Advertisement
Wali Murid SDN Banyuripan Protes Gegara Guru Dimutasi

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Para wali murid SD Negeri Banyuripan, Bangunjiwo, Bantul memprotes kebijakan mutasi dua guru yang selama ini dikenal sebagai pelopor program literasi sekolah.
Mereka menilai keputusan yang dilakukan secara mendadak itu tidak transparan dan dapat melemahkan program unggulan yang telah membawa sekolah di perbukitan tersebut dikenal hingga ke tingkat nasional.
Advertisement
Salah satu wali murid, Rhodiah Safitri, mengatakan keputusan mutasi itu sangat mengejutkan. Dua guru yang dipindahkan, menurutnya, adalah sosok penting yang berperan besar menggerakkan literasi di sekolah dan menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SD Banyuripan.
BACA JUGA: Debut Franco Mastantuono di Real Madrid Dituding Langgar Regulasi La Liga
“Awalnya tiba-tiba saja ada mutasi. Yang dipindahkan justru dua guru pelopor literasi. Padahal karena program itu, sekolah ini yang dulu hampir ditutup justru bangkit dan banyak murid baru, bahkan dari luar desa. Saya sendiri punya dua anak yang sekolah di sini, kelas 2 dan kelas 5,” ungkapnya, Kamis (21/8) di kantor Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Bantul.
Ia menjelaskan, sejak program literasi digulirkan pada 2017, SD Banyuripan mulai menata diri dengan kegiatan membaca, menulis, hingga menghadirkan penulis dan seniman. Puncaknya, sekolah ini pernah tampil di Jakarta dalam program Sastra Masuk Kurikulum di hadapan Menteri Pendidikan saat itu, Nadiem Makarim.
“Program itu butuh proses panjang. Baru dua tahun terakhir berkembang pesat. Kenapa justru guru pelopor harus dimutasi? Itu membuat kami merasa tidak adil,” kata Rhodiah.
Menurutnya, masuknya guru PPPK baru yang langsung menggantikan posisi dua guru lama semakin menambah kekecewaan orang tua murid.
“Guru PPPK masuk awal Juli, sementara ibu guru ASN keluar tiba-tiba awal minggu ini. Tidak ada jeda waktu sebulan bagi kami untuk mencerna. Tidak ada pemberitahuan, padahal tidak ada pelanggaran dari guru tersebut. Kami mohon mutasi ini ditinjau ulang,” ucapnya.
Hery Purnomo selaku kepala sekolah, menilai keputusan tersebut mengancam keberlangsungan program literasi yang sudah membuat SDN Banyuripan menjadi sekolah pilihan banyak orang tua.
BACA JUGA: PBNU Minta KPK Tak Ragu Geledah Kasus Korupsi Kuota Haji
“Sekolah ini dulu hampir kehilangan murid, tapi karena program literasi, sekarang malah banyak pendaftar, bahkan dari luar Banyuripan. Sekolah ini sudah jadi aset pendidikan Bantul. Kami berharap guru pelopor itu bisa kembali,” ujarnya.
Hery menegaskan, jika sekolah lain ingin mengembangkan literasi, sebaiknya belajar bersama, bukan dengan memindahkan guru yang telah berjasa.
“Kalau sekolah lain ingin seperti Banyuripan, monggo belajar bersama. Jangan malah melemahkan sekolah yang sudah berkembang,” katanya.
Selain itu Hery membenarkan adanya mutasi dua guru sekaligus penempatan tenaga PPPK baru. Ia menekankan bahwa kebijakan tersebut sepenuhnya keputusan Disdikpora Bantul, bukan permintaan pihak sekolah.
BACA JUGA: Gempa Berkali-kali Guncang Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul Pagi Ini
“Penempatan guru P3K datang langsung dari dinas. Dari sekolah tidak ada usulan mutasi ataupun penggantian guru. Kami memahami keberatan orang tua murid dan akan menyampaikan aspirasi mereka ke dinas terkait,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Sederet Kecelakaan Bus Trans Jogja, Terbaru Tabrak Pejalan Kaki hingga Tewas
- Lahan Penuh, Pemkot Jogja Cari Tempat Permakaman Baru di Kabupaten Penyangga
- Nilai Ekspor Triwulan I-2025 Sleman Capai Rp456 Miliar
- Ratusan Penderita HIV AIDS Rutin Berobat di Gunungkidul
- Harga Bawang Merah di Bantul Anjlok Jelang Panen Raya
Advertisement
Advertisement