Pakar: Hilirisasi Riset Perlu Ditingkatkan Agar Bermanfaat untuk Masyarakat
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Hasil riset dari kalangan akademisi seringkali hanya mandeg di artikel ilmiah. Sehingga perlu didorong melalui hilirisasi, agar selain ditulis dalam bentuk artikel ilmiah, juga dapat diterapkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Dosen Ilmu Pemerintahan UMY, Ridho Alhamdi, menjelaskan melalui program konsinyasi para dosen didampingi agar mampu melakukan hilirisasi hasil riset yang bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga semua dosen diminta membuat konsep atau peta jalan agar riset dengan pengabdian yang dilakukan sejalan sehingga hasil riset bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Advertisement
“Dengan demikian, harapannya ilmu itu tidak hanya di menara gading, tidak hanya di artikel ilmiah saja tetapi juga dihilirisasi dan bermanfaat bagi masyarakat. Kami menggelar konsinyering penyusunan peta jalan riset diikuti para dosen Ilmu Pemerintahan,” kata Ridho, Kamis (29/9/2022).
Ridho mengatakan meski jurusan Ilmu Pemerintahan, tetapi hilirisasi tetap bisa dilakukan dengan menggandeng dari prodi lain seperti Teknik Industri, Teknik Sipil, dan lainnya. Terutama jika produk yang dihasilkan secara teknis dibutuhkan masyarakat. Ia mencontohkan terkait pengembangan desa melalui BUMDes, bisa masuk dengan memperkuat kapasitas SDM pengelola desa tersebut, sekaligus menggandeng kompetensi lain seperti pakar branding dari Ilmu Komunikasi.
BACA JUGA: Tak Hanya Soal Kontrasepsi, Kampung KB di Jogja Garda Pembangunan Kesejahteraan
“Kadang di desa ada potensi alam sungai yang menarik tetapi belum memiliki pemikiran untuk wisata, tetapi melalui kerja sama dengan universitas bisa membantu dalam pengembangannya,” katanya.
Hal itu pernah dibuktikan dengan adanya sebuah desa di Bantul yang mampu menghasilkan produk mie dari bahan Singkong namun kesulitan memasarkan. Setelah didampingi dengan melakukan branding dan promosi secara digital sehingga bisa berkambang. “Tetapi seringkali yang masih jadi kendala itu, penelitian tentang A tetapi pengabdian tentang B tidak seirima. Ini kami upayakan bisa satu topik dihilirisasi,” katanya.
Alumnus TU Dortmund University Jerman ini menyoroti, selama ini penelitian terapan selalu dikaitkan dengan ilmu eksak dan ilmu sosial dianggap hanya bisa berteori. Padahal sebenarnya ilmu sosial juga bisa untuk penelitian terapan dan bermanfaat untuk masyarakat. Hal itu bisa dimulai dari penelitian dasar, penelitian terapan, kemudian masuk ke paten lalu diterapkan ke masyarakat lewat pengabdian dan dilanjutkan dengan pengembangan.
BACA JUGA: Peringatan BMKG: Waspada! Ada Siklon Tropis Noru di Pantai Selatan DIY
Proses itu dapat dilakukan dengan menggandeng keilmuan lain sehingga menghasilkan hilirisasi riset yang lebih utuh dan bermanfaat bagi masyarakat. Konkretnya, ia saat ini sedang fokus penelitian terkait pemilu dan parpol dan memunculkan ide untuk membuat aplikasi pendeteksi pencegahan politik uang. Dari sisi kebijakan aplikasi ini perlu kolaborasi dengan KPU dan Bawaslu yang ranahnya tentu berada di Ilmu Sosial. Oleh karena ia menggandeng dosen dari Teknologi Informasi untuk membuat secara teknis aplikasi tersebut agar dapat didownload masyarakat.
“Ilmu sosial bisa menggandeng orang eksak, misalnya dengan Teknik Sipil terkait pembangunan jalan, nanti Ilmu Pemerintahan bisa masuk dari sisi kebijakan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
Advertisement
Advertisement