Advertisement
Bantuan Sembako Selesai Disalurkan, Harga Jual Telur Ikut Turun
Ilustrasi telur ayam. - Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat
Advertisement
Harianjogja.com, Gunungkidul — Harga telur di sejumlah pasar tradisional di Gunungkidul mulai menurun. Para pedagang menduga penurunan terjadi karena penyaluran bantuan dari pemerintah telah usai.
Turunnya harga jual telur diakui oleh Ning, salah seorang pedagang di Pasar Argosari, Wonosari. Menurut dia, penurunan sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu dan sekarang dijual seharga Rp28.000 per kilogram. “Per kilonya sudah turun Rp2.000,” katanya kepada wartawan, Jumat (2/9/2022).
Advertisement
Ning berpendapat turunnya harga ini berkaitan dengan penyaluran bantuan sosial (Bansos) dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Ia menilai dengan harga turun maka menjadi penanda bahwa penyaluran telah usai. “Memang sudah turun, tetapi permintaan juga tidak berubah,” katanya.
BACA JUGA: Sekda Gunungkidul Bakal Pensiun, Bupati Segera Bentuk Pansel
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Sudarti, salah seorang pedagang di Pasar Candirejo, Semin. Menurut dia, harga telur berangsur-angsur turun. “Apakah ini kebetulan karena saya mengamati juga terjadi di akhir tahun lalu. Saat bantuan mau diberikan, harga naik setelah usai kembali turun,” katanya.
Sudarti mengakui penyaluran bansos dalam bentuk barang sangat berpengaruh terhadap jual beli di pasar. Pasalnya, seusai bantuan disalurkan, aktivitas menurun serta transaksi juga ikut turun. “Jadi sepi. Banyak dagangan yang tidak laku. Kalau saya, masih dijual besok, tapi kalau pedagang makanan tidak bisa lagi,” katanya.
Dia berharap kepada Pemerintah Pusat agar bantuan dapat diberikan dalam bentuk uang. Bansos dalam bentuk sembako hanya dinikmati toko-toko yang ditunjuk menyalurkan bantuan. Sedangkan pedagang di pasar hanya menjadi penonton. “Kalau diberikan dalam bentuk uang, akan berpengaruh karena usai penyaluran pada belanja ke pasar sehingga akvitas menjadi ramai. Kalau bentuk barang, maka tidak ke pasar karena kebutuhannya sudah tercukupi,” katanya.
Ketua Paguyuban Ayam Petelur Gunungkidul, Subandi mengatakan, harga telur ayam di tingkat produsen Rp25.000 per kilogram. Harga ini sudah menurun dibandingkan kondisi satu minggu lalu di kisaran Rp28.000 per kilogram.
“Ini harga di tingkat peternak. Tapi, kalau dijual di pasaran pasti pedagang juga ingin untung sehingga ada selisih sekitar Rp3.000. Jadi, kalau peternak Rp25.000 maka di pasaran Rp28.000 per kilonya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Banjir di Semarang Mulai Surut, KAI Hentikan Pola Operasi KA Memutar
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Proyek Kelok 18 Penghubung Pantai Selatan Terus Dikerjakan
- Kasus Kecelakaan Kerja Tinggi, BPJS Ketenagakerjaan Fokus Pencegahan
- Longsor dan Banjir Terjadi di Kulonprogo Usai Diguyur Hujan Deras
- Kecelakaan Beruntun, Mahasiswa Meninggal Dunia di Jalan Imogiri Barat
- Dana Desa Bantul 2026 Turun Rp18 Miliar Dibandingkan Tahun Lalu
Advertisement
Advertisement



