Advertisement

Harga LPG Subdisi di Jogja Berpotensi Naik

Sirojul Khafid
Jum'at, 04 Maret 2022 - 11:47 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Harga LPG Subdisi di Jogja Berpotensi Naik Ilustrasi. - Solopos/ Sunaryo Haryo Bayu

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA–Harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) subsidi di Kota Jogja berpotensi naik. Menurut Kepala Dinas Perdagangan Kota Jogja, Yunianto Dwi Sutono, pertimbangan kenaikan harga ini lantaran jarak atau selisih yang besar antara harga LPG subsidi dan non subsidi.

Naik secara berkala sejak 27 Februari 2022, kini harga LPG non subdisi dengan kapasitas 5,5 Kilogram (Kg) senilai Rp88.000 dan kapasitas 14 Kg seharga Rp180.000. Sementara untuk LPG subsidi kapasitas 3 Kg Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp15.500.

Advertisement

“Sejauh ini yang bersubsidi belum diubah harganya, kemungkinan nanti ada perubahan, ada penyesuaian. Ini jaraknya jauh banget antara yang subsidi dan non subsidi,” kata Yunianto, Jumat (4/3/2022).

“Kemarin HET Rp15.500 yang subsidi, nanti akan diusulkan ke Gubernur DIY, belum tahu berapa, karena di lapangan harganya bisa Rp19.000 sampai Rp20.000 pada pemantauan kami, sampai di atas HET.”

Usulan kenaikan harga LPG subsidi menyesuaikan harga di lapangan. Namun saat ini masih dalam pembahasan berbagai pihak, termasuk Pertamina sebagai yang memiliki kewenangan. “Kenaikan menyesuiakan di lapangan, kemungkinan sekitar Rp18.000, tapi itu kewenangan Pertamina, koordinasi dengan kami dan diusulkan ke tingkat provinsi. Kami melihat di Jawa Tengah juga ada kenaikan,” katanya. “Cuma harapan saya, misal ada kenaikan masih memihak pada masyarakat.”

Baca juga: Pertamina Pastikan Harga Elpiji Subsidi 3 Kg Tak Akan Naik

Meski ada kenaikan harga LPG, namun Yunianto menegaskan stok masih aman, bahkan sampai Idulfitri 2022. Selain itu, belum terpantau pula ada pergeseran pembelian dari pengguna non subsidi ke LPG subsudi. Lantaran LPG salah satu kebutuhan pokok, sehingga masyarakat tetap membeli meski harga naik.

“Saya melihat memang [konsumen non subsidi] mengeluh, tapi memang jadi kebutuhan pokok, jadi tetap harus dipenuhi, dan di pasar kebutuhan masih stabil antara subsidi dan non subsidi. Itu kan sudah ada segmennya masing-masing,” kata Yunianto. “Nanti kami dan Satuan Polisi Pamong Praja akan sidak dan pemantauan, jangan sampai nanti yang subsidi digunakan bagi mereka yang tidak berhak memakainya, ini kekhawatiran kami.”

Pemilik Pangkalan Gas Gendeng, Gondokusuman, Wiratmadi Dirgantoro, mengatakan, belum ada kenaikan permintaan LPG di tempatnya. Hal ini lantaran sudah ada jatah dan pelanggan yang pasti. Sesuai peraturan Pertamina, Wiratmadi hanya bisa melayani konsumen di areanya saja. Itupun sudah ada data konsumen.

“Enggak ada pengaruh [pada penjualan], sama saja. Sebulan jual 800 tabung, 50 persen untuk rumah tangga. Misal pun ada dari luar daerah hanya satu dua, kebanyakan pedagang. Namun karena bukan konsumen dan berada di areanya, maka pembelian tidak bisa dilayani,” katanya.

Wiratmadi hanya menjual LPG bersubsidi dengan harga Rp15.500 sesuai HET. Sejauh ini distribusi tergolong lancar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement