Musim Paceklik Ikan dan BBM Naik, Nelayan Glagah Absen Melaut
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Nelayan di Pantai Glagah, Kulonprogo memilih tidak ambil risiko melaut di tengah musim paceklik ikan dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan BBM berdampak langsung pada alokasi biaya pengeluaran bahan bakar para nelayan yang ikut membengkak dalam sekali melaut.
Ketua Kelompok Nelayan Glagah, Ngudiwarno, menjelaskan kenaikan BBM ini membuat biaya sekali melaut ikut membengkak. Sebelum harga BBM naik, Ngudiwarno menyebut dibutuhkan biaya Rp300.000 untuk sekali melaut yang sudah termasuk biaya makan plus rokok. Kini nominal itu baru cukup untuk membeli bahan bakarnya saja. "Sekali melaut butuh 30 liter. Itu baru BBM belum makan dan rokoknya," kata Ngudiwarno, Senin (12/9/2022)
Advertisement
"Yang jelas BBM enggak boleh ditawar Rp10.000 kali 30 liter, plus makan dua kali sama rokok itu paling enggak Rp200.00. Minimal Rp500.000 sekali berangkat. Kalau sebelumnya Rp300.000 sudah cukup," tandasnya.
Kondisi ini membuat nelayan menimbang-nimbang untuk melaut. Pasalnya tak mesti dalam sekali melaut tangkapan ikan yang diperoleh bisa menutup biaya operasional yang tengah membengkak sekarang ini.
BACA JUGA: Penyaluran Bansos BBM di Kulonprogo Ditarget Rampung Pekan Ini
"Berangkat enggak mesti bakbuk. Ya itu tadi bapak mengatakan kok saya belum melaut karena jelas, kalau melaut jelas masih nombok, [biaya] operasionalnya enggak ketemu," tandasnya.
Menurut Ngudiwarno banyak nelayan enggan mengambil risiko di tengah musim paceklik ikan ini. Paling banter, nelayan baru berani berangkat bila dapat info ada nelayan lain yang dapat ikan di laut. "Betul [banyak nelayan tidak ambil risiko], jadi rata-rata nelayan Glagah Istilahnya injan-injen lah, injan-injen itu kalau kanan kiri yang melaut kami tahu dapat ikan baru kami melaut," tuturnya.
"Nelayan Glagah sementara masih libur, masih libur nelayan belum melaut. Musimnya belum mendukung ini, anginnya masih kencang, paling awal Oktober banyak ikan," tambahnya.
Bila kebijakan kenaikan BBM ini tidak segera turun, Ngudiwarno berharap ada kompensasi harga BBM khusus untuk para nelayan. Alasannya, BBM menjadi salah satu komponen penting nelayan dalam melaut dan mencari ikan.
"Ya kalau nelayan sih kalau enggak turun, khusus untuk nelayan di kasih istilahnya subsidi. Ya khusus nelayan mintanya penurunan, harga spesial untuk nelayan. Kalau nyarinya sekarang itu tidak sulit, BBM SPBU Glagah menyediakan. Tapi kayaknya terlalu tinggi untuk melaut, operasionalnya jadi tambah banyak," tegasnya.
Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pengelolaan Pelelangan Ikan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo, Wakhid Purwosubiantoro menerangkan bila dinas telah berkoordinasi dengan Pertamina terkait alokasi BBM bagi nelayan. Nelayan Kulonprogo cukup membawa surat rekomendasi Kalurahan dan KTP ke SPBU untuk selanjutnya didaftarkan MyPertamina lantas dapat membeli BBM untuk nahan bakar perahu 20 liter per hari.
"Jadi dipermudah ada semacam perlakukan khusus untuk para nelayan. Nelayan mengantongi surat rekomendasi dari kalurahan yang By Name By Address-nya kan sangat tahu, mereka nelayan apa bukan. Itu nanti datang ke SPBU untuk di daftarkan di My Pertamina," tandasnya.
BACA JUGA: Tolak Ajakan Mabuk, Seorang Mahasiswa Dipukul di Kulonprogo
Dituturkan Wakhid meski harga BBM naik, nelayan ingin BBM mudah didapat. Artinya saat nelayan mencari BBM tersedia dan mudah dicari.
Di sisi lain, Wakhid tak menampik bila seputaran bulan ini masih masuk dalam periode paceklik ikan. Ikan yang ada di laut sulit dicari, bila pun ada kurang bernilai jual tinggi. Kondisi paceklik ini diperparah dengan gelombang yang tinggi di sekitaran bulan ini.
Kendati demikian, dalam sepekan bisa jadi ada satu atau dua hari kondisi gelombang yang landai. Situasi ini dimanfaatkan sedikit nelayan untuk nekat melaut. Contohnya hari ini, Wakhid mencatat ada 12 nelayan yang melaut. Saat kondisi cuaca tengah bagus dan musim ikan datang, jumlah nelayan Kulonprogo yang melaut bisa mencapai 40 orang.
"Ini kan masih September, kalau secara pranata mangsa ini masuk paceklik, belum banyak ikannya. Tapi masih dapat ikan tapi tidak nilai ekonominya tinggi," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement