Advertisement

Bupati Kulonprogo: Utara Masa Lalu, Pansela DIY Masa Depan

Catur Dwi Janati
Kamis, 21 Juli 2022 - 19:37 WIB
Bhekti Suryani
Bupati Kulonprogo: Utara Masa Lalu, Pansela DIY Masa Depan Pj. Bupati Kulonprogo, Tri Saktiyana saat diwawancarai Tim Harian Jogja Jelajah Jalur Pansela: Membangun Ekonomi Pantai Selatan Jawa pada Kamis (21/7 - 2022)/Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Potensi kawasan pantai selatan (pansela) Kulonprogo bakal semakin kondang dengan keberadaan Jalur Jalan Lingkar Selatan (JJLS). Keberadaan JJLS dinilai bakal jadi harapan baru, pertumbuhan masa depan ekonomi pantai selatan Jawa.

Pj. Bupati Kulonprogo, Tri Saktiyana menuturkan keberadaan JJLS potensial meningkatkan ekonomi di beragam sektor, mulai dari pariwisata, industri, hingga sektor lainnya.

Advertisement

Kulonprogo memiliki bentang pantai sepanjang 24,8 kilometer, panjang garis ini kurang lebih juga mirip dengan bentang JJLS di Kulonprogo.

Untuk menghubungkan JJLS dengan ruas-ruas jalan perekonomian masyarakat, jalan penghubung disiapkan untuk menjadi koneksi antara aktivitas JJLS dengan berbagai pusat kegiatan masyarakat.

"JJLS itu kan bukan suatu jalan yang eksklusif tapi jalan yang bisa terkoneksi dengan jalan-jalan yang lain. Umumnya JJLS itu membentang dari barat ke timur atau timur ke barat. Ada jalan-jalan penghubung yang bisa mengkoneksikan pusat-pusat kegiatan di Kulonprogo dengan JJLS itu," terangnya pada Kamis (21/7/2022).

BACA JUGA: 2 Orang Telah Ditahan, Begini Kronologi Kasus Dugaan Korupsi Stadion Mandala Krida

Penyambungan JJLS penggal Kulonprogo masih menanti terbangunnya Jembatan Srandakan 3. Jembatan ini menjadi penyambung Kapanewon Galur, Kulonprogo di sisi barat dengan Kapanewon Srandakan, Bantul di sisi timur. Diharapkan dengan penambahan jembatan ini, alur lalu lintas barang maupun orang di pansela akan semakin lancar.

"Tentu kami sangat yakin pertumbuhan ekonomi akan lebih meningkat lagi. Pemerataan ekonomi juga akan meningkat lagi di sisi selatan ketika ada tambahan Jembatan Srandakan 3," ujarnya.

Selain disuguhi panorama pertanian di sepanjang lintasan JJLS, masyarakat yang melewati JJLS juga dengan mudah mengakses potensi laut dan wisata yang ada di empat pantai Kulonprogo. Mulai dari Pantai Congot, Pantai Glagah, Pantai Trisik hingga Pantai Bugel. Termasuk singgah di salah satu pelabuhan yang ada di DIY yakni Pelabuhan Tanjung Adikarto.

BACA JUGA: Pemkot Jogja Dorong Koperasi Konvensional Beralih ke Modern

"Untuk tanjung Adikarto itu hanya sekitar satu kilometer dari JJLS yang dibangun. Itu otomatis sekarang pun sudah ada jalan penghubungnya. Barangkali nanti hanya perlu ada peningkatan jalan penghubung itu saja, tapi jalur jalan penghubungnya sudah," ujarnya.

Keberadaan JJLS yang mulai terjahit antar wilayahnya juga mendukung keberadaan kawasan industri di Sentolo. Menurut Saktiyana kawasan industri di Sentolo tentu memerlukan jalur suplai logistik, baik untuk mendatangkan bahan baku ataupun untuk menjualnya. "Dengan JJLS, nanti dengan tol dan sebagainya, nanti mempermudah alur bahan baku maupun barang jadi, keluar dan masuk ke pusat industri di Sentolo," tegasnya.

Aerotropolis Kulonprogo

JJLS juga melintas di salah satu YIA, bandara kelas internasional yang menjadi salah satu terluas di Indonesia. Keberadaan bandara baru di Kulonprogo ini akan didukung dengan rancangan aerotropolis ke depannya.

"Aerocity itu adalah fasilitas-fasilitas pendukung langsung maupun tidak langsung dengan keberadaan YIA. Ini sudah direncanakan oleh PT Angkasa Pura. Dan lebih jauh lagi nanti ada aerotropolis yang jauh lebih luas. Ini nanti kita sedang gagas, kita sedang draf [rancangannya]," tandasnya.

Saktiyana berpandangan bila keberadaan YIA, tidak hanya didedikasikan untuk masyarakat Kulonprogo, maupun DIY, tetapi juga didedikasikan untuk wilayah lain seperti Jawa Tengah, Jawa Barat sisi selatan, hingga Jawa Timur sepeti Pacitan. Spesifikasi YIA yang dapat digunakan mendarat pesawat terbesar, pesawat terberat, serta baik untuk pesawat penumpang maupun untuk pesawat barang dapat menjadi lokus keluar masuk barang maupun penumpang di sisi selatan Jawa. "Itu lebih dari cukup untuk mewadahi transportasi orang dan barang dari DIY, Jawa Barat sisi selatan, Jawa Tengah maupun jawa timur," tuturnya.

Lebih lanjut Saktiyana punya harapan jika Kulonprogo mendatang itu menjadi Kulonprogo yang aerotropolis yang memiliki semacam garden aerotropolita. Daerah aerotropolis yang memiliki taman dimana di dalamnya terdapat proses-proses agrowisata dan aktivitas lainnya. "Karena jarak pantai kemudian perkotaan dengan perbukitan itu relatif dekat dan kurang dari 30 menit dapat kita capai dengan mudah," jelasnya.

"Ketika industri, ketika UMKM berkembang, ketika pariwisata berkembang, pasti itu akan menjadi tumbuh dengan sendirinya," ujarnya.

Mengusung konsep aerotropolis pernak-pernik kecil seperti pusat oleh-oleh diyakini Saktiyana akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. "Pasti itu akan muncul dengan sendirinya. Seperti sekarang sudah ada Pasar Kotagede di bandara, tapi saya pikir nanti banyak sekali muncul semacam itu, seperti Teras Malioboro dan sebagainya," tandasnya.

Untuk menyongsong konsep aerotropolis tadi, Saktiyana menerangkan bila kapasitas sumber daya manusia yang ada pun akan ditingkat melalui sejumlah pelatihan. Harapannya penggerak aerotropolis nantinya bisa melibatkan masyarakat Kulonprogo di dalamnya .

"Untuk masyarakat Kulonprogo, pelatihan-pelatihan sudah mulai kita berikan kepada para pelaku UKM. Kemudian pemuda-pemudi lewat Disnakertrans juga kita bekali untuk bisa siap diri, siap mental, siap keterampilan. Ketika aerotropolis terwujud, nanti anak-anak Kulonprogo yang akan ikut terlibat langsung di dalamnya," tandasnya.

Harapan Baru Perekonomian

Keberadaan infrastruktur seperti JJLS dan YIA menjadi harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi di sisi selatan. Diterangkan Saktiyana pada periode 2019 lalu, ekonomi Kulonprogo sempat tumbuh di atas dua digit.

"Saya yakin kegiatan infrastruktur ini akan memacu pertumbuhan ekonomi. Dan kita juga ingin pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Artinya berkualitas, pertumbuhan yang disertai keterlibatan dan partisipasi masyarakat," tandasnya.

Penghidupan jalur sisi selatan terus diupayakan, salah satunya melalui komunikasi-komunikasi antar daerah di pansela. Komunikasi dilakukan mulai dari hal-hal prinsip sampai hal yang bersifat teknis operasional di daerah perbatasan. "Saat ini yang saya kembangkan itu bukan daya saing daerah, tapi daya sanding daerah," tegasnya.

"Kalau dari sisi membandingkan utara dan selatan, utara itu kan pertumbuhan masa lalu dan selatan pertumbuhan masa kini dan masa depan. Harapan barunya di selatan," papar dia.

Liputan ini merupakan bagian dari program Jelajah Jalur Pansela: Membangun Ekonomi Pantai Selatan Jawa yang digelar Harian Jogja bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga dan Bank BPD DIY.

Dalam program ini, Tim Harian Jogja menyusuri dan merekam setiap ruas Pantai Selatan Jawa mulai dari Kebumen, Purworejo, Kulonprogo, Bantul, Gunungkidul hingga Wonogiri. Jelajah Pansela dimulai pada Selasa (19/7/2022) dan finis di Wonogiri pada Jumat (22/7/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pilgub Jakarta 2024, Demokrat Bakal Calonkan Dede Yusuf

News
| Jum'at, 19 April 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement