Advertisement
Tradisi Kenduri di DIY Tetap Dilestarikan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY berkomitmen memfasilitasi masyarakat dalam upaya pelestarian tradisi, salah satunya kenduri. Selain wujud rasa syukur kepada Tuhan, kenduri menjadi media saling bertemu dan bersilaturahmai antarwarga.
Tradisi budaya ini dibahas dalam diskusi Rembag Keistimewaan bertajuk Kenduri Tradisi Sarat Arti yang Lestari Kini dan Nanti yang disiarkan melalui Youtube Paniradya Kaistimewan DIY pada Kamis (13/10/2022).
Advertisement
Kabag Pelayanan dan Umum Paniradya Kaistimewan DIY Ariyanti Luhur Tri Setyarini mengatakan sebagai daerah istimewa yang diberi kewenangan di bidang budaya, DIY memiliki komitmen untuk melestarikan tradisi budaya. Sesuai dengan regulasi, beragam tradisi yang mengakar di tengah masyarakat dilindungi dengan berbagai program yang digulirkan di tengah masyarakat. Adapun kenduri menjadi salah satu tradisi yang dilakukan secara turun temurun dan sudah sangat mengakar di tengah masyarakat.
“Tradisi kenduri ini sebagai wujud rasa syukur sekaligus memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberikan kelancaran di kehidupan masyarakat berikutnya. Ini kami terus lakukan pelestarian atau nguri-uri kenduri ini,” katanya saat menjadi pemateri dalam diskusi Rembag Keistimewaan tersebut.
Ia menilai keterlibatan masyarakat untuk pelaksanaan kenduri atau tradisi di wilayah DIY masih tergolong kuat. Contohnya pelaksanaan rasulan di Kalurahan Putat, Patuk, Gunungkidul yang diikuti seluruh elemen masyarakat dari anak, pemuda hingga usia tua. “Kami apresiasi kalangan anak muda ini cukup banyak yang peduli terhadap tradisi seperti rasulan, mereka ikut menguri-uri,” ucapnya.
Ketua Kalurahan Mandiri Budaya Putat Patuk Gunungkidul Kemiran menjelaskan kenduri merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dalam pelaksanaannya dilengkapi dengan uba rampe. Tidak ada sejarah khusus tetapi masyarakat meneruskan warisan nenek moyang hingga saat ini dilestarikan.
Adapun kenduri yang dilakukan baik secara massal seperti saat muludan dengan membawa berbagai uborampe ke pedukuhan kemudian pemuka agama yang memimpin doa secara bersama-sama. Tradisi ini sudah sejak dahulu bahkan tidak terdeteksi tahun berapa dimulai. Selain itu upacara adat bersih desa atau rasulan yang waktunya untuk di Putat digelar ada yang Senin Legi dan Senin Pon.
“Untuk rasulan ini uba rampe sepenuhnya dari masyarakat, karena semangatnya melestarikan kenduri dan itu setiap tahun berjalan dan masyarakat sangat bersemangat ketika pelaksanaan,” ujarnya
Ia mengatakan kenduri secara individu berkaitan dengan perhitungan penanggalan Jawa, seperti mencari hari baik dengan meminta pertimbangan dari tokoh masyarakat. Bentuk uba rampe pelaksanaan berbeda-beda dan sangat tergantung kemampuan dan kebutuhan setiap individu masyarakat. “Banyak nilai positif yang didapatkan dari kenduri ini terutama mempertemukan warga sehingga saling bertemu,” ucapnya.
Rois Kalurahan Putat Patuk Gunungkidul Waluyo menambahkan uba rampe setiap kenduri berbeda, misalnya rasulan ada nasi gurih dan ingkung, lalapan mentah dan sambel, selain itu sekar konyoh, jenang merah, jenang baro-baro, pliringan dan jenang jawa. Selain itu ada ambengan atau nasi dengan lauk pauk lengkap. Sedangkan untuk kenduri orang orang meninggal terdiri atas nasi gurih, ingkung, among-among, tumpeng pungkuran atau dibelah menjadi dua yang dihadapkan berlawanan kemudian disaningkan dengan paha ayam dan kaki ayam. Selain itu uba rampe lain ada ketan, kolak, maupun apem.
“Seperti kenduri among-among itu banyak sekali, seperti sapi yang baru melahirkan juga ada kendurinya sebenarnya , kalau lahir jantan diberi tambahan jadah, kalaU betina tidak pakai jadah. Selain itu ada kenduri kandang, maupun kenduri saat memiliki motor atau mobil. Intinya wujud rasa syukur,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Puluhan Narapidana Diduga Keracunan Miras Oplosan, Satu Orang Tewas
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Tim Pembela Mbah Tupon: Pekan Depan Sudah Ada Tersangka
- Peringati May Day, Ribuan Buruh DIY Suarakan Penolakan Penggusuran Area Parkir ABA dan Warga Sekitar Stasiun Lempuyangan
- Kompor Lupa Dimatikan, Rumah Pengusaha Katering Ludes Terbakar di Kulonprogo
- Puluhan Warung di Pantai Depok Diterjang Gelombang Pasang
- Bukan Turun ke Jalan, Ratusan Buruh di Bantul Pilih Peringati Hari Buruh di Pendopo Kantor Bupati
Advertisement