Advertisement

20% Lulusan SMK di DIY Masih Menganggur

Sunartono
Rabu, 11 Mei 2022 - 21:37 WIB
Arief Junianto
20% Lulusan SMK di DIY Masih Menganggur Ilustrasi kegiatan SMK. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Dari total 28.000 lulusan SMK di DIY per tahunnya, sebanyak 20% di antaranya tak terserap dunia kerja alias menganggur. Sementara 47% dari total itu dinyatakan  telah terserap dunia kerja.

Untuk itu, Disdikpora DIY terus mendorong SMK agar meningkatkan intensitas kerja sama dengan dunia industri.

Advertisement

Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya mengatakan berdasarkan data terakhir pada 2019 hingga 2020 silam, hasil pemetaan lulusan SMK di DIY yang bekerja berada di angka 47% dari total hampir 28.000 lulusan setiap tahun.

Sedangkan untuk lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi di angka 14%, berwirausaha sekitar 19% dan lulusan yang belum bekerja sekitar 20%.

“Yang terserap kerja itu 47 persen dan yang pengangguran atau masih dalam masa menunggu itu sekitar 20 persen. Tetapi akhir-akhir ini yang berwirausaha mulai meningkat. Memang secara nasional tingkat pengangguran terdidik lulusan SMK mungkin paling banyak,” kata Didik, Rabu (11/5/2022).

Dia menyatakan sangat logis jika persentase secara nasional lulusan SMK mendominasi pengangguran karena lulusan SMK tergolong paling banyak.

Di DIY misalnya jumlah lulusan SMK di angka 28.000 setiap tahun, sedangkan lulusan SMA totalnya di angka 17.000 per tahun.

Didik mengatakan terkait data BPS yang menyatakan sekitar 10,38% memang faktanya demikian. Karena jumlah pelajar SMK di Indonesia termasuk di DIY tergolong paling banyak dibandingkan SMA.

Di sisi lain, kata dia, yang terdata rata-rata merupakan lulusan yang bekerja di sektor formal. Padahal banyak lulusan SMK yang bekerja di sektor informal.

“Misalnya dengan kemampuannya, lulusan SMK kemudian bekerja di perusahaan katering di area terdekatnya, ini kan juga belum kami lakukan di pendataan sehingga jumlah yang belum bekerja seperti di DIY ada di angka 20 persen. Bisa saja yang di 20 persen ini banyak lulusan yang bekerja di sektor informal,” katanya.

Guna meningkatkan persentase lulusan terserap kerja, Disdikpora DIY terus mendorong dan memfasilitasi SMK untuk link and match dengan industri.

Praktik dan pelatihan di SMK di DIY sebagian besar telah mereplika dunia kerja sesuai bidang keahlian. Kemudian praktiknya didukung dengan metode dan peralatan yang sejalan dengan industri dan diberikan oleh guru atau instruktur yang memiliki pemikiran sama dengan dunia kerja. Sehingga saat ini peralatan di SMK dibantu oleh Pemerintah Pusat.

“Bahkan di beberapa sekolah peralatannya untuk praktikum sudah ada yang lebih modern. Sehingga ketika lulus, siswa itu sudah terbiasa mengoperasikan alat di industri,” ucapnya.

Kerja sama dalam bentuk magang siswa SMK ke industri serta menyamakan persepsi para guru agar dalam proses pengajaran menggunakan kompetensi seperti di suatu industri.

Selanjutnya bisa membantu membangun jaringan untuk mencarikan kerja setelah, baiknya industri yang ada di DIY maupun di luar DIY.

“Kebetulan DIY terus melakukan kerja sama dengan, ada kesepakatan termasuk dengan Kadin, lalu ditindaklanjuti setiap SMK dengan sejumlah industri. Kerja sama dengan industri itu dilakukan sampai pada penerapan kurikulum, disusun bersama dengan industri,” katanya.

Dia mengungkap salah satu kendala program link and match di DIY adalah minimnya industri skala besar sehingga harus bekerja sama dengan industri di luar DIY. Sehingga anak ketika mengikuti PKL tidak bisa pulang dan harus tinggal di luar daerah.

“Tetapi untuk industri yang tidak terlalu besar di DIY sudah cukup banyak,” ungkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

TWC Targetkan Wisatawan Candi Borobudur & Prambanan Naik 37% Saat Libur Lebaran

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement