Advertisement

Bertanam di Lahan Marjinal, Petani Padi di Pesisir Bantul Mulai Panen

Catur Dwi Janati
Kamis, 03 Maret 2022 - 14:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Bertanam di Lahan Marjinal, Petani Padi di Pesisir Bantul Mulai Panen

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL - Sejumlah petani padi di kawasan pesisir Bantul mulai memasuki masa panen. Meski bercocok tanam di lahan marjinal, produktivitas padi di pesisir terbilang sukses pada panen pertama tahun 2022 ini.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Imawan Eko Handriyanto menyampaikan sebagian lahan pertanaman padi di wilayah Selatan mulai dipanen. "Sebagian sudah panen ya, sebagian. Tapi banyak yang belum, karena sana mayoritas holtikultura," terang Imawan pada Rabu (2/3/2022).

Advertisement

Panen padi pertama tahun 2022 ini diperkirakan Imawan merupakan tanaman padi yang ditanam pada periode November 2021 lalu. "Iya kan umur 3,5 bulanan, mungkin bisa [tanam] November," tandasnya.

Dari catatan panen padi periode sebelum-sebelumnya, Imawan menerangkan produktivitas lahan pesisir lebih rendah dari lahan sawah. Di lahan sawah produktivitas padi rata-rata 6,4 ton gabah kering giling per hektare. Sementara untuk lahan marjinal di pesisir, produktivitasnya di bawah angka lahan sawah pada umumnya.

Baca juga: Bantul Kembangkan Tanam Padi 4 Kali Dalam Setahun

"Termasuk lahan marjinal toh itu. Jadi memang rendah dari sawah, karena airnya tercukupi di sawah," ujarnya.

Selain perihal pasokan air, Imawan menjelaskan perbedaan produktivitas padi lahan marjinal juga dipengaruhi sifat tanah. Lahan pesisir disebutkan Imawan memiliki sifat tanah porous yang membuat air cepat menghilang.

"Sifat tanah pasir itu porous, airnya cepat menghilang. Kecuali diberi tambahan pupuk organik yang banyak atau amelioran lainnya yang seperti lahan sawah itu. Lebih bisa mengikat air," tandasnya.

Imawan mencatat beberapa lahan di wilayah pesisir Bantul turut ambil bagian dalam program Kementerian Pertanian Indeks Pertanaman (IP) 400 pada tanaman padi. "Di Sanden sekitar 400 hektare, di Kretek sekiar 300-an haktare. Di Srandakan itu kalau enggak salah 200-an hektare," ujarnya.

Dengan kondisi lahan marjinal, DKPP Bantul mengimplementasikan beberapa teknologi untuk mengoptimalkan kondisi lahan yang ikut dalam IP400. "Ya penambahan bahan tanah itu kalau di lahan pasir. Amelioran itu bisa pupuk kandang atau tanah yang agak liat. Yang liat itu supaya bisa mengikat air," jelasnya.

Sebelumnya program IP400 di Bantul diluncurkan di Padukuhan Serut, Palbapang, Bantul oleh Kementan RI pada medio Februari lalu. Peluncuran tersebut menjadi yang pertama di DIY. Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang hadir dalam peluncuran program IP400 kala itu menyampaikan Kabupaten Bantul terus mengupayakan pemanfaatan lahan marjinal untuk meningkatkan produksi pertanian.

"Ke depan oleh pemerintah bersama pemerintah desa dan kelompok tani akan terus kita buka lahan-lahan yang tidak produktif. Termasuk di antaranya lahan pasir akan terus kita optimalkan," tutur Halim.

Di Kabupaten Bantul terdapat sekitar 30.000 haktare pertanaman padi tiap tahunnya. Melalui program IP400, luas pertanaman padi di Bantul bertambah 5000 hektare untuk budi daya tanaman padi. Penambahan luasan areal pertanaman ini diharapkan dapat menambah produktivitas padi tahunan di Bantul. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement