Kunjungi Kraton, Presiden Jerman Kagum dengan Lawung Ageng
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier melakukan kunjungan ke Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Jumat (17/6/2022) sore. Rombongan tiba di Kraton setelah menuntaskan serangkaian kunjungan di UGM pada Jumat siang.
Steinmeier datang menggunakan SUV mewah Mercedes Benz G-Class warna hitam. Rombongan tiba melalui keben dengan disambut keluarga Kraton. Dalam kunjungan itu Steinmeier sempat melihat sejumlah pameran batik, wayang kulit dan manuskrip di Kompleks inti Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Advertisement
Penghageng Kawedanan Hageng Dana Datu Suyasa Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat GKR Mangkubumi mengatakan dalam pertemuan dengan Presiden Steinmeier salah satunya membahas tentang masalah lingkungan. Ia berharap dengan teknologi dan riset canggih di Jerman, bisa dikolaborasikan dengan DIY untuk mengatasi persoalan lingkungan.
BACA JUGA: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-114: Pilu! 322 Anak Ukraina Terbunuh, 581 Terluka
"Perbincangan menjelaskan tentang keseimbangan Jogja, kemudian tentang lingkungan karena di Jerman punya teknologi dan riset yang cukup bagus untuk masalah lingkungan. Tentunya kita juga ingin kolaborasi dengan mereka untuk penataan permasalahan lingkungan yang ada di Jogja," katanya kepada wartawan usai pertemuan di Kraton, Jumat (17/6/2022) petang.
Stenmeier terkagum dengan suguhan tarian atau beksan Lawung Ageng yang dimainkan para abdi dalem. Selain itu menurut Mangkubumi Steinmeier sempat menanyakan narasi perang dalam tarian tersebut.
"Kalau lawung musiknya semarak, karena ada terompet, drum. Mereka berfikir, dikiranya yang rancak itu hanya Bali. Kemudian juga menanyakan kenapa perang? Kami menjelaskan biasanya lawung itu untuk di wedding," ujarnya.
Adapun tentang Kraton juga menyampaikan terkait keistimewaan Jogja yang berusaha melestarikan budaya. Hal ini sejalan dengan Jerman yang memiliki kepedulian dalam melestarikan bangunan kuno.
"Tentang keistimewaan Jogja lebih pada kami ingin menjaga budaya di Jogja. Karena di Jerman banyak kepedulian tentang warisan budaya, bangunan, rumah kuno. Karena memang mereka lebih konsentrasi pada lingkungan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pilkada Jakarta 2024: Hingga Batas Akhir, Tak Ada Gugatan dari Paslon RK-Suswono dan Dharma-Kun di MK
Advertisement
Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku
Advertisement
Berita Populer
- Pastikan Olahan Makanan yang Beredar Sehat, BBPOM Periksa 4 Toko Kulonprogo
- Dukcapil Gunungkidul: Inovasi dan Dedikasi untuk Pelayanan Publik, Dua Penghargaan di Penghujung Tahun
- Akhir Tahun Harga Cabai di Bantul Naik hingga Rp30.000 per Kilogram
- Ratusan Guru BK Se-DIY Diberi Sosialisasi Cegah dan Tangani Bullying di Sekolah
- ZIWBK dari KemenPANRB, Bukti Keberhasilan BKKBN DIY Wujudkan Jajaran yang Bersih dan Akuntabel
Advertisement
Advertisement