Sosialisasi Ketahanan Keluarga Bahas Kekerasan Jalanan dan Stunting
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Kasus stunting yang masih tinggi di DIY dan juga kasus kekerasan jalanan pada remaja yang marak akhir-akhir ini menjadi pembahasan dalam Sosialisasi Ketahanan Keluarga yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY di Pendopo Kalurahan Ringinharjo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Selasa (7/6/2022).
Berdasarkan data DP2AP3 DIY sesuai instruksi Presiden RI target angka stunting tahun 2024 sebesar 14%. Sementara pada 2019 angka stunting di DIY masih di angka 21%. Sementara pada 2021 stunting di DIY 17,3%. Tidak hanya DIY, Bantul juga masih tinggi, 8,34% pada 2021 dari total bayi di bawah lima tahun (Balita) sebanyak sekitar 41.000. Sementara pada 2022 angka tersebut telah turun menjadi 6,7%.
Advertisement
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.
Anggota Komisi B DPRD Bantul, Boedi Dewantoro mengapresiasi dinas terkait yang mengangkat tema stunting dan kekerasan jalanan dalam Sosialsasi Ketahanan Keluarga ini. Menurutnya, angka stunting di DIY masih mengkhawatirkan.
“Anak lahir 1000 hari pertama tapi gizi kurang, data itu makanya harus diupayakan jangan sampai berlarut jadi masalah besar. Sosialisasi stunting ini minta tokoh perempuan, ibu-ibu PKK bagaimana siapkan keluarga, tidak hanya aspek rohani persiapan mental tapi juga aspek pemenuhan gizi,” kata Boedi.
Tidak hanya kasus stunting, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menyoroti soal kekerasan jalanan yang marak akhir-akhir ini di DIY. Ia menyadari polisi maupun Pemda DIY dan kabupaten kota sudah berupaya menekan kekerasan jalanan, namun faktanya masih terus terjadi sehingga dibutuhkan peran keluarga untuk mengatasi persoalan tersebut.
Ia berpendapat kekerasan jalanan berawal dari ketahanan keluarga, anak-anak tidak nyaman atau tidak mendapatkan tempat bagus atau komunikasi yang baik di rumah, sementara di luar diterima kelompoknya. Persoalannya ketika sudah bergabung dengan kelompok remaja di luar bukan positif yang didapatkan namun malah kegiatan yang negatif.
“Teman saya lakukan survei kecil-kecilan. Hasilnya kalau anak mau jadi masuk anggota geng itu ternyata dilatih terlebih dahulu, misalnya berani minuman ini habiskan atau itu digebuk. Ini yang terjadi, anak anak yang tak dapatkan kenyamanan di keluarga akhirnya mereka menemukan kenyamanan di luar dan terpengauh tindakan negatif,” ucap Boedi.
Lebih lanjut Boedi juga menyoroti soal pengaruh globalisasi. Saat ini dengan adanya teknologi informasi berbagai informasi masuk tanpa jarak dan waktu. Jika tidak disikapi dengan benar bisa masuk pada ruang-ruang privat akhirnya mempengaruhi tingkah laku dari budaya luar. Bahkan budaya-budaya luar yang tidak cocok dengan budaya ketimuran dan agama seperti di Indonesia
“Kalau tidak dicermati seksama dengan edukasi ketahanan keluarga tak menutup kemungkinan bisa jebol. Maka ketahanan keluarga sangat penting. Keluarga adalah benteng utama pendidikan anak-anak karena berpengaruh terhadap lingkungan,” tandas Boedi.
Selain Boedi Dewantoro, narasumber dalam Sosialisasi Ketahanan Keluarga di Ringinharjo tersebut adalah Yekti Utami dari Satgas PPA DIY; Ninik Istitarini dari Dinas Permberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Pendudik dan KB (DP3AP2KB) Bantul; Lurah Ringinharjo Sulistiya Atmaji; dan Sub Koordinasi Seksi Advokasi, Komunikasi, dan Edukasi, DP3AP2 DIY, Heru Triyono.
Heru Triyono mengatakan kegiatan Sosialisasi Ketahanan Keluarga yang digelar di Kalurahan Ringinharjo merupakan ke-25 kali dari target 32 kali dalam tahun ini yang diselenggarakan di kabupaten dan kota di DIY. Selama Juni ini kegiatan sosialisasi lebih difokuskan pada penanganan stunting dan dan kekerasan jalanan.
“Harapannya sosialisasi ini bisa memberikan edukasi pada masyarakat betapa pentingnya penanganan stunting. Jadi pondasi dalam mengembangkan sumber daya manusia. Kalau bisa menangani angka stunting, gizi bagus, pertumbuhan bagus, kualitas SDM bagus akhirnya,” kata Heru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Jumat 22 November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 22 November 2024: DIY Hujan Ringan Siang hingga Malam
- Jadwal Pemadaman Jumat 22 November 2024: Giliran Depok dan Pasar Godean
Advertisement
Advertisement