Kelapa Belum Banyak Diolah, Padahal Bisa Atasi Kelangkaan Minyak Goreng

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Besarnya potensi kelapa ternyata belum dimaksimalkan pengolahannya. Produk hasil pertanian ini bisa diolah menjadi minyak goreng yang mudah dan murah sebagai pengganti minyak goreng sawit yang saat ini langka. Hal ini dibahas dalam Millennial Agriculture Forum (MAF) secara daring.
Praktisi dari Pengolahan Kelapa Terpadu Arif Nur Wahyudi menilai kelangkaan minyak sawit sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan karena ada minyak kelapa. Bahkan minyak kelapa bisa diproduksi secara mandiri, tetapi kadang masyarakat malas untuk memulainya karena terbiasa dengan kemudahan membeli minyak sawit.
Padahal minyak kelapa sangat mudah dan murah diproduksi serta bahan baku bisa ditemukan di sekitar kita. Karena Indonesia termasuk penghasil kelapa terbesar di dunia dengan jumlah kebun di atas 90% adalah milik petani dan baru sekitar 50% yang hasil panennya terolah. Adapun produksi kelapa per tahun saat ini baru mencapai 18 juta ton.
"Kalau untuk mengganti minyak goreng yang saat ini sedang heboh, kalau diganti dengan produk minyak kelapa itu sangat bisa memenuhi kebutuhan minimal lokal. Tetapi jarang sekali di daerah penghasil kelapa itu masyarakatnya memproduksi minyak kelapa, seperti di Purworejo, Kebumen," katanya dalam diskusi Minyak Kelapa, Solusi Tepat saat Minyak Langka yang dipantau melalui Youtube, Senin (11/4/2022).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Profesor Dedi Nursyamsi menambahkan perubahan iklim saat ini sudah mempengaruhi produksi pangan dunia. Negara besar rata-rata mengalami penurunan produksi antara 10% hingga 30%. Oleh karena itu harus solutif dalam merespons bentuk kelangkaan pangan salah satunya melalui diversifikasi pangan. Salah satunya mengganti minyak goreng sawit menjadi minyak goreng kelapa. Cara ini sekaligus untuk membentuk ketahanan pangan di level nasional.
"Kita harus genjot produktivitas dan produksi pangan serta melakukan diversifikasi pangan lokal. Misalnya mengganti kedelai dengan koro pedang, daging sapi dengan daging ayam dan diversifikasi minyak goreng sawit dengan minyak kelapa,” katanya.
Menurutnya dalam berbagai kesempatan Mentan Syahrul Yasin Limpo sudah mengingatkan bahwa pandemi Covid 19 dan perubahan iklim menjadi tantangan terbesar bidang pertanian dalam memenuhi pangan nasional karena FAO pun sudah mengingatkan terkait krisis pangan ini.
Direktur Polbangtan Yogyakarta Bambang Sudarmanto menyatakan saat ini bukan saatnya insan pertanian turut berpolemik dengan berkutat pada isu yang beredar, namun harus ikut melakukan upaya optimalisasi sumber daya alam yang dimiliki. Menurutnya kemandirian pangan bisa diciptakan dengan memaksimalkan hasil pertanian lokal seperti halnya memanfaatkan minyak kelapa. "Kolaborasi antara akademisi, praktisi dan pemerintah menjadi kunci untuk mewujudkannya," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Potret Tadarus Massal Ribuan Santri di Ponpes Ar Raudhatul Hasanah Medan
- Tradisi Sembahyang Kubur Ceng Beng di Kalbar, Ritual Suci Hormati Leluhur
- Fantastis! Berharta Rp10,9 Triliun, Ini Resep Raih Sukses Ala Sandiaga Uno
- Pertunjukan Tari Barong dan Keris, Kesenian Tradisional Andalan Wisata di Bali
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Bisa Dicoba! Ini 3 Wisata Air di Jogja Langsung dari Sumbernya
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca Jogja Minggu 26 Maret 2023, Bervariatif
- Jadwal Bus DAMRI Minggu 26 Maret 2023
- Kisah Tukang Tambal Ban Panggilan, Terima Order dari Remaja Klitih saat Dinihari
- Viral! Sejumlah Warga Mengaku Jadi Korban Begal Bermodus Debt Collector di Jogja
- Bersiap Perang Sarung, 7 Remaja Gunungkidul Ditangkap Polisi
Advertisement