Advertisement
BPBD Mulai Petakan Daerah Rawan Kekeringan di Gunungkidul
Advertisement
Harianjgoja.com, GUNUNGKIDUL-- BPBD Gunungkidul mulai mendata warga yang berpotensi terdampak kekeringan di musim kemarau tahun ini. Kepastian data dibutuhkan untuk penanganan bencana, agar penyaluran bantuan dapat tepat sasaran.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, sudah ada pelaksanaan pengedropan air ke masyarakat yang mengalami krisis air di musim kemarau ini. Untuk penyaluran bantuan, rencananya tidak dilaksankaan sendiri oleh BPBD, karena juga meliabtkan tim dari kapanewon dan pihak ketiga.
Advertisement
Untuk memastikan jumlah warga yang terdampak kekeringan, BPBD juga mulai pendataan. Langkah ini dimulai dengan melaksanaan rapat koordinasi dengan kapanewon pada 22 Juli 2022. “Hasilnya kapanewon diminta mendata terkait dengan warga terdampak kekeringan yang membutuhkan bantuan air bersih,” kata Sumadi kepada wartawan, Senin (1/8/2022).
Meski demikian, hingga awal Agustus ini belum semua mengumpulkan karena baru sekitar empat kapanewon yang menyerahkan data rawan kekeringan di wilayah masing-masing. “Mudah-mudahan minggu ini selesai sehingga ada data pasti terkati dengan peta rawan kekeringan di Gunungkidul,” katanya.
BACA JUGA: IPL Jogja-YIA: Pemda DIY Minimalisasi Pemindahan Permukiman
Sumadi mengakui keberadaan data ini sangat penting karena menjadi acuan untuk penyaluran bantuan. terlebih lagi, prosesnya ada juga yang disalurkan melalui kapanewon. “Tujuannya agar tepat sasaran sehingga tidak terjadi dobel bantuan. Makanya butuh pendataan,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono. Menurut dia, pendataan masih berlangsung dengan melibatkan tim dari kapanewon.
“Kalau mengacu data di tahun lalu, wilayah terdampak kekeringan ada di 41 kalurahan yang tersebar di 11 kapanewon. Tapi, untuk sekarang belum diketahui pasti karena masih dalam proses pemetaan,” katanya.
Purwono mengungkapkan, sudah mengalokasikan sebanyak 1.400 tangki air untuk disalurkan ke masyarakat di musim kemarau kali ini. “Penyaluran masih menunggu permintaan resmi dari kalurahan. Hingga sekarang bantuan baru dilakukan di Kalurahan Pucanganom, Rongkop,” katanya.
Panewu Anom Saptosari, Arif Yahya mengatakan, sudah mendapatkan informasi berkaitan dengan rakor penanggulangan kekeringan yang dilakukan BPBD. Meksi demikian, pihaknya tidak melakukan pendataan karena wilayah Saptosari sudah terbebas dari masalah krisis air bersih.
“Dulu memang ada, tapi sekarang sudah tidak tidak terjadi krisis air bersih saat kemarau. Bahkan, mobil tangki yang biasa digunakan penyaluran sudah diberikan ke BPBD,” katanya.
Arif mengakui kebutuhan air bersih di Saptosari banyak dipasok melalui instalasi milik PDAM. “Kebetulan ada sumber di Ngobaran dan pasokannya hingga sekarang lancar,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Rumah Dinas Anggota DPR RI Dinilai Tak Layak Huni, Sekjen Cek Langsung ke Lokasi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tak Kuat Menanjak, Bus Wisata Berisi 32 Penumpang Terperosok ke Parit di Patuk
- Massa Tertipu Event Berkedok HUT Kota Jogja di Alkid, Polisi: Penyelenggaranya Seorang PNS
- Waspada! Dua Pantai di Gunungkidul Ini Dinilai Berpotensi Besar Alami Abrasi
- Digelontor Dana Rp1,5 Miliar, Kalurahan Madurejo Kembangkan Kebun Buah di Pinggir Kali Opak
- 3 Pelaku Klithih Ditangkap di Gedongkuning Dini Hari Tadi, 1 Rantai Besi Disita
Advertisement
Advertisement