Advertisement
Kasus PMK di Gunungkidul Sudah Terkendali

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul mengklaim kasus penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di kabupaten tersebut terkendali. Meski demikian, upaya pencegahan akan terus digencarkan agar kasus tidak terus bertambah.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengatakan sejak munculnya kasus PMK pertama kalinya, hingga sekarang di Gunungkidul sudah ada 1.165 kasus. Ia mengklaim jumlah ini relatif sedikit dibandingkan dengan daerah-daerah lain di DIY. Terlebih lagi Bumi Handayani juga dikenal sebagai gudang ternak.
Advertisement
BACA JUGA: Rute Penerbangan Internasional YIA Ditambah ke Singapura, Malaysia, hingga Turki
Sebagai contoh, populasi sapi hingga sekarang ada sekitar 157.000 ekor. “Memang ada kasus, tapi jumlahnya relative kecil,” katanya kepada wartawan, Senin (22/8/2022).
Wibawanti menjelaskan dari jumlah kasus yang ada, sebanyak 541 ekor sapi dinyatakan sembuh. Sepuluh ekor sapi mati dan sebelas ekor ternak dipotong paksa.
“Ternak yang dipotong paksa masih bisa dikonsumsi dagingnya. Tapi, untuk kepala, kali dan jeroan harus dibuang untuk menghindari penyakit,” katanya.
Menurut dia, upaya pencegahan terus dilakukan agar kasus tidak semakin bertambah. Salah satunya dengan program vaksinasi PMK. Hingga sekarang sudah ada 1.700 ekor sapi yang diberikan vaksin. “Program vaksinasi masih terus berlanjut, tetapi pelaksanaan masih menunggu pengiriman dosis vaksin dari Pemerintah Pusat,” katanya.
Selain itu, upaya pencegahan juga dilakukan dengan pengecekan kesehatan hewan di pasar-pasar hewan. Pemeriksaan dengan pegecekan suhu badan hingga melihat kondisi fisik hewan ternak. “Kasus PMK ada di seluruh kecamatan di Gunungkidul, tapi dengan jumlah kasus yang berbeda-beda,” katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widiastuti, mengatakan upaya pengawasan dan pengawasan terhadap potensi penyebaran PMK terhadap hewan ternak terus dilakukan. Menurut dia, upaya pencegahan bisa dilakukan beberapa cara. Salah satunya memperkuat daya tahan tubuh ternak dengan pemberian pakan secara rutin.
BACA JUGA: Sportourism, Olahraga Sekaligus Wisata untuk Jaring Pasar Internasional
Kebersihan di lingkungan kandang harus dijaga. Penyemprotan disinfektan juga sangat dibutuhkan agar lokasi kandang bebas dari potensi penyebaran penyakit.
“Penyemprotan bisa dilakukan setiap dua hari sekali. Caranya mudah dan tidak beda jauh dengan pencegahan untuk penyebaran virus Corona,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Danantara Bidik Industri Media dan Hiburan untuk Tambah Penerimaan Negara
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Targetkan Bangun 120 Kilometer Jalan Desa Setiap Tahun
- Gunungkidul Raup Rp214 Juta dalam 2 Hari Kunjungan Wisatawan, Destinasi Pantai Tetap Jadi Favorit
- Catat! Ini Jalur Trans Jogja, Melewati Tempat Wisata, Rumah Sakit dan Kampus
- Di Kulonprogo, Ditemukan Banyak Calon Penerima BSU Rekeningnya Tidak Aktif
- Top Ten News Harianjogja.com Senin 30 Juni 2025: Kunjungan Wisatawan, Impor Sapi hingga Muhammadiyah Bencana Buka Bank Syariah
Advertisement
Advertisement