Advertisement

Promo November

Ini Cara Komunitas SAN Yogyakarta Menjaring Senyum Anak Nusantara

Lajeng Padmaratri
Sabtu, 19 Februari 2022 - 09:27 WIB
Arief Junianto
Ini Cara Komunitas SAN Yogyakarta Menjaring Senyum Anak Nusantara SAN Yogyakarta bermain bersama anak-anak. - Istimewa/SAN Yogyakarta

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Tak semua anak beruntung mendapatkan pendidikan yang layak. Padahal mereka adalah generasi di masa depan. Hal ini yang mendasari Senyum Anak Nusantara (SAN) Yogyakarta berkegiatan bersama anak-anak.

Komunitas SAN Yogyakarta hadir di Jogja pada 2020. Mulanya, SAN lebih dulu dirintis di Kediri, Jawa Timur oleh Ali Nastain pada 2019. Sebagai pegiat sosial, dia ingin menumbuhkan jiwa sosial di kalangan generasi muda agar tergerak membantu sesama.

Advertisement

Rupanya, ketika dia membuka rekrutmen sukarelawan nasional, animo anak muda untuk bergabung di kegiatan SAN sangat tinggi. Dari pusat kegiatan di Kediri, SAN pun dibentuk di beberapa daerah di mana sukarelawan pendaftar itu berasal, salah satunya di Jogja.

Kini, kegiatan SAN sudah ada di 72 daerah di Indonesia. Pembentukan komunitas regional ini tak lepas dari situasi Covid-19 yang membuat kegiatan lebih aman jika dibatasi di tiap daerah.

"Kegiatan kami menyasar anak-anak, karena masa depan Indonesia akan ditentukan oleh anak-anak sekarang. Tapi kita tahu di pinggiran banyak anak yang belum bisa mendapatkan pendidikan seperti kita di kota," ujar Wakil Ketua SAN Yogyakarta, Fidya Ifah kepada Harianjogj.com, Senin (14/2/2022).

Seperti kegiatan SAN di berbagai daerah, SAN Yogyakarta juga memiliki sejumlah program untuk anak-anak. Seperti membuat kegiatan bakti sosial bertajuk Seribu Senyum Nusantara (SSN) di panti asuhan, mendirikan taman baca, hingga mengajar soft skill ke anak-anak desa.

Sebagai komunitas yang menyasar kegiatan kepada anak-anak, SAN Yogyakarta tak ingin membatasi kelompok anak yang mereka tuju. Mereka ingin membuat kegiatan yang bisa diikuti oleh anak-anak sekolah dasar, anak-anak difabel, bahkan remaja.

"Kami pernah ke Panti Asuhan Bina Siwi, itu panti difabel. Di sana kami bermain sama anak-anak, bikin gim, bikin pertunjukan menari dan menyanyi, sekaligus bakti sosial," ucap Fidya.

Selain itu, SAN Yogyakarta juga mendirikan taman baca di Dusun Wangon, Gedangsari, Gunungkidul. Para sukarelawan yang merupakan mahasiswa dari berbagai latar belakang studi juga menyempatkan waktu untuk mengajar anak-anak usia sekolah dasar di sana setiap minggu.

Terdampak Pandemi

Kendati begitu, Fidya merasa kegiatan SAN Yogyakarta selama ini belum optimal. Situasi pandemi membuat mereka harus membatasi setiap kegiatannya. Akibatnya, ada sejumlah program yang ingin dilaksanakan tetapi belum tercapai.

"Di taman baca itu sebenarnya kami juga pengin membuat program konseling untuk anak-anak remaja. Tapi karena pandemi, sukarelawan yang datang harus dibatasi, sehingga kegiatannya masih fokus di anak-anak kecil," ujar mahasiswa Prodi Program Profesi Kedokteran UGM ini.

Padahal, Fidya berharap anak-anak remaja di sana juga bisa terlibat dalam kegiatan mereka. Berangkat dari curahan hati teman-teman seusianya, mereka mengaku membutuhkan sesi konseling di masa remajanya untuk diarahkan memilih mimpi yang ingin mereka capai.

"Beberapa remaja itu masih memiliki semangat meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tapi mereka bingung mau memilih jurusan apa. Makanya kami sebenarnya ingin punya kegiatan bareng remaja. Sayangnya belum terlaksana karena situasi pandemi yang membatasi kegiatan kami," ucap dia.

Bahkan, selama dua tahun bergabung menjadi anggota di SAN Yogyakarta, Fidya baru bisa aktif berkegiatan pada tahun kedua. Sebab, di tahun pertamanya, pandemi masih belum terkendali sehingga program offline masih ditunda.

Meski demikian, respons anak-anak panti serta anak-anak desa yang mengikuti kegiatan mereka cukup positif. "Apalagi anak-anak desa di Gunungkidul itu kan mereka sekolah online, jadi kegiatannya berkurang. Meskipun kegiatan kita dibatasi dan harus hati-hati biar enggak bikin klaster, tetapi Pak Dukuh mendukung sehingga anak-anak punya kegiatan positif dan nggak bosan," kata dia.

Selain program untuk eksternal, SAN Yogyakarta juga banyak mengadakan kegiatan untuk para relawan yang menjadi anggota. Saat ini ada 40 anggota yang tergabung dari berbagai latar belakang studi. "Kegiatan yang cukup seru itu volunteering camp. Kami berkemah, lalu mengadakan kegiatan sukarela di desa sekitar, seperti membantu warga dan bersih pantai," kata dia.

Dia berharap pandemi bisa segera kondusif sehingga kegiatan SAN Yogyakarta bisa lebih optimal. Terlebih, mereka tengah bersiap berganti kepengurusan dan siap menerima anggota baru pada Maret mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa

News
| Jum'at, 22 November 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement