 2022, diduga terkait dengan JAD. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan satu dari dua orang tersebut berinisial RAU, sempat berbaiat pada Amir Daulah Islamiyah Abu Bakar Al Baghdadi tahun 2014. Tahun 2019 berbaiat ulang kepada Amir Daulah Islamiyah Al Hasyimi.
“RAU merupakan anggota JAD Jogja. RAU pernah mengikuti uji coba bom di Gunung Sempu, Bantul, pada 2018,” kata Ahmad.
Seorang lainnya berinisial SU, diduga berbaiat kepada ISIS Abu Bakar Al Baghdadi pada 2016, kemudian berbaiat kepada ISIS Abu Ibrahim Al Hashimi Al Quraishi pada 2019.
SU juga rutin mengikuti latihan ala militer IDAD bersama kelompok JAD di wilayah DIY periode 2016 sampai dengan 2019.
“SU ingin melakukan aksi amaliyah dengan menyerang kantor polisi,” imbuhnya.
Sementara, guru SD di Gunungkidul yang ditangkap pada Senin kemarin belum dibeberkan perannya dalam jaringan terorisme.
Teroris Jamaah Islamiyah
Sementara, Kaliurang di Sleman menjadi lokasi penggemblengan empat teroris kelompok JI yang diringkus di Jawa Tengah.
Ahmad Ramadhan mengatakan empat anggota JI yang ditangkap di Jawa Tengah masing-masing berinisial RAB, AJ, N, dan M.
N adalah anggota JI dan telah ber-muahadah atau bersumpah setia pada 2017. Selain itu, N juga merupakan peserta Sasana Satria Mas Purwodadi kelompok 1 angkatan ke-7 tahun 2018.
N pernah mengikuti latihan bela diri wushu di Grobogan bersama dengan anggota JI, yang dipimpin oleh K. Dia aktif mengikuti kajian umum dan kajian khusus JI di Srondol.
Sementara, RAB adalah anggota JI dan telah ber-muahadah pada 2013, dengan mengikuti seleksi penguatan fisik di rumah fitnes di Jogja pada September 2012.
BACA JUGA: 2 Cara Teroris Jamaah Islamiyah Kumpulkan Dana
“RAB mengikuti pelaksanaan program selanjutnya di bawah kendali JP, juga merupakan peserta sasana angkatan kedua tahun 2013, bersama dengan A, M,” kata Ramadhan, Senin (14/2/2022).
Adapun AJ adalah anggota JI yang telah ber-muahadah pada 2013. AJ mengikuti seleksi anggota JI di Kaliurang, pada November 2012 dan menjadi peserta pelatihan di Sasana Satria Muda Ambarawa angkatan kedua pada awal 2013 bersama dengan R, M.
M adalah pengembangan dari penegakan hukum tersangka S pada Agustus 2021. Saat itu, Tim Densus 88 Antiteror Polri mendapatkan barang bukti berupa senjata api Jenis M16, dua pucuk jenis FN dan satu pucuk jenis Revolver rakitan, serta lebih dari 100 butir amunisi. M anggota JI Qoid Takwiyah di bawah T dan BY, yang telah ber-muahadah sekitar 2000. M juga alumnus Moro Filipina angkata kedua.
“M merupakan pelatih pada Tadrib Asykari tahun 2011 di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, bersama dengan S dan pernah berangkat ke Suriah tahun 2013 melakukan pelatihan sebagai kloter pertama dari Bidang Toliah atas perintah B,” ujar Ramadhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com & Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
Advertisement
Advertisement