Advertisement

Promo November

Masuk Zona Merah, Glagah Berpeluang Jadi Wilayah Tsunami Ready Community

Catur Dwi Janati
Jum'at, 02 September 2022 - 08:27 WIB
Arief Junianto
Masuk Zona Merah, Glagah Berpeluang Jadi Wilayah Tsunami Ready Community Suasana verifikasi lapangan Tsunami Ready Community di Kalurahan Glagah pada Kamis (1/9/2022). - Harian Jogja/Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO — Kalurahan Glagah berpeluang ditetapkan sebagai wilayah Tsunami Ready Community atau Masyarakat Siaga Tsunami oleh The Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO (IOC). Dengan predikat itu, maka masyarakat Glagah dinilai sudah siap menerapkan standar internasional dalam mitigasi bencana alam tsunami.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Sleman, Setyoajie Prayoedhie menerangkan bahwa Tsunami Ready Community atau Masyarakat Siaga Tsunami merupakan salah satu kegiatan yang sudah diinsiasi oleh BMKG di sejumlah titik.

Advertisement

Ajie menerangkan, BMKG mencoba meningkatkan kapasitas masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana tsunami di wilayahnya.

"Indonesia mengajukan tujuh titik untuk Tsunami Ready Community dan sudah diverifikasi dan mendapat pengakuan itu di Benoa. Sementara untuk di DIY, itu mengajukan dua kalurahan di Gunungkidul dan Kulonprogo. Jadi harapan kami ya dua-duanya bisa mendapatkan pengakuan [Tsunami Ready Community]," kata dia di Kalurahan Glagah, Kamis (1/9/2022)  

BACA JUGA: Kasus HIV AIDS Kulonprogo Bergerak Fluktuatif, Ini Sebarannya

Dari tujuh titik tersebut, satu titik yang diproyeksikan menjadi masyarakat siaga tsunami adalah Kalurahan Glagah. Terlebih Ajie menilai Kalurahan Glagah berada di wilayah sekitar bandara yang menyatakan diri sebagai bandara yang tahan tsunami.

"Tujuan akhirnya [Tsunami Ready Community] ya zero victim itu yang kami harapkan. Apakah berhasil atau tidaknya, ya itu kalau memang sudah zero victim berarti apa yang sudah kami siapkan selama ini sudah berhasil," ujar dia.

Di sisi lain, geliat gerakan ini diharapkan Ajie dapat menular ke daerah lainnya yang memiliki potensi rawan tsunami. "Harapannya apa yang kami mulai di Glagah ini bisa ditiru di kalurahan-kalurahan lain khusunya daerah yang terdampak tsunami," ucap dia.

Head of Indian Ocean Tsunami Information Center (IOTIC) - IOC UNESCO, Ardito M. Kodijat yang melakukan verifikasi lapangan di Kalurahan Glagah menuturkan, pihaknya ingin memastikan kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami yang dibasiskan pada 12 indikator telah terpenuhi.

"Jadi ada 12 indikator yang harus dipenuhi supaya bisa diakui sebagai masyarakat siaga tsunami oleh IOC UNESCO," terangnya.

Ke-12 indikator masyarakat siaga tsunami, kata dia, dibagi dalam tiga kelompok, yakni asesmen atau kajian; kesiapsiagaan; dan respons.

Pada kelompok indikator asesmen, terdiri dari tiga indikator. "Masyarakat harus memiliki peta bahaya, harus mengetahui berapa jumlah masyarakat yang terpapar dalam peta bahaya tersebut dan harus bisa mengidentifikasikan sumber daya apa saja yang ada di Kalurahan. Nantinya sumber daya tersebut bisa digunakan untuk pengurangan risiko bencana," ujarnya.

Sementara indikator kelompok kesiapsiagaan terdiri dari lima indikator, salah satunya ialah kepemilikan peta evakuasi yang harus dimengerti oleh masyarakat.

Adapun dalam kelompok indikator respons, kelurahan harus memiliki rencana tanggap darurat apabila kondisi darurat apalagi bahaya tsunami terjadi. "Masyarakat harus memiliki kemampuan untuk melakukan tanggap darurat tersebut. Memiliki kemampuan untuk menerima peringatan dini," kata dia. 

Ardito menjelaskan, hanya ada sekitar 40 Tsunami Ready Community di dunia yang sudah diakui oleh UNESCO IOC. Di Samudera Hindia saat ini hanya ada tiga Tsunami Ready Community, dari tiga itu hanya satu di Indonesia sementara ini, yaitu di Benoa. "Kalurahan Glagah berpotensi menjadi salah satu Tsunami Ready Community terbaru bila lolos verifikasi UNESCO," ucap dia.

Carik Kalurahan Glagah, Panti menuturkan bila Tsunami Ready Community di Kalurahan Glagah sangat penting karena Glagah memang berada di zona merah potensi tsunami. " Jadi jika terjadi tsunami, kami merupakan wilayah yang paling terdampak. Dari sembilan padukuhan yang ada, kami masuk zona merah semua," tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Wamentan Dinobatkan sebagai Bapak Pembina Petani Milenial, Ini Alasannya

News
| Sabtu, 02 November 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Lebih Dekat dengan Pesawat Terbang

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 10:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement