Lahan Jalan Tol Jogja-Bawen Sekitar Selokan Mataram Diperluas, 2 Warga Ini Mulai Gelisah
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN — Tidak semua warga terdampak jalan tol Jogja-Bawen seksi 1 merasa senang karena kembali terdampak penambahan lahan di atas Selokan Mataram. Beberapa warga terdampak justru gusar lantaran harus tergusur kembali dari rumah yang baru ditempati.
Seperti yang dialami Titus DS, warga Druju Kidul, Margodadi, Kapanewon Seyegan. Sebelumnya, lahan dan rumah beserta Sasana Dirgantara Boxing Club tergusur lahan tol Jogja Bawen tahap I. Dia pun sudah menerima uang ganti rugi (UGR), kemudian membelikan lahan baru tidak jauh dari lahan sebelumnya. Jaraknya tak kurang dari 100 meter dari rumah yang ditempatinya saat ini.
Advertisement
Saat ini Titus mulai gusar ketika mengetahui adanya rencana penambahan lahan jalan tol Jogja Bawen. Kabar tersebut ia dengar sejak tujuh bulan lalu saat proses pembangunan rumah barunya. Apa yang dilakukan Titus seperti hanya membuang tenaga, pikiran dan biaya.
"Tiba-tiba ada pematokan sekitar tujuh bulan lalu. Tidak ada konfirmasi dari pihak tol kalau saat itu rumah saya kembali terkena perluasan jalan tol, saya sempat shock," kata pelatih tinju di Sasana Ditgantara BC ini saat ditemui Harianjogja.com, Jumat (2/9/2022).
BACA JUGA: Dua Korban Meninggal Kebakaran Rumah di Sleman Anggota Keamanan UGM, Begini Sosoknya..
Kegusarannya bertambah karena lahan yang terkena jalan tol juga menghabiskan Sasana Dirgantara BC. Dia memikirkan nasib puluhan anak didik dan atlet-atlet petinju masa depan di sasana tersebut. "Mereka [para atlet] itu aset bangsa. Saya hanya membina tanpa gaji hanya panggilan jiwa," ujar dia.
Sebagai pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sleman, dia pun mengirim surat kepada PT Jasamarga Jogja Bawen dengan tembusan Gubernur DIY, Bupati Sleman, Ketua DPRD DIY dan Sleman hingga KONI DIY dan Sleman terkait dengan masalah tersebut.
Pasalnya saat ini, Pertina Sleman tengah menyiapkan atlet-atlet untuk berlaga dalam event pertandingan tinju Kejuaraan Nasional, Kejuaraan Daerah dan juga Porda. Jika rumah dan sasana yang baru ditempati itu harus tergusur kembali, maka dikhawatirkan akan mengganggu kesiapan dan pembinaan para atlet. "Kalau saya mau pensiun sih gampang saja, tetapi saya lebih memikirkan anak-anak yang berlatih di sini," ujarnya.
Selain masalah tersebut, Titus juga mengatakan setelah banyaknya pembebasan lahan tol di DIY harga tanah di wilayahnya juga mengalami kenaikan drastis. Itupun sangat sulit ditawar. "Lahan yang saya tempati ini dulu punya kakak. Tetapi karena ia tinggal di Jawa Timur. Saya beli dengan harga yang masih terjangkau," kata mantan petinju yang pernah bertarung dengan petinju legendaris Indonesia, Ellyas Pical itu.
Selain Titus, Widardo, warga Tirtoadi menyayangkan rencana penambahan lahan untuk jalan tol tersebut. Dia menilai jika penambahan lahan tol tersebut menunjukkan rencana pembangunan jalan tol yang kurang matang. "Akibatnya beberapa warga yang terlanjur membangun rumah untuk kedua kalinya harus terkena pembebasan lagi," katanya.
Dia juga menyoal bangunan cagar budaya yang kemungkinan terkena dampak dari pembangunan tol. Widargo meminta bangunan cagar budaya yang terkena jalan tol untuk direlokasi karena dilindungi oleh undang-undang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Niti Mandala Sarta Tata Sasana) DIY, Krido Suprayitno menyebut luas lahan yang akan dibebaskan sekitar 19,2 hektare atau sebanyak 192.999 meter persegi. "Penambahan lahan ada di tujuh kalurahan. Mulai Tirtoadi, Margomulyo, Margodadi, Margokaton, Banyurejo, Tambakrejo dan Sumberejo," katanya.
Kebutuhan terbanyak lahan tambahan tersebut berada di Margokaton Seyegan seluas 7.697 meter persegi dan Banyurejo seluas 3.464 meter persegi. Untuk Tirtoadi (1.229 meter persegi), Margomulyo (253 meter persegi), Margodadi (3.222 meter persegi), Tambakrejo (3.166 meter persegi) dan Sumberejo (768 meter persegi). "Kami sudah membentuk tim persiapan pengadaan tahap II untuk penambahan lahan tol Jogja Bawen seksi 1," katanya.
Dijelaskan Krido, penambahan lahan tersebut dibutuhkan untuk mendukung konstruksi tol Jogja-Bawen yang menyinggung dengan Selokan Mataram. Sebab selokan tersebut termasuk cagar budaya yang harus dilindungi. "Untuk itu, kami menggelar sosialisasi kepada warga terdampak mulai dari Tirtoadi hingga Sumberejo nanti," katanya.
Penambahan lahan tahap II ini, kata Krido, akan diselesaikan dalam waktu cepat secara pararel. Setelah kegiatan konsultasi selesai di tujuh kalurahan terdampak, akan dilanjutkan dengan konsultasi publik. "Rencananya dua pekan lagi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kantor Presiden Korea Selatan Digerebek Polisi Buntut Darurat Militer
Advertisement
Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Kulonprogo Rabu 11 Desember 2024
- Jadwal Layanan Samsat Keliling Bantul Rabu 11 Desember 2024
- Prediksi Cuaca BMKG Rabu 11 Desember 2024: Seluruh DIY Hujan
- Jadwal SIM Keliling Bantul Rabu 11 Desember 2024
- Tak Perlu Lama Menunggu di Halte, Begini Cara Memantau Posisi Bus Lewat Aplikasi Trans Jogja
Advertisement
Advertisement