Advertisement

110 Hektare Lahan Pertanian di Bantul Terendam Air

Ujang Hasanudin
Senin, 03 Oktober 2022 - 14:37 WIB
Jumali
110 Hektare Lahan Pertanian di Bantul Terendam Air Camat Semanu Huntoro Purbo Wargono (mengenakan topi) meninjau lokasi banjir yang merendam area persawahan di Dusun Semenu Kidul, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Minggu (8/3/2020). - Istimewa/Dokumen Kecamat Semanu

Advertisement

Harianjogja.com, BANTULHujan lebat sejak Minggu (2/10/2022) malam hingga Senin (3/9/2022) pagi menyebabkan lebih dari seratus hektare lahan pertanian di Kabupaten Bantul terendam air.

Jika hujan terus mengguyur dalam beberapa hari ke depan, petani di Bantul akan mengalami gagal panen.

Advertisement

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo mengatakan ada tiga lokasi lahan pertanian yang terendam, yakni di Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri; Kalurahan Tirtohargo, Kapanewon Kretek; dan Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden.

BACA JUGA : Upaya Pemkab Bantul Agar Lahan Pertanian Tak Terendam

“Jenis tanaman yang terendam cukup banyak mulai dari cabai, jagung, kacang tanah, dan tanaman padi,” kata Joko, saat dihubungi Senin (3/9/2022).

Khusus di Kalurahan Tirtohargo, Kapanewon Kretek dan Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, ada sekitar 60 hektare lahan terendam air. Adapun sebagian besar tanaman yang terendam adalah cabai merah siap panen.

Lahan pertanian di dua kalurahan tersebut, diakui Joko menjadi langganan banjir, jika hujan mengguyur lebih dari dua jam. Sebab, posisi lahan cekung, sementara pembuangan air lebih tinggi dari lahan pertanian. Sementara di Selopamioro juga ada sekitar 50 hektare lahan pertanian terendam dan sebagian besar adalah lahan cabai merah besar dan kacang tanah.

Menurut Joko, tanamanan yang terancam gagal panen paling tinggi adalah cabai merah besar. Sebab, tanaman ini jika terlalu banyak air akan menyebabkan buah cabai cepat layu dan membusuk disusul tanaman cabai juga mati.

Sementara untuk jagung, kacang tanah dan padai lebih bisa tahan jika terendam air, "Tapi yang jadi andalan petani saat ini adalah cabai merah besar namun sudah beberapa kali dipetik,” ujar Joko.

Soal besaran kerugian, Joko mengaku masih menghitungnya. Pihaknya baru mendata lahan terendam. Joko mengatakan, jika hujan selesai dalam seharian ini kemungkinan kerugian tidak terlalu besar. Namun berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan masih akan terjadi hingga 8 Oktober mendatang,

“Kalau hujan terus dalam beberapa hari ke depan kemungkinan kerugian besar,” ucapnya.

Ketua Kelompok Tani Lahan Pasir Manunggal Srigading, Subandi mengatakan untuk lahan pasir yang terendam air sekitar satu hektare. Durasi terendam juga tidak lama, karena Senin pagi air sudah surut.

“Kalau lahan pasir tidak terlalu berpengaruh, yang banyak terendam itu lahan sawah,” katanya.

Sebagian besar tanaman yang terendam adalah tanaman cabai merah besar. Namun jenis tanaman tersebut diakuinya juga sudah beberapa kali dipanen sehingga petani tidak rugi banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

2 Pesawat Penerbangan Sipil Ini Langsung Putar Haluan Hindari Serangan Israel ke Iran

News
| Jum'at, 19 April 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement