Kok Bisa Satpol PP Kulonprogo Ngurusi Seragam Sekolah Sampai Dituduh Menyekap? Seperti Ini Pembelaan Satpol PP

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Sejumlah aparat Satpol PP Kulonprogo dilaporkan ke Polda DIY atas tuduhan penyekapan kepada wali murid SMAN 1 Wates. Satpol PP Kulonprogo mengelak dari tuduhan yang dilayangkan wali murid bernama Agung Purnomo.
“Tidak terjadi [penyekapan]. Kalau definisi saya yang namanya penyekapan itu kan duduk, diintimidasi, dituding-tuding disampaikan hal-hal yang seperti itu lah,” kata Kepala Bidang Trantibum Satpol PP Kulonprogo, Alif Romdhoni, Senin (3/10/2022).
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Alif kemudian menjelaskan kenapa Satpol PP Kulonprogo terlibat dalam urusan seragam SMAN 1 Wates.
“Kenapa di Satpol PP? Karena pertimbangannya Mas AP [Agung Purnomo] senantiasa menunjukkan bahwa dia penyidik. Satpol PP adalah koordinator penyidik [penyidik pegawai negeri sipil], tapi dia bidangnya tata ruang,” ujar dia, pada Senin (3/10/2022).
Menurut Alif, sebelumnya Agung meminta bertemu di SMAN 2 Wates, karena dia alumni sekolah tersebut.
BACA JUGA: 3 Orang Dipolisikan Terkait Dugaan Penyekapan dan Intimidasi di Kantor Satpol PP Kulonprogo
“Terus menyampaikan ke SMA 2, akan difasilitasi bertemu dengan Kepala SMA 1 di SMA 2. Kepala SMA 1 minta tempat yang netral saja. Lalu komunikasi ke komite dan paguyuban orang tua, lalu disepakati pertemuan di Satpol PP Kulonprogo sebagai tempat yang dianggap netral,” terangnya
Alif juga telah meminta izin Kepala Satpol PP untuk memakai ruangannya sebagai lokasi mediasi. Di situ, Alif menghadirkan semua komite sekolah, paguyuban orang tua, kepala sekolah, dan Agung Purnomo.
BACA JUGA: Kronologi Orang Tua Siswa SMAN 1 Wates Diduga Disekap & Diintimidasi karena Laporkan Masalah Seragam
Menurutnya diskusi tersebut berjalan terbuka, meski ada intonasi yang naik turun. “Jadi penyekapan tidak benar,” kata dia.
Pengurus Paguyuban Orang Tua (POT) SMAN 1 Wates Nurhadi mengatakan Agung menduga ada pihak-pihak yang ingin menikmati selisih harga dari pengadaan seragam. Nurhadi menyebut Agung merasa harga yang diberikan oleh toko terlalu mahal.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Deretan Warung Sate di Seputaran Imogiri, Serbu Saat Buka Puasa!
Advertisement
Berita Populer
- Anak Muda Diperkenalkan Wayang Lewat Animasi Srikandi
- Dinilai Belum Standar, Lokasi Pembangunan IPA Seropan Diperluas
- Larang Baju Bekas, Pemerintah Harus Perhatikan Kebutuhan Sandang Warga Miskin
- Begini Progres Konstruksi dan Pembebasan Lahan Tol Jogja Bawen
- Jaringan Gas Bakal Tersambung ke 12.900 Rumah Tinggal di DIY
Advertisement