Advertisement
Pemindahan PKL Tak Berpengaruh, Malioboro Tetap Padat Pada Malam Minggu
Advertisement
Harianjoga.com, JOGJA—Pemindahan pedagang kali lima dari trotoar Malioboro tak berpengaruh terhadap keramaian di kawasan tersebut. Malioboro tetap padat dengan kerumunan orang-orang dan lalu lintas kendaraan pada Sabtu (3/5/2022) atau malam Minggu.
BACA JUGA: Sudah Dicat Putih, Begini Gambaran Bangunan Asli Malioboro pada Zaman Dahulu
Advertisement
Kemacetan bahkan muncul di jalan menuju Malioboro, yakni di utara Hotel Grand Inna Malioboro. Mobil dan sepeda motor mengantren hingga ujung Jalan Mataram. Sementara, di depan Teras Malioboro 2, tempat relokasi PKL yang semula menempati jalur pedestrian Malioboro, wisatawan berkumpul. Mereka hendak masuk atau baru saja keluar dari Teras Malioboro 2.
“Malioboro tetap ramai di malam Minggu meski sudah tidak ada PKL di pinggir jalan. Kami malah jadi lebih dekat ke tempat PKL berjualan,” kata Faras, wisatawan asal Temanggung, Jawa Tengah.
Wisatawan juga banyak berkumpul di depan Pasar Bringharjo dan depan Teras Malioboro 1. Sementara, kendaraan harus berjalan pelan saat melewati Jalan Malioboro karena lalu lintas cukup padat. Pemandangan seperti ini hampir sama seperti sebelum pandemi atau sebelum PKL dipindah ke lokasi baru.
Sebelumnya, Pemda DIY mengungkapkan rencana menjadikan kawasan Malioboro sebagai galeri seni dan budaya terpanjang di Tanah Air.
“Nanti akan menjadi galeri terpanjang,” kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Laksmi Pratiwi, Senin (28/2/2022) malam.
Konsep Malioboro sebagai galeri terpanjang itu masih akan dimatangkan bersama para akademisi berbagai kampus, termasuk Institut Seni Indonesia (ISI), seniman, serta elemen masyarakat lainnya.
Sebagai gambaran awal, menurut dia, sepanjang Jalan Malioboro bakal dihiasi karya-karya "street art" atau seni jalanan.
Beberapa pertunjukan seni dan budaya, kata dia, juga mulai digelar di sentra pedagang kaki lima (PKL) di Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2.
BACA JUGA: Malioboro Tetap Ramai Tanpa PKL di Trotoar, Wisatawan Kini Bisa Selonjoran
Menurut dia, rangkaian penataan kawasan Malioboro yang masih terus berlangsung hingga saat ini bertujuan mengembalikan memori kolektif kawasan itu sebagai tempat masyarakat berkreasi dan mencari inspirasi.
“Dulu kan Malioboro sebagai tempat yang sangat kondusif bagi orang, seniman, budayawan mendapatkan inspirasi, mendapatkan ruang-ruang berkreasi. Ke depan juga akan seperti itu tapi pada bentuk-bentuk yang lebih memuliakan Malioboro dengan saling menghargai hak dan kewajiban, serta peran masing-masing,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- BEA CUKAI: Mari Bersama-sama Gempur Rokok Ilegal
- Jalur Trans Jogja dan Tarifnya, Cek di Sini!
- DPRD DIY Setujui Perubahan Propemperda DIY Tahun 2024
- Tol Jogja-Solo Beroperasi Gratis untuk Mudik Lebaran 2024, Ini Ketentuan Mobil Melintas dan Pintu Keluar Masuknya
- Farmasi UAD Kembali Giatkan Sekolah Lansia Segar Guna Tingkatkan Kesehatan Lansia di Wirobrajan
Advertisement
Advertisement