Duka Mendalam, Warga Perumahan Nogotirto Sleman Salat Gaib untuk Buya Syafii
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Warga di sekitar rumah Buya Syafii Maarif di Perumahan Nogotirto Elok II Jalan Halmahera D 76. Gamping, Sleman mengaku sangat kehilangan sosok Buya Syafii yang dikenal humanis dan sederhana. Warga menggelar salat gaib di Masjid Nogotirto untuk ikut mendoakan Buya Syafii.
"Sulit digambarkan sosok Buya. Sulit dicari gantinya. Hatinya lebar dan luas. Beliau tidak membedakan agama. Menerima siapapun di rumahnya. Bahkan saat hari raya banyak orang fakir miskin yang mengunjungi rumah Buya Syafii," kata Bambang Ramelan, tetangga Buya Syafii, Jumat (27/5/2022).
Advertisement
Hal senada disampaikan Ketua RT 7 RW 16 Totok. Dia menjelaskan, sosok Buya bukan sekadar sebagai ulama tetapi juga sebagai guru. Selama ini, Buya kerap menjadi imam dan aktif diberbagai kegiatan warga. "Di perumahan ini beliau sangat ringan sekali membantu. Kalau ada yang kesusahan dibantu. Jadi betul, kami sangat kehilangan sosok guru dan kehilangan panutan. Banyak sekali yang diberikan beliau terhadap lingkungan," katanya.
BACA JUGA: PPDB SMA/SMK DIY: Tempat Tinggal Radius 300 Meter dari Sekolah Otomatis Lolos
Tetangga Buya Syafii lainnya, Zar Albanna mengatakan selain dikenal humanis Buya Syafii juga dikenal sebagai guru bangsa dan memberikan teladan bagi semua agama. Buya meski sudah berusia senja juga dikenal sosok yang mandiri dan tidak ingin merepotkan orang lain.
"Sampai akhir hayatnya, beliau bersedia menjadi Ketua Panitia pembangunan madrasah muallimin di Sedayu. Sungguh kami merasa kehilangan sosok keteladanan," katanya.
Salah satu orang dekat Buya Syafii, Julius Felecianus yang juga pemilik Penerbit Galang Media mengatakan mengenal sosok Buya Syafii sebagai sosok penuh dengan toleransi. Saat terjadi penyerangan di Gereja St. Lidwina, Jambon Trihanggo Gamping, kata Julius, Buya datang ke gereja. "Buya menemui Romo Prier dan juga pelakunya, untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Toleransi beliau patut ditauladani," katanya.
Buya juga dikenal sangat memerhatikan kaum marjinal dan masyarakat kecil agar terangkat kesejahteraannya. Buya juga memimpikan Indonesia sebagai rumah bersama tanpa sekat-sekat agama, membedakan ras dan suku. "Saya ingat betul, saat bertemu dengan Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Buya minta pak Ma'ruf menjadi wakil presiden untuk semua agama, semua suku dan ras," ujar Julius.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo berharap cita-cita Buya Syafii yang selama ini belum terwujud dapat dilanjutkan oleh generasi saat ini. Menurutnya, Buya Syafii merupakan salah seorang sesepuh warga Sleman dan tokoh bangsa. "Semoga ilmu-ilmu yang diberikan Buya Syafii dapat diamalkan dan cita-cita yang belum terwujud dapat kami teruskan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Jadi Tersangka Pemerasan dan Gratifikasi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Minggu 24 November 2024
- Catat! Ini Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Pekan Terakhir November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Minggu 24 November 2024: Hujan Ringan hingga Petir
- Jadwal Bus Damri Titik Nol Kilometer Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Minggu 22 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Bantul di Pekan Terakhir Bulan November 2024
Advertisement
Advertisement