Advertisement

Wellness Tourism Dinilai Layak Dikembangkan di DIY

Abdul Hamied Razak
Sabtu, 10 September 2022 - 02:57 WIB
Arief Junianto
Wellness Tourism Dinilai Layak Dikembangkan di DIY

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Wellness Famtrip Package 2022 yang digelar selama tiga hari sejak Rabu-Jumat (7-9/9/2022) berlangsung meriah. Dalam kegiatan ini, peserta mengunjungi sejumlah destinasi wisata mulai Candi Prambanan hingga Omah Gamelan.

Dewan Penasehat Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DIY, Udi Sudiyanto mengatakan meski bukan famtrip pertama yang digelar para pelaku wisata baik dari Asita, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) di wilayah DIY, namun kegiatan Wellness Famtrip Package 2022 yang digelar Dinas Pariwisata (Dispar) DIY mampu memberikan inspirasi baru.

Advertisement

"Ada pemikiran untuk pengembangan Wellness Famtrip ini di DIY. Ini cukup bagus. Ini jadi sebuah potensi bagi kami. Tidak hanya mengenalkan sesuatu [wisata] bersifat lokal tetapi juga masalah kebugaran," katanya seusai mengikuti kegiatan Wellness Famtrip Package 2022, Jumat.

BACA JUGA: Wamenkumham Sebut Hanya 0,01% Kasus Kekerasan Perempuan yang Tuntas

Menurut Udi, perlu dilakukan pemetaan sebelum menawarkan Wellness Tourism tersebut kepada wisatawan. Misalnya untuk rute perlu diperbaiki sesuai dengan masing-masing market baik market Eropa maupun Asia perlu disesuaikan. Termasuk pemilihan venue yang akan ditawarkan perlu diperhatikan kembali. 

"Selain itu perlu ada pendalaman product knowledge agar para pemandu dan pemrakarsa nantinya juga tidak bingung saat menawarkan wellness tourism tersebut kepada wisatawan. Sebab di Jogja banyak sekali potensi wellness tourism," katanya.

Dia berharap tahun depan wellness tourism bisa mulai ditawarkan kepada wisatawan lokal maupun mancanegara sesuai market dan budget yang disediakan. "Bagusnya lagi, wellness tourism ini perlu dikombinasikan dengan kuliner yang sehat, menitiktekankan pada alam dan kebudayaan. Oleh karena itu, semuanya masih perlu disiapkan dengan baik sebelum ditawarkan kepada wisatawan," katanya.

Koordinator Wellness Famtrip Package 2022, Maria Inawati mengatakan dalam kegiatan Wellness Famtrip Package 2022 hari pertama, peserta mengunjungi Candi Prambanan untuk mengikuti kegiatan yoga. "Sesuai temanya, wellness famtrip maka peserta mengunjungi destinasi wisata dengan melakukan aktivitas kesehatan," katanya.

Usai mengikuti olahraga Yoga, peserta melanjutkan perjalan ke Kelompok Budi Daya Madu Lanceng, Nglipar, Gunungkidul. Di peternakan ini, peserta diberi pengetahuan terkait jenis, proses hingga produksi peternakan lebah. "Para peserta diharapkan memahami manfaat madu yang dihasilkan dari lebah," katanya.

Perjalanan terakhir di hari pertama, kata Maria, peserta berlabuh di destinasi Seribu Batu Glamping untuk melakukan trekking ke Puncak Songgolangit di kawasan Hutan Pinus Nganjir, Sukorame, Mangunan, Dlingo, Bantul. "Malam harinya, kami gelar diskusi terkait dengan perjalanan pada hari pertama," katanya.

Di hari kedua, peserta akan mengunjungi Ratu Boko untuk mengetahui sejarah dan bermeditasi di sana sebelum melanjutkan perjalanan menyusuri destinasi lava tour di lereng Gunung Merapi kemudian menginap di Omah Kecebong. Di Omah Kecebong peserta makan malam menggunakan pakaian adat Jawa.

Pada hari terakhir, peserta mengikuti kegiatan jemparingan (memanah) dan mengunjungi home industry pembuatan jamu tradisional sebelum mengunjungi Omah Gamelan di Prenggan, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul. "Ini kegiatan awal yang kami laksanakan untuk mendorong para travel agent untuk terus melakukan inovasi produk," katanya.

Menurut Direktur Sweety Tour ini, wellness famtrip tidak hanya disukai pasar domestik tetapi juga dicari oleh wisatawan mancanegara. Dengan penambahan paket wisata tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke DIY.

"Jadi teman-teman travel agent harus terus berinovasi agar calon wisatawan bisa memilih beragam paket wisata sesuai kebutuhannya," ujar Maria.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Singgih Raharjo membenarkan bahwa DIY berpotensi besar untuk mengembangkan wisata kesehatan. Hal itu dilihat dari potensi keberadaan medical tourism dan traditional medical tourism yang ada di DIY. "Potensi seperti ini bisa menjadi daya tarik alternatif wisatawan yang kami nilai luar biasa," ujar Singgih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Bidik Dugaan Penggelembungan Harga APD Covid-19

News
| Sabtu, 20 April 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement