Advertisement
Cegah Kebakaran, Sekuriti Kampus Harus Bisa Gunakan Apar dengan Tepat
 Petugas sekuriti mengikuti simulasi penanganan kebakaran di area Kampus UII, Jumat (10/6/2022).  - Ist/uii.
                Petugas sekuriti mengikuti simulasi penanganan kebakaran di area Kampus UII, Jumat (10/6/2022).  - Ist/uii.
            Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sekuriti menjadi salah satu unsur penting dalam melakukan mitigasi bencana di area gedung kampus perguruan tinggi. Salah satunya mitigasi bencana kebakaran. Sekuriti harus dibekali penanganan bencana karena menjadi unsur yang berada di area gedung selama 24 jam.
Praktisi dari Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Kebencanaan (SPMKB) UII Dwi Handayani menjelaskan konsorsium Uni Eropa bersama sejumlah kampus di Indonesia memiliki program pengembangan tangguh bencana. Salah satunya yang menjadi fokus saat ini adalah penanganan kebakaran dengan mempersiapkan para petugas sekuriti.
Advertisement
Dwi mencontohkan gedung kampus seperti UII yang saling terpisah memiliki risiko penanganan bencana tidak terkoordinasikan dengan baik. Sehingga unsur sekuriti yang berada di lokasi gedung selama 24 jam memiliki peran penting dalam melakukan reaksi cepat menangani situasi ketika terjadi bencana kebakaran. Adapun di UII telah digelar simulasi penanganan bencana kebakaran dengan melibatkan 40 sekuriti perwakilan setiap gedung.
"Melalui program ini agar penangungjawab tiap gedung, sekuriti tahu mengenai apa yang harus dilakukan khususnya saat terjadi bencana kebakaran. Harus bisa menggunakan tabung Apar dengan baik," katanya, Senin (13/6/2022).
Baca juga: UII Bakal Buka Kampus Baru, Kota Ini Jadi Calon Lokasinya
Sekuriti harus diberikan bekal cara menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) dengan baik. Agar penggunaannya bisa dilakukan secara efektif dalam mencegah meluasnya kebakaran. Tak kalah pentingnya agar tabung Apar tidak hanya menjadi hiasan gedung. "Memang belum semua sekuriti bisa diikutsertakan, tetapi setidaknya mereka bisa menyampaikan ilmu kepada personel lain," ujarnya.
Wakil Rektor UII Wiryono Raharjo menambahkan dalam memberikan bekal penanganan bencana UII bekerja sama dengan Erasmus+ Programme of The European Union dan Building Universitas in Leading Disaster Resilience (BUiLD). Outputnya setiap universitas anggota di konsorsium itu memiliki satu unit yang mengorkestras mitigasi bencana.
"Mengapa sasarannya sekuriti? Karena bahaya kebakaran itu yang menanggulangi adalah yang dekat dengan api. Mereka paling dekat sehingga jadi target utama, dalam hal ini sekuriti karena unsur ini selalu berada di lingkungan gedung," ujarnya.
Secara umum berdasarkan data BPBD DIY terdapat 155 kasus kebakaran permukiman dan bangunan di wilayah DIY selama 2021. "Termasuk level sosial masyarakat tangguh bencana ini harus digerakkan diingatkan dengan beragam kegiatan bahwa bencana tidak bisa diprediksi tetapi bisa disiapkan mitigasinya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
 
    
        Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak
Advertisement
Berita Populer
- Kinerja Pemda DIY Positif, Capaian Fisik OPD Kategori Baik
- Cek! Jadwal SIM Keliling di Sleman Hari Ini, Jumat 31 Oktober 2025
- Pohon Tumbang Timpa Rumah di Srandakan Bantul, Nihil Korban
- Mitigasi Longsor, BPBD Kulonprogo Imbau Warga Pasang Talang
- Pemuda Diamankan Polsek Sleman Usai Aniaya Pengendara dengan Celurit
Advertisement
Advertisement






















 
            
