Advertisement
6 Warga Gunungkidul Meninggal karena AIDS
Foto ilustrasi HIV - Aids. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Jumlah penderita HIV-AIDS di Kabupaten Gunungkidul tidak hanya terus bertambah, pasalnya juga ada penderita yang dilaporkan meninggal dunia.
Hingga akhir September 2025, sudah ada enam penderita yang dinyatakan meninggal dunia karena penyakit yang menyerang kekebalan tubuh ini. “Yang meninggal sudah mengidap penyakit AIDS dan bukan HIV,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Zoonosis, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Yuyun Ika Pratiwi, Senin (1/12/2025).
Advertisement
Menurut dia, upaya penanganan terus dilakukan. Salah satu cara untuk menekan angka fatalitas dengan mengimbau kepada para pasien rutin minum obat ARV. Di sisi lain, juga diminta rutin mengecek kesehatan dan cek viral load sehingga tidak terdeteksi menyebabkan terjadinya penularan kasus.
“Minum obat ARV sebagai upaya meningkatkan kekebalan tubuh sehingga kondisi tubuh tetap fit,” katanya.
BACA JUGA
Yuyun memastikan obat diberikan secara gratis. Adapun identitas pasien juga dijamin kerahasiannya. “Sudah ada aturannya dan jadi SOP sehingga para pasien tetap bisa nyaman saat berobat ke puskesmas atau rumah sakit,” katanya.
Ditambahkan dia, untuk penyebaran kasus di tahun ini cenderung meningkat karena sudah ada 61 kasus baru. Rinciannya, ada 52 kasus HIV baru dan sembilan kasus AIDS baru.
Data ini, kata Yuyun, lebih tinggi ketimbang temuan pada 2024 sebanyak 53 kasus. “Tahun lalu ada 44 kasus HIV baru dan AIDS ada sembilan kasus baru,” katanya.
Menurut dia, tren penambahan kasus masih sangat mungkin terjadi. Pasalnya, data kasus di triwulan akhir 2025 belum masuk dalam catatan penderita HIV-AIDS yang baru.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, mengatakan upaya memerangi HIV/AIDS tidak hanya dalam penanggulangan dan pencegahan. Pasalnya, juga ada komitmen dari pemkab untuk memberikan perawatan kepada para pasien yang dinyatakan positif agar dapat hidup dengan normal.
Berbagai upaya yang dilakukan, salah satunya memastikan para pasien rutin mengonsumsi obat ARV. Di sisi lain, juga memastikan adanya ketersediaan obat sehingga akses pelayanan bagi penderita dapat terjamin dengan baik.
“Pemenuhan obat harus dijaga karena pengobatan ini sangat penting bagi para penderita HIV/AIDS agar dapat beraktivitas dengan normal,” katanya.
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




