Advertisement
Kuliah Umum di UGM, Ini yang Disampaikan Duta Besar Ukraina
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyampaikan kuliah umum dalam Ambassador Lecture bertema Perang di Ukraina di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Jumat (16/9/2022).
Vasyl memaparkan geopolitik yang menjadi latar belakang perang Ukraina dan Rusia. Sejak pecahnya Uni Soviet pada 1990-an, perimbangan kekuatan di Eropa berubah. Beberapa negara bekas Uni Soviet masuk menjadi anggota Uni Eropa dan NATO. Ini dipandang sebagai ancaman bagi Rusia.
Advertisement
Dalam kuliah umum tersebut, Vasyl menyatakan perang telah menyebabkan krisis besar bagi warga Ukraina. Krisis yang dialami berupa krisis pangan, krisis keamanan dan banyak infrastruktur yang hancur dalam perang tersebut.
Vasyl menyebutkan terjadi pula pelanggaran hukum humaniter internasional dalam perang tersebut. Menurut dia, banyak warga sipil yang meninggal, terjadi pula pemerkosaan terhadap warga sipil.
Rusia dan Ukraina memiliki perbedaan mendasar dalam sejumlah hal, di antaranya terkait pembentukan negara dan ideologi. Ukraina tidak pernah memiliki kaisar atau raja karena semua pemimpin dipilih oleh rakyat dan bisa diberhentikan oleh rakyat jika dianggap tidak menjalankan tanggung jawab dengan baik. Hal ini berpengaruh terhadap cara pandang masyarakat Ukraina terhadap diri sendiri, negara, dan realitas di sekitar mereka.
“Orang Ukraina adalah orang yang bebas. Tanah air adalah jiwa kami dan hidup kami, maka kami tidak akan menyerahkannya dengan mudah,” ungkapnya.
Vasyl memaparkan selama agresi Rusia, puluhan ribu kasus pelanggaran kemanusiaan telah tercatat dengan jumlah korban yang tidak sedikit, termasuk di antaranya 389 anak-anak yang menjadi korban meninggal dunia. Ratusan ribu infrastruktur hancur, dan sejumlah wilayah hingga saat ini masih dikuasai oleh pasukan Rusia. Ia pun menyayangkan bahwa Rusia tidak mendapatkan sanksi yang setimpal dengan tindakan yang telah dilakukan.
Ia juga menyampaikan agresi Rusia kemungkinan menjadi sebuah upaya untuk merekonstruksi sistem dunia yang mulai bergerak menjadi unipolar pasca runtuhnya Uni Soviet.
“Unipolar memang tidak baik, makanya kita butuh kekuatan tandingan. Tapi apakah kita mau nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia disaingi oleh kediktatoran dan otoritarianisme, saya yakin tidak ada yang akan berkata ya,” kata Dubes.
Kuliah umum tersebut dihadiri oleh 100 lebih mahasiswa dari beberapa universitas di DIY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Layak Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
- Uzbekistan jadi Lawan Garuda Muda di Semifinal setelah Kandaskan Arab Saudi 2-0
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Cara Membeli Tiket KA Bandara Jogja via Online
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Advertisement