Advertisement
Sejumlah Sekolah di Sleman Krisis Siswa, Bagaimana Rencana Regrouping?

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman belum memutuskan untuk me-regrouping atau menggabungkan sekolah-sekolah yang kekurangan siswa di wilayah ini. Alasannya, meregrouping satu sekolah dengan sekolah lainnya bukan perkara mudah.
Sekretaris Disdik Sleman Sri Adi Maryanto menegaskan hingga saat ini Disdik belum memutuskan opsi meregrouping sekolah-sekolah yang kekurangan siswa. Menurutnya, keputusan untuk me-regrouping suatu sekolah membutuhkan banyak pertimbang matang. "Jadi belum ada keputusan soal regrouping sekolah. Masih butuh kajian dan kami akan kaji nanti setelah Kepala Disdik [Ery Widaryana] pulang dari haji," katanya kepada Harian Jogja, Senin (4/7/2022).
Advertisement
Sri juga membantah kabar rencana regrouping antara SDN Banyurejo 1 dan SDN Banyurejo 4, Tempel. Meski diakuinya ada beberapa kali pertemuan, namun hal itu tidak membahas soal regrouping kedua sekolah tersebut. "Memang ada wacana (regrouping) itu, cuma bukan terkait dengan PPDB (penerimaan peserta didik baru) tetapi karena dampak pembangunan tol Jogja-Bawen," katanya.
Dia menjelaskan, SDN Banyurejo 1 salah satu sekolah di Sleman yang terdampak pembangunan tol Jogja-Bawen. Dikarenakan terdampak pembangunan jalan tol, maka gedung sekolah yang saat ini digunakan akan dibongkar. "Dan akan dibangun kembali oleh pemerintah pusat. Tentu sebelum dibangun membutuhkan lahan. Nah pertemuan-pertemuan yang dilakukan itu terkait dengan masalah itu, jadi bukan karena PPDB," ujarnya.
BACA JUGA: Tagar Aksi Cepat Tilap Viral di Twitter, Ini Profil dan Struktur ACT
Sekadar diketahui, sebanyak 23 sekolah dasar negeri di Kabupaten Sleman, kekurangan calon siswa dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran baru ini. Jumlah pendaftar di masing-masing sekolah itu, jumlahnya kurang dari 10 orang. Minimnya calon siswa berusia SD di sekitar sekolah itu, sehingga jumlah pendaftar memang minim.
Sejumlah SDN di Sleman yang kekurangan pendaftar, mayoritas berada di wilayah perbatasan. Untuk 23 SDN di Sleman yang kekurangan siswa, tersebar di sembilan kapanewon, di antaranya Cangkringan, Pakem, Prambanan, Minggir, Moyudan, Seyegan, Gamping, Mlati dan Depok.
Kepala SDN Nolobangsan, Gowok, Caturtunggal, Kapanewon Depok, Sri Dentari Dwi Maryuni mengakui masalah regrouping dua sekolah bukan perkara mudah. Hal itu salah satunya menyangkut nasib pengajar sekolah yang digabung. "Ya itu salah satu persoalannya. Namun kami tetap mengikuti kebijakan Dinas, sebab kebijakan dinas tentu melalui berbagai kajian," katanya.
Diakuinya, rencana regrouping SDN Nolobangsan pernah keluar sejak 2016 lalu lantaran sekolah tersebut sejak itu hanya menerima beberapa siswa baru. Namun hingga 2022 ini, rencana regrouping masih menjadi wacana. "Tahun ini, kami menerima sejumlah empat siswa baru dari 28 rombel. Kalau tahun lalu, kami hanya menerima 11 siswa baru," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Presiden Prabowo dan Pangeran MBS Serukan Global Lakukan Aksi Nyata untuk Perdamaian Dunia
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Kemarau Basah Bikin Jasa Pengiriman Air di Gunungkidul Sepi Orderan
- Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Masih Gratis, PT JMJ Tunggu Keputusan Menteri PU Soal Tarif
- Mbah Tupon Jadi Turut Tergugat, Kuasa Hukum Penggugat Ingin Duduk Bersama Selesaikan Perbuatan Melawan Hukum
- Kasus Sengatan Ubur-ubur di Pantai Selatan Bantul Terus Bertambah, Korban Paling Banyak Anak-anak
- Kepala Sekolah Rakyat DIY dari Bantul dan Kulonprogo, Formasi Guru Menyusul
Advertisement
Advertisement