Ratusan Nelayan Kulonprogo Bakal Terima Bansos Khusus Bulan Depan
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO — Ratusan nelayan Kulonprogo diusulkan mendapatkan bantuan sosial khusus dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Ratusan nama itu kini sudah diverifikasi, diajukan, dan rencananya mulai cair pada Oktober.
Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pengelolaan Pelelangan Ikan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo, Wakhid Purwosubiantoro menerangkan ada 431 nelayan Kulonprogo yang diajukan sebagai penerima bantuan sosial khusus dampak kenaikan harga BBM.
Advertisement
Ratusan calon penerima bansos tersebut merupakan nelayan di sepanjang pesisir Kulonprogo ditambah sejumlah nelayan air tawar seperti nelayan di Waduk Sermo.
"Iya kami sudah mengajukan 431 nama, [nelayan] semuanya. Kami punya data Kartu Usaha Kelautan dan Perikanan (Kusuka) nelayan khususnya, tetapi nelayan kan tidak hanya nelayan pantai, sudah kami verifikasi di tingkat DIY dan mereka punya kartu nelayan," kata dia, Senin (19/9/2022).
BACA JUGA: Kulonprogo Usulkan 16 Ternak Dapat Bantuan Kompensasi PMK
Informasi awalnya, para nelayan akan mendapat bantuan sosial uang tunai senilai Rp300.000 per bulan. Namun, Wakhid belum mengetahui berapa kali bantuan sosial itu akan dikucurkan.
Jumlah penerima bantuan sosial khusus nelayan ini disebutkan Wakhid berpotensi bisa berkurang lantaran adanya verifikasi mendetail. Verifikasi akan dilakukan untuk mengetahui apakah nama-nama nelayan yang diajukan sudah ter-cover oleh bantuan sosial yang lain atau tidak. Hingga nantinya didapatkan nama-nama nelayan yang sama sekali belum terlibat bantuan sosial manapun. "Yang masih free mana, itu yang nanti diverifikasi," tandasnya.
"Datanya sudah selesai, tetapi kami belum diberi pastinya [data akhir jumlah penerima bantuan]. Jadi 431 orang itu kemungkinan sangat berkurang, sekitar berapa mungkin. Tetapi kami berharap bisa penuh lah," ucap dia.
Dari sisi mekanismenya, Wakhid belum tahu apakah bansos akan dikirim langsung ke rekening nelayan atau melalui skema yang lain. "Saya belum tahu, itu nanti kami akan diberi arahan. Karena mulainya Oktober, nanti pasti diberi arahan apa lewat dinas atau lewat Kantor Pos atau lewat bank kami belum tahu," jelasnya.
Meski diwacanakan baru disalurkan Oktober, Wakhid berharap bantuan sosial dapat turun secepatnya, syukur di bulan September. Pasalnya September ini terhitung masa paceklik ikan bagi nelayan, sehingga adanya bantuan diharapkan dapat membantu nelayan. "Iya info awalnya Oktober, mudah-mudahan di September akhir ini bisa dicairkan segera," ujarnya.
"Di musim-musim sampai September ini kan masa-masa paceklik lah. Bantuan ini bisa dimanfaatkan betul-betul untuk kebutuhan sehari-hari masayarakat, nelayan khususnya. Untuk menyediakan kebutuhan konsumsi sehari-hari," tandasnya.
Sebelumnya Ketua Kelompok Nelayan Glagah, Ngudiwarno menuturkan bila kenaikan BBM ini membuat biaya nelayan untuk sekali melaut ikut membengkak. Sebelum harga BBM naik, dibutuhkan biaya Rp300.000 sekali melaut, kini paling tidak nelayan harus menyiapkan biaya Rp500.000 untuk sekali melaut.
Kondisi paceklik dan kenaikan BBM ini membuat nelayan menimbang-nimbang untuk melaut. Dituturkan Ngudiwarno, banyak nelayan enggan mengambil risiko mencari ikan di tengah musim paceklik ikan.
"Nelayan Glagah sementara masih libur, masih libur nelayan belum melaut. Musimnya belum mendukung ini, anginnya masih kencang, paling awal Oktober [intens melaut]," tambahnya.
Ngudiwarno juga menyampaikan bila seandainya kenaikan BBM ini tidak segera turun, ia berharap ada kompensasi harga BBM khusus untuk para nelayan. Pasalnya BBM menjadi salah satu komponen penting bagi nelayan yakni bahan bakar perahu untuk melaut dan mencari ikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
Advertisement
Advertisement