Advertisement

Disbud DIY Danai Produksi Enam Film

Media Digital
Selasa, 31 Mei 2022 - 07:07 WIB
Jumali
Disbud DIY Danai Produksi Enam Film Yuliana Eni Lestari Rahayu (kedua dari kanan) dan Ifa Isfansyah (paling kiri) dalam Pitching Proposal Kompetisi Pendanaan Film di Dinas Kebudayaan DIY, Umbulharjo, Jogja, Senin (30/5/2022). - Harian Jogja - Sirojul Khafid

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY mencari enam film yang nantinya akan dibantu dalam pendanaan.

Setelah 57 proposal film yang masuk diseleksi menjadi 14 peserta, Dinas Kebudayaan DIY mengurasi proposal untuk mencari enam pemenang. Dari 14 proposal ini, 10 merupakan film pendek fiksi dan empat film dokumenter.

Advertisement

Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat, Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan DIY, Yuliana Eni Lestari Rahayu, mengatakan, kuratorial ini kembali berlangsung setelah sempat vakum sejak 2019. Kala itu penganggaran lebih fokus pada penanganan pandemi Covid-19.

“Pendanaan produksi film sudah berlangsung sejak tahun 1992, dan kini kami telah memiliki 112 film,” kata Eni di sela-sela Pitching Proposal Kompetisi Pendanaan Film di Dinas Kebudayaan DIY, Umbulharjo, Jogja, Senin (30/5/2022).

“Memang DIY sebagai pijakan dunia perfilman, menjadi barometer perfilman di Indonesia. Pemerintah punya kepedulian terhadap perkembangan film, kami memiliki tim perfilman yang membantu filmmaker Jogja akan dibawa ke mana.”

Setelah peserta presentasi, pemenang akan diumumkan pada 2 Juni 2022. Kemudian peserta akan diberi surat kontrak sebelum nantinya mulai produksi dari Juni sampai November 2022. Langkah selanjutnya kepengurusan sensor dan launching pada akhir tahun 2022.

Selama dua tahun setelah launching, film menjadi milik bersama antara Dinas Kebudayaan DIY dan filmmaker. Dinas Kebudayaan DIY akan mendistribusikan dalam berbagai festival. Semua pemenang akan mendapat bantuan dana masing-masing Rp180 juta dari Dana Keistimewaan.

“Dengan adanya dana keistimewaan, aspek seni bisa terwadahi, tidak hanya seni pertunjukan, tapi juga sinematografi. Film Tilik salah satu hasil dari bantuan pendanaan program kami,” katanya.

Salah satu kurator, Ifa Isfansyah, mengatakan, salah satu pertimbangan penilaian pada sisi kreatif dan kritis dengan perkembangan DIY sebagai ruang yang istimewa. Selain itu, ide juga perlu memiliki bayangan dalam produksinya, karena tidak semua ide bisa terwujud dalam film.

“Pendaan ini sudah berlangsung berkali-kali, sehingga perlu mencari pendekatan atau ide visual yang membawa pembaruan. Kami harapkan ada gagasan visi yang memang menarik dalam konteks itu,” kata Ifa yang merupakan seorang sutradara.

Terlebih di masa perkembangan peradaban dengan segala dinamikanya, peserta bisa menangkap kejadian yang mungkin terlewat bahkan oleh orang asli DIY.

“Entah dampak pandemi atau fenomena yang ada di DIY namun bisa jadi kita terlewat atau tidak begitu memperhatikan,” katanya.

“Tidak selalu apabila bicara tentang budaya, maka merujuknya pada seni tradisi. Atau misal seniman, kemudian merujuk pada pelukis dan lainnya, bisa lebih luas dari itu.”

Peserta terpilih akan mendapat pendampingan dari supervisi dari pra sampai post produksi. Salah satu supervisi, Greg Arya, menjelaskan, dia dan supervisi lainnya akan mengarahkan peserta sesuai catatan kurator. Mereka juga akan mendampingi agar ide, teknis, sampai kreatif bisa semakin maksimal.

“Kami dorong agar pra sampai post produksi bisa lebih maksimal lagi,” kata Greg yang merupakan editor film.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement