Advertisement

Kasus HIV AIDS Kulonprogo Bergerak Fluktuatif, Ini Sebarannya

Catur Dwi Janati
Kamis, 01 September 2022 - 11:57 WIB
Sirojul Khafid
Kasus HIV AIDS Kulonprogo Bergerak Fluktuatif, Ini Sebarannya

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Perkembangan kasus HIV AIDS di Kulonprogo bergerak fluktuatif. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) jadi strategi yang digunakan guna mencegah pertambahan dan penyebarannya HIV AIDS di Kulonprogo.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulonprogo, Rina Nuryati, menerangkan pada tahun 2017 ada tambahan 40 kasus HIV AIDS di Kulonprogo dengan 11 orang meninggal dunia. Pada 2018, HIV AIDS bertambah 47 kasus, meninggal delapan orang.

Advertisement

Sementara di 2019, ada tambahan 31 kasus dengan empat orang meninggal. Untuk 2020 ada penambahan 27 kasus HIV AIDS dan 10 orang meninggal dunia. Sementara pada 2021 terdapat tambahan 29 kasus dan sembilan orang dinyatakan meninggal dunia.

"Untuk 2022 sampai dengan Juli ini ada 18 kasus dan yang meninggal empat orang," kata Rina, Rabu (31/8/2022).

Berdasarkan sebarannya, dari 2016 hingga Juli 2022, Kapanewon Panjatan menjadi wilayah dengan kasus terbanyak di Kulonprogo yakni sebanyak 29 kasus. Disusul dengan Kapanewon Wates 26 kasus, Temon 21 kasus, Lendah 21 kasus, Pengasih 20 kasus, Kokap 19 kasus, Girimulyo 15 kasus, Galur 13 kasus, Sentolo 13 kasus, Samigaluh 11 kasus, Nanggulan 10 kasus, dan Kalibawang 5 kasus.

Sementara berdasarkan umurnya, 68 kasus muncul dari kalangan usia 30-39 tahun, sebanyak 45 kasus dari rentang usia 20-29 tahun, sebanyak 38 kasus dari kalangan 40-49 tahun, sebanyak 31 kasus dari usia 50-59 tahun, sebanyak 16 kasus dari usia 60 tahun ke atas, tiga kasus dari kalangan usia 5-14 tahun, satu kasus dari usia 15-19 tahun dan satu kasus dari usia 1-4 tahun.

BACA JUGA: Terdesak Cicilan Koperasi, Emak-Emak asal Magelang Sikat Tas Bakul Pasar di Kulonprogo

Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, Sri Budi Utami, menerangkan bila angka kasus HIV AIDS kemungkinan ada kenaikan sedikit namun stabil. Menurutnya HIV AIDS tetap harus menjadi kewaspadaan.

"Kami tetap waspada kasus AIDS karena situasi masyarakat yang mungkin ada perubahan perilaku dari yang kemudian budaya seperti ini, kemudian menjadi budaya yang lebih luas lagi. Sehingga peluang untuk naiknya kasus itu bisa terjadi. Maka ya kita perlu kewaspadaan," tegasnya.

Meski mengalami kenaikan yang tidak signifikan, Budi tetap was-was akan potensi HIV AIDS di lapangan. Menurutnya angka kasus yang terdata belum bisa menggambarkan kasus sesungguhnya di lapangan.

"Tetapi kalau angka tidak ada data yang signifikan. Tapi sekali lagi yang namanya HIV AIDS tetap gunung es, yang di data yang ada itu adalah mungkin hanya sekelompok kecil dari kasus yang sesungguhnya terjadi di masyarakat," tuturnya.

Sehingga upaya pencegahan penyebarannya tetap dilakukan melalui sejumlah cara di antaranya Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). Melalui KIE masyarakat akan dijelaskan berbagai hal mengenai HIV AIDS.

"Untuk itu tetap KIE nomor satu, KIE jadi penjelasan kepada masyarakat HIV itu apa, penyebarannya melaui apa, kemudian pencegahannya seperti apa dan kalau misalnya terjadi gejala-gejala itu langkah-langkah apa yang dilakukan masyarakat," jelasnya.

BACA JUGA: Perda Retribusi Tenaga Kerja Asing, Bisa Jadi Fungsi Pendataan dan Pengendalian

Lebih lanjut Budi menuturkan bila penderita HIV AIDS dan TBC hampir mendapat stigma yang sama di kalangan masyarakat. "Stigma dalam arti agak dikucilkan begitu ya. Sehingga mungkin yang paling penting adalah juga kami imbau kepada masyarakat, kami berikan sosialiasi ke masyarakat bahwa kasus HIV ini bukan sesuatu yang aib," tandasnya.

Budi juga menambahkan bila saat ini dominasi penderita AIDS berasal dari kalangan dewasa muda. Langkah sampling seperti sampling Covid-19 belum akan dilakukan, namun pemeriksaan tetap dilakukan di titik-titik kelompok kelompok rentan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas

News
| Rabu, 24 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement