Advertisement

Promo November

Suporter Bola Solo Bentrok di Jogja, Sultan: Hentikan Provokasi dan Kalimat Kebencian

Sunartono
Selasa, 26 Juli 2022 - 16:27 WIB
Budi Cahyana
Suporter Bola Solo Bentrok di Jogja, Sultan: Hentikan Provokasi dan Kalimat Kebencian Sultan HB X - Harian Jogja/Dok

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta kepada semua kelompok suporter di Solo maupun Jogja dan sekitarnya agar menghentikan kebiasaan melontarkan kalimat provokatif dan ujaran kebencian di media sosial.

Sultan menjelaskan semua pihak harus memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dan menunjukkan bahwa masyarakat memiliki peradaban yang baik. Kelompok suporter sepak bola harus lebih bijak dalam menggunakan medsos. Ia berharap bentrok fisik suporter tidak perlu terjadi lagi.

Advertisement

BACA JUGA: Suporter Bola Bikin Rusuh di Jogja, Sultan: Kenapa Kekerasan Selalu Terjadi?

“Harapan saya hal seperti itu tidak harus terjadi, kalau tidak merasa nyaman ya enggak usah punya komentar di medsos,” kata Sultan, Selasa (26/7/2022).

Bentrok yang terjadi pada Senin (25/7/2022) kemarin kemungkinan terjadi akibat provokasi. Namun, tidak diketahui siapa pihak yang lebih dahulu memulai. Oleh karena itu Sultan kembali meminta agar  suporter menghilangkan kebiasaan mengungkapkan kalimat tidak pantas di medsos karena itu akan menimbulkan emosi yang bermanfaat.

“Mungkin kalimat yang dibikin di medsos sosial kurang nyaman, tetapi kenapa mesti harus kekerasan fisik yang terjadi. Sepertinya kita tidak bisa jadi orang yang sabar,” ujarnya.

Seharusnya suporter mampu membangun rasa persaudaraan tanpa ada kebencian. Akan tetapi faktanya justru membangun kebencian yang berujung pada kekerasan fisik.

“Mengapa tidak bisa memilih kalimat yang lebih membangun rasa persaudaraan, justru membangun rasa kebencian. Mengapa harus rasa kebencian yang selalu diutarakan.”

BACA JUGA: Suporter Bentrok di Jogja, Bos Persis Solo: Kelakuanmu Ojo Ngisin-isini

Ia mengatakan suporter bola disarankan untuk saling memberikan dukungan untuk membangun peradaban lebih baik.

“Apakah itu sekadar lewat atau memang saling mengejek, kenapa harus kalau numpang lewat mengapa harus ada kekerasan fisik. Mengapa kalimat yang disampaikan bukan kalimat saling mendukung yang berperadaban, kenapa harus membangun kalimat kebencian?” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri

News
| Sabtu, 23 November 2024, 02:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement