Advertisement

Promo November

BBM Naik, Apa Kabar Harga Pangan di Jogja?

Triyo Handoko
Rabu, 07 September 2022 - 19:17 WIB
Bhekti Suryani
BBM Naik, Apa Kabar Harga Pangan di Jogja? Pedagang sayuran di Pasar Kranggan. - Harian Jogja/Holy Kartika N.S

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Kenaikan harga BBM terpantau belum memicu kenaikan harga pangan secara signifikan di Jogja. Hanya komoditas bawang merah dan cabai yang naik cukup tinggi. 

Sedangkan kenaikan harga beras hanya sebesar Rp100 per kilogramnya. Telur yang sebelumnya melejit harganya malah turun menjadi Rp27.000 per kilogram.

Advertisement

Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja menyebut efek kenaikan harga BBM pada kenaikan harga barang pokok belum terlihat. Namun, untuk komoditas penting seperti beras yang sudah naik harga akan terus dipantau dan diintervensi jika kenaikannya signifikan.

 Kepala Bidang Ketersediaan, Pengawasan, dan Pengendalian Perdagangan Disdag Jogja Sri Riswanti menjelaskan pantuannya pada Rabu (7/9/2022) hanya bawang merah yang naik. “Sekarang harganya jadi Rp25.000, sebelumnya masih Rp22.000,” ujarnya, Rabu (7/9/2022) siang.

BACA JUGA: Usulan Jalur Sepeda di Tol Jogja Solo Disetujui Pemerintah

Riswanti menyebut masih terus berkoordinasi untuk mengantisipasi kenaikan harga barang pokok di Jogja. “Karena bagaimanapun juga moda angkutan komoditas jadi faktor penting penentuan harga, sedangkan BBM harganya sudah naik,” jelasnya.

Pantauan Harianjogja.com di Pasar Demangan, harga bawang merah banyak yang sudah dijual Rp27.000. Siti Nuraini, 43, pedagang sayur di Pasar Demangan menyebut kenaikan bawang merah tersebut karena harga belinya memang sudah naik.

“Yang naik sementara baru bawang merah, kemarin cabai naik tapi sudah mulai turun lagi,” kata Siti. Kenaikan cabai rawit memang sudah terjadi sejak Jumat (2/9/2022), jelas Siti, jadi bukan karena kenaikan harga BBM.

Siti mengeluhkan penurunan pembeli yang terjadi sejak kenaikan harga BBM. “Tiga hari terakhir memang pembeli menurun, itu mungkin imbas langsung kenaikan harga BBM,” ujarnya.

Penurunan pembeli ini menyebabkan Siti mengurangi pasokan barang jualannya. “Nanti kalau beli kulakan banyak tapi enggak ada yang beli malah jadi busuk karena jualan banyak sayur-sayuran,” jelasnya. Untuk itu, Siti berharap ada langkah pemerintah untuk menaikan daya beli masyarakat.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement