Advertisement
Pemda Klaim 80 Persen SMA/SMK di DIY Sudah Terapkan Kurikulum Merdeka

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut 70 sampai 80 persen SMA/SMK di provinsi ini telah menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023.
"Sekolah yang mandiri dengan yang ditunjuk melalui sekolah penggerak kurang lebih 70 sampai 80 persen [menerapkan Kurikulum Merdeka]," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Didikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Didik Wardaya di Jogja, Selasa (19/7/2022).
Menurut Didik, sebanyak 175 sekolah di DIY ditunjuk untuk menerapkan Kurikulum Merdeka khususnya yang telah dicanangkan sebagai SMA penggerak dan SMK pusat keunggulan, dan sebagian sekolah lainnya menyatakan menerapkan secara mandiri.
"Jalur kedua adalah jalur mandiri. Jadi mereka secara mandiri menerapkan kurikulum merdeka," kata dia.
Wakil Kepala Didikpora DIY Suhirman menambahkan bahwa 80 persen SMA/SMK yang tersebar merata di empat kabupaten dan satu kota setempat menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap sejak Juni 2022.
Disdikpora DIY, kata dia, tidak mewajibkan sekolah menerapkan kurikulum baru tersebut.
Masing-masing sekolah, menurut dia, dibebaskan memilih untuk menerapkan kurikulum 2013, kurikulum darurat atau Kurikulum Merdeka.
BACA JUGA: Gelombang Tinggi di DIY Bakal Menurun Beberapa Hari ke Depan, Ini Kata BMKG
Untuk menerapkan Kurikulum Merdeka, kata Suhirman, masing-masing sekolah harus memiliki kesiapan terkait jaringan internet didukung pengajarnya yang harus melek digital.
"Kalau sudah memilih Kurikulum Merdeka ya sekolah sudah harus siap," ujar dia.
Advertisement
Suhirman menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka memiliki keunggulan dibandingkan kurikulum sebelumnya karena siswa bakal memiliki sumber belajar yang tidak terbatas seiring dengan perkembangan zaman.
Menurut dia, kurikulum tersebut bertujuan agar potensi siswa dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
"Perkembangan pendidikan tidak mungkin statis. Sumber belajar tidak hanya dari guru. Kalau kurikulum sebelumnya kan masih terfokus pada guru saja. Sekarang itu sumber belajar sudah macam-macam, bisa dari video animasi dan lainnya," kata dia.
Advertisement
Oleh karena itu, menurut dia, meski tidak mewajibkan, Disdikpora DIY mengarahkan seluruh satuan pendidikan dapat menerapkan Kurikulum Merdeka. "Kami dorong untuk menerapkan Kurikulum Merdeka karena banyak kelebihannya," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwan Syahril menuturkan penerapan Kurikulum Merdeka akan semakin mempercepat pemulihan pendidikan nasional.
"Dengan menerapkan tahapan penting yaitu asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka, maka akan berfokus terhadap peserta didik karena mengimplementasikan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai minat, kebutuhan, serta karakteristik siswa,” ujar Iwan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (3/7/2022).
Advertisement
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan

Rayakan HUT TI, Warga Segrumung Kaget Didatangi Ganjar Pranowo
Advertisement

Paspor Indonesia Tanpa Kolom Tanda Tangan untuk Permohonan Visa Jerman Tetap Diproses
Advertisement
Berita Populer
- Seru! Lomba 17-an, Pelaku Usaha Malioboro Pakai Seragam Sekolah
- Kalapas Wirogunan Jamin Tak Ada Obral Remisi, Segini Jumlah Napi yang Menerimanya
- Tol Jogja Bawen Bersinggungan dengan Selokan Mataram, Ini yang Harus Diperhatikan
- Jadi Inspektur Upacara HUT RI, Amien Rais: Ikan Itu Busuk Mulai dari Kepala
- Keren! 12 Pesepakbola Anak Asal Bantul Wakili Indonesia di Kuala Lumpur Cup 2022
Advertisement
Advertisement